Happy Reading🌻
BRUK!
"Sakit monyet!" Sean mengumpat kesal saat tubuhnya ambruk di atas sofa yang berada di dalam kamar Elang.
Ponsel mahalnya pun menjadi sasaran kemarahan Elang saat lelaki itu melempar ponselnya dengan cukup keras di atas meja depan sofa. Hal itu membuat kedua bola mata Sean membulat dan langsung mengambil ponselnya.
"Hape gue anjir, main lu lempar-lempar aja! Kalo rusak gimana?!" omel Sean dan segera mengecek kondisi ponselnya.
"Buang!" titah Elang.
"Enak aja lu kalo ngomong."
"Buang gue bilang!" geram Elang sekali lagi dengan semakin menatap tajam pemuda yang masih duduk di atas sofa.
"Dih, gak mau. Lu napa sih?" jengah Sean tak mau kalah. "Kasih gue alasan kenapa gue harus buang hape ini?"
"Gue gak mau si Satria hubungin lu. Lu gak boleh deket sama dia. Lu ngerti gak sih?"
"Enggak, gue gak ngerti," ketus Sean dan segera bangun dari duduknya, berniat untuk pergi dari kamar lelaki itu.
Grep!
BRUK!
"Anying! Lu kira badan gue baja, bisa lu banting seenaknya!" kesal Sean pada Elang yang tengah menenggelamkan kepalanya di lekukan leher pemuda itu.
"Gue gak mau lu deket sama dia."
Sean terdiam saat telinganya mendengar dengan jelas ucapan Elang. Kemarin Sean sudah mencoba membahas hubungannya dengan Satria, dan tanggapan Morgan dan Jesslyn malah membuatnya semakin sulit untuk segera membereskan semuanya.
Morgan dan Jesslyn meminta Sean untuk mencoba menerima Satria, alias mencoba mencintai Satria selama 1 bulan lamanya. Tapi jika Sean masih tidak dapat mencintai Satria, maka Morgan dan Jesslyn sepakat akan menyetujui permintaan Sean untuk membatalkan perjodohan mereka.
Kemungkinan besar Elang juga sudah mengetahuinya, makanya lelaki itu kini bersikap seperti ini.
"Yan, lu gak suka sama Satria kan?"
Sean dengan perlahan tapi pasti segera menggelengkan kepalanya pelan. Memang benar, dia tidak menyukai Satria sedikit pun.
"Errgghh," erang Sean tiba-tiba saat merasakan kulit lehernya dihisap oleh Elang.
Setelah membuat tanda merah di leher pemuda itu, Elang mengangkat kepalanya hingga kini dahinya bertumpu di atas dahi Sean.
Kedua mata mereka saling tatap satu sama lain, dengan hembusan napas berat Elang keluarkan.
Mata Elang semakin menatap dalam bola mata biru yang dilapisi lensa hitam itu, dan dengan perlahan tangannya menyingkirkan kacamata bulat yang Sean gunakan.
Elang mengangkat dagu Sean, hingga hidung keduanya mulai bersentuhan. Dia lalu dengan perlahan tapi pasti mulai menyatukan bibir mereka.
Cup!
"Gue gak mau bibir ini ada yang cium selain gue," ucap Elang sambil melumat bibir itu dengan lembut dan penuh perasaan.
"Cuma gue yang boleh giniin lu. Satria gak boleh Yan," lanjut Elang sambil mengusap pelan bibir bawah Sean.
Cup!
"Cuma gue," ucapnya lagi, dan Sean hanya bisa menganggukkan kepalanya jengah.
"Iya bayi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Confidential (END)
Teen Fiction⚠️ BL LOKAL Sean Wilson terlibat dalam insiden dengan seorang lelaki mabuk di tengah jalan. Namun, tanpa disadari ia meninggalkan barang berharga di tempat kejadian yang akan membawa perubahan besar dalam hidupnya. "Kita gak pacaran, tapi lu punya...