Chapter 42

21.4K 1.9K 209
                                    

Happy Reading🌻

Di sebuah ruangan di kediaman keluarga Reymorgen, terdapat dua keluarga yang tengah berkumpul.

Oma Rima sebagai tokoh yang dituakan, tentunya menjadi orang yang paling di hormati dan di segani oleh mereka yang berada di sana.

Sean dan Elang, dua remaja itu tengah duduk di atas sofa dengan terus saling menyalahkan satu sama lain.

"Lu sih," bisik Sean.

"Ck, salah lu lah. Ngapain ngajak gue bolos," balas Elang tak mau kalah.

Satria, pria itu tengah menatap tak suka pada interaksi keduanya. Harusnya dia yang duduk di samping Sean saat ini, bukan adiknya.

Sedangkan Oma Rima hanya mampu menghela napas lelah melihat cucu nakalnya itu.

"Masih mau bolos, hm?" tanya Oma Rima dengan menaikan sebelah alisnya.

Dua remaja itu seketika tersentak kaget dan segera menggelengkan kepalanya cepat.

"Gak Oma," kompak Sean dan Elang.

Mereka berdua telah tertangkap basah membolos di apartemen Sean, dan entah bagaimana caranya sang Oma bisa tahu jika mereka berada di sana.

"Maafkan Elang, Oma. Dia memang selalu berbuat ulah," sahut Morgan dan menatap tajam Elang.

Tentu ucapan Morgan jelas mendapat dukungan dari Jesslyn dan Satria yang menganggukkan kepalanya.

"Bener Oma. Pasti Elang yang ngajak Iyan buat bolos," kompor Satria yang langsung mendapat delikan tak suka dari Elang.

Sedangkan Oma Rima terlihat masih setia mendengarkan ucapan mereka dengan sesekali menyesap teh hangatnya.

Sean, pemuda itu merapatkan bibirnya tak mau mengeluarkan suara. Kali ini biarkan saja Elang yang disalahkan. Karena jika Oma nya sampai tahu dia yang mengajak Elang bolos, maka akan dipastikan Sean akan terus-menerus mendengarkan ceramahan sang Oma.

"Yan, ngomong dong njing," bisik Elang tak terima jika dia yang disalahkan. Dia takut jika nanti imbasnya pada restu Oma Rima. Jelas sekali Elang takut akan hal itu.

Sean mengedikan batak acuh, lebih memilih menyelamatkan dirinya sendiri kali ini. Jujur saja saat ini Sean tengah menahan mati-matian tawanya saat melihat ekspresi Elang.

"Males," jawab Sean dengan suara pelannya, mampu membuat Elang kesal bukan main.

"Sudah cukup!" ucap Oma Rima mampu membuat suasana kembali menghening.

Plak!

"Saya tahu siapa dalang dari pembolosan ini," ucap Oma Rima setelah menampar paha Sean, membuat pemuda itu merubah raut wajahnya menjadi dongkol.

"Iya iya Oma, Iyan ngaku," kata Sean pada akhirnya. Oma nya ini bagai cenayang saja. Jika Sean berbohong, pasti akan ketahuan.

Sedangkan Elang, lelaki itu nampak menghembuskan napas lega.

"Jelasin!"

"Pagi tadi Iyan jambak-jambakan Oma, terus baju Iyan sobek. Makanya kita bolos aja," jelas Sean

Seketika semua atensi mata nampak terarah pada pemuda manis itu.

"Ini baju siapa?" tanya Jesslyn sambil menunjuk seragam besar yang Sean gunakan.

"Punya Elang," jawab polos Sean mampu membuat mereka menghembuskan napas berat.

Plak!

"Kamu ini! Daddy kamu itu panglima angkatan laut. Masa anaknya berantem cuma jambak-jambakan aja. Kalau perlu pelintir lehernya," ucap Oma Rima dengan kembali menampar paha Sean.

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang