Happy Reading🌻
Satria tengah mematung dengan remasan cukup kuat dia salurkan pada boneka kecil di tangannya. Matanya menatap kosong pintu lift yang sudah tertutup rapat.
Pikirannya mulai melayang pada kejadian beberapa menit lalu, dimana dia melihat calon istrinya ditarik paksa masuk ke dalam lift oleh orang yang juga sangat dia kenal.
Niat hati ingin mengembalikan boneka milik Sean yang tertinggal di mobilnya, dia malah melihat hal yang mengejutkan seperti tadi.
Banyak pertanyaan yang mulai muncul di benaknya mengenai apa yang sudah dia lihat itu.
Ada hubungan apa antara Sean dan adiknya?
Untuk apa Elang menarik Sean ke dalam gedung apartemennya?
Sedekat apa hubungan mereka?
"ARGGH BANGSAT!" umpat Satria sambil melempar kasar boneka yang dia genggam.
BUGH!
Satria menonjok stir mobil dengan cukup keras untuk menyalurkan rasa kesal dan marahnya. Haruskah dia pergi ke apart Elang dan memastikan semuanya?
"Elang," geram Satria dengan menatap tajam ke depan sana dengan raut wajah merah padam dan mata menyorot kekesalan yang mendalam.
"Lu mau rebut Iyan dari gue? Gak akan gue biarin. Lu gak ada apa-apanya di banding gue. Gue lebih pantes buat dapetin Iyan."
Senyum menyeringai itu jelas terlihat di bibir Satria. "Jangan harap lu bisa ambil Iyan dari gue, Elang."
"Meskipun lu adik gue, tapi gue gak bakal ngalah. Bila perlu gue singkirin elu."
***
BRAK!
Suara pintu tertutup rapat menggema di telinga Sean. Dia dengan wajah takut-takut menatap Elang yang tengah menampilkan wajah menyeramkan.
Jam sudah menunjukan pukul 10 malam, dan mereka baru saja pulang. Jantung Sean sudah berdegup kencang saat Elang dengan tiba-tiba menarik dirinya ke apartemen lelaki itu.
"Lang, gue mau pulang."
Sean mencoba menghindari tatapan tajam Elang. Dia cukup mengerti kenapa lelaki itu seperti ini.
Masalah Satria yang merangkul tubuh Sean tanpa pemuda itu sadari, dan juga saat di basement apartemennya, Satria dengan tiba-tiba dan tanpa di duga berhasil mencium pipinya.
Dan lebih sialnya lagi, Elang melihat kejadian itu dengan mata kepalanya sendiri.
Kembali lagi pada Elang yang kini semakin menatap Sean tajam dengan gerakan cepat menarik pinggang Sean semakin dekat ke arahnya.
"Gue udah bilang jangan deket-deket sama dia. Lu budeg hah?! Lu mau mancing emosi gue, apa lu mau liat gue marah? Jawab!"
Sean memejamkan matanya erat-erat saat telinganya mendengar ucapan Elang yang cukup keras.
"Lu, lu arrghh, bangsat!"
Sean menelan ludahnya kasar dan membuka matanya untuk langsung menatap mata tajam itu.
"Tadi tiba-tiba dia ciuーhempt!"
Sudah tidak aneh lagi jika Elang selalu memotong ucapan Sean dengan sebuah ciuman. Sean dengan cepat melepaskan ciuman itu.
"Elang, gue belum selesai ngomong!" sentak Sean kesal dan kembali menatap Elang.
Sedangkan Elang, lelaki itu mengusap bibirnya yang terasa basah dengan mata yang juga menatap Sean datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Confidential (END)
Teen Fiction⚠️ BL LOKAL Sean Wilson terlibat dalam insiden dengan seorang lelaki mabuk di tengah jalan. Namun, tanpa disadari ia meninggalkan barang berharga di tempat kejadian yang akan membawa perubahan besar dalam hidupnya. "Kita gak pacaran, tapi lu punya...