Chapter 06

29.8K 2.3K 71
                                    

Happy Reading🌻

"Jadi Iyan udah pulang ke Indonesia, Pa?" tanya Satria dengan raut wajah bahagia.

Dia adalah anak pertama dari pasangan Morgan dan Jesslyn. Satria berusia dua tahun lebih tua dari Elang.

Morgan yang mendapatkan pertanyaan seperti itu tersenyum tipis.

"Iya, kemarin Oma Rima ngasih tahu Papa," jelas Morgan jujur.

Sedangkan Satria, lelaki itu semakin menampilkan senyum lebarnya. Dia sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan pemuda yang tiga tahun lalu dijodohkan dengannya.

"Iyan tinggalnya sama siapa, Pa?" tanya Satria lagi, yang mendapat gelengan kepala dari Morgan.

"Jadi dia tinggal sendiri di rumah yang dulu?" Kembali Satria bertanya dengan sangat semangat.

"Papa gak tau. Oma Rima cuma bilang kalau Iyan udah ada di Indonesia. Oma Rima juga nitip Iyan ke Papa, takut Iyan kenapa-kenapa di sini sendirian," jawab Morgan.

Hal itu mampu membuat Satria mengangguk paham.

"Kemarin katanya Elang pulang, Pa? Kata Mama dia bawa cowok asing."

Satria mengubah topik pembicaraannya dan membahas sang adik.

Terlihat Morgan berdecak pelan sambil mengusap wajahnya kasar. "Dia pulang cuma mau ngambil baju."

"Entah hal memalukan apa lagi yang akan dilakukan adikmu itu," lanjut Morgan saat kembali mengingat kejadian kemarin.

Ditambah lagi kemarin dia baru pertama kali melihat putra bungsunya itu membawa orang asing ke rumah, selain dari teman satu gengnya.

"Cowoknya manis gak, Pa?"

"Ck kamu ini, lihat aja sendiri nanti!" decak Morgan dan menggelengkan kepalanya pelan.

Sedangkan Satria hanya mengangguk paham. Biar nanti saja dia tanya langsung pada Elang, sekaligus memberitahukan kabar baik ini pada adiknya itu.

***

"Kapan gue dipecat jadi babu lu?"

Sean sudah lelah menjadi babu Elang. Apalagi tadi lelaki itu bilang Sean harus setiap hari ke apartemennya untuk bersih-bersih.

"Awas, jangan halangin gue!" Elang menatap kesal Sean yang berada di depan sana, tengah berdiri menghalangi layar televisi.

Sedangkan Sean, dia berkacak pinggang dengan sebelah tangan memegang gagang sapu.

"Gue gak mau jadi babu lu lagi," geram Sean semakin menatap kesal Elang.

Terlihat Elang dengan wajah biasanya malah menggelengkan kepala.

"..."

"Bangke! Lu masih mempermasalahi baju yang hilang itu? Nanti gue ganti yang baru!" bentak Sean dengan wajah merah padam.

Elang mengedikan bahunya dan mengabaikan ucapan Sean.

Sean menghembuskan napas kasar, kembali melanjutkan membereskan apartemen Elang yang berantakan.

"Lu harus gaji gue 5x lipat, plus bunganya!" dumel Sean dengan fokus memunguti pakaian kotor milik Elang.

Entah bagaimana cara hidup lelaki itu, sampai pakaian kotor pun tergeletak di lantai ruang tamu.

Karena terlalu ribet mengenakan kacamata jika sedang berkerja seperti ini, Sean lebih memilih membuka lalu menyimpannya asal.

Setelah itu dia melenggang pergi ke arah tempat mesin cuci.

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang