Chapter 45

20.3K 1.5K 44
                                    

Happy Reading🌻

Suara gemuruh hujan menerpa bagian atas mobil, membuat seorang pria terbangun dari tidur nyenyaknya.

Dengan perlahan kelopak matanya mulai terbuka, menyesuaikan cahaya yang tak cukup terang masuk ke dalam retina matanya.

"Argghh," erangnya dengan memegang bagian kepalanya yang terasa berat efek minuman semalam.

Dia dengan sekuat tenaga mencoba membuka kedua bola matanya. Tatapan yang mulanya menatap ke arah depan, kini harus teralihkan ke arah samping kemudi.

Kedua alisnya menukik tak mengerti saat matanya berhasil menangkap keberadaan seorang pemuda yang tengah tertidur nyenyak di sampingnya.

Dengkuran halus itu terdengar jelas memasuki gendang telinga Satria yang sedari tadi kebingungan.

Tapi kebingungan itu tak berselang lama saat selintas bayangan tentang kejadian semalam berhasil memasuki pikirannya.

Rupanya mereka berdua dari semalam berada di dalam mobil milik Satria yang masih terparkir rapi di parkiran klub.

Mengenai pemuda semalam, rupanya pemuda itu ikut tertidur di dalam mobil milik Satria dengan begitu nyenyaknya.

"Ck," decak Satria.

Karena tenggorokannya yang terasa serat, dia pun segera mencari keberadaan botol air putih yang biasanya selalu dia taruh di dalam mobilnya.

Satria berhasil menemukan botol minumannya yang ternyata berada di dalam pelukan pemuda yang tidak dia kenal itu. Dia menggelengkan kepala saat melihat tingkah aneh pemuda itu, dan tanpa perasaan menarik kasar botol minumannya.

Hal itu cukup membuat pemuda manis itu terperanjat kaget dengan langsung bangun dari tidurnya.

Sedangkan Satria sama sekali tidak peduli, terbukti saat ini lelaki itu tengah meminum minumannya sampai tenggorokannya terasa jauh lebih baik.

"Pergi sana!" sentak Satria tanpa perasaan, mampu kembali mengejutkan pemuda itu yang terlihat belum sepenuhnya sadar.

"Pergi kemana?" tanya pemuda itu sambil mengucek matanya, masih tak menyadari tatapan tajam yang Satria layangkan untuknya.

"Cih," decih Satria dengan memalingkan wajahnya ke arah lain saat melihat tingkah polos pemuda yang berhadapan dengannya saat ini.

Drtttt!

Getaran ponsel yang berada di saku celana yang Satria kenakan, mampu mengalihkan atensi lelaki itu. Dia dengan cepat mengambil ponselnya.

Detik berikutnya kedua bola mata Satria membola sempurna saat melihat begitu banyaknya panggilan tak terjawab dari kedua orang tuanya, juga notifikasi dari asisten pribadinya.

Tanpa menghiraukan apapun lagi, Satria dengan cepat mengecek semua nofikasi itu. Kembali bola matanya terbelalak. Dia terkejut dengan informasi yang baru saja dia dapatkan.

"Kakak kenapa?"

Terdengar suara dengan nada lembut memasuki gendang telinga Satria.

"Ngapain lu masih di sini. Pergi!" kesal Satria dengan raut wajah menyeramkan.

Pemuda manis itu hanya menelan ludahnya kasar saat melihat respon dan tatapan menyeramkan dari Satria.

"Umm, a-aku Lio kak namanya," ucap sang pemuda yang mengaku namanya Lio.

"Gue gak perduli dan gue gak nanya siapa nama lu. Pergi gue bilang," sarkas Satria dan menatap tajam Lio.

"I-Itu kak, a-aku mau bilang makasih karena kakak udah nolongin aku semalem," gugup Lio berbicara dengan susah payah.

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang