Happy Reading🌻
Dengan penuh keterpaksaan, Sean kini tengah berada di dalam mobil milik Elang. Tadi saat bel pulang sekolah, lelaki dingin itu tiba-tiba menyeret paksa dirinya masuk ke dalam mobil.
Dan berakhir seperti ini, duduk di samping Elang yang tengah fokus menyetir dengan wajah datarnya yang khas.
Ya, Sean sudah cukup tahu siapa itu Elang. Dia telah mencari tahu informasi tentang seorang Elang Ardyal Reymorgen.
Untuk kali ini Sean cukup terkejut mengetahui fakta bahwa Elang merupakan salah satu anak dari keluarga Reymorgen.
Jadi dia sudah tidak heran lagi dengan segala sikap Elang, apalagi perilaku yang minim akhlak sama dengannya. Ya, Sean mengakui dirinya bukan orang yang baik.
"Lu sebenarnya siapa?" tanya datar Elang memecah keheningan.
"Manusia lah, pake nanya. Masa dedemit kan gak mungkin," sahut Sean acuh tak acuh dengan masih fokus menatap keluar jendela.
Sean tersenyum kecil saat mendengar geraman tertahan Elang. Asik sekali rasanya menjahili manusia es satu ini.
"Gue udah tau lu siapa."
"..."
Sean tak terkejut lagi mendengar ucapan Elang. Biarkan saja lelaki itu mengoceh sepuasnya.
"Jadi lu gak usah pura-pura lagi di depan gue," kata Elang melanjutkan.
"Kalo lu tau, kenapa masih nanya?"
Kembali Elang menggeram kesal mendengar jawaban seperti itu. Tak terasa mobilnya sudah berhenti di pekarangan rumahnya yang lumayan besar.
"Turun!"
Sean menurut saja. Dia tanpa bantahan turun dari mobil itu, lalu ikut masuk ke dalam rumah, membuntuti Elang.
Entah apa yang akan laki-laki itu lakukan sampai membawanya ke rumah keluarga Reymorgen seperti ini.
"Ingat pulang juga kamu." Suara bariton mampu menghentikan langkah kaki Elang yang otomatis Sean pun ikut berhenti.
Sean dapat melihat aura dingin dan mencekam dilayangkan oleh seorang pria yang tak lain adalah ayah dari Elang.
Kedua pasang mata anak dan ayah itu saling menatap tajam satu sama lain. Itu bukan tatapan sebagaimana anak dan orang tua, namun itu terlihat seperti tatapan permusuhan.
"Saya kira kamu udah mati," maki Morgan semakin menatap tajam putra bungsunya.
Tanpa mau menjawab atau hanya sekedar mengucapkan sepatah kata pun, Elang memilih pergi melanjutkan langkahnya, dengan tiba-tiba menggenggam tangan Sean dan menariknya mengikuti langah lelaki itu.
"Dia siapa? Jalang kamu?"
BRAK!
Elang menutup pintu kamar dengan sangat kencang. Hal itu mampu membuat kuping Sean berdengung.
"Sorry." Satu kata itu keluar dari mulut Elang. Lelaki itu menatap Sean dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Gak papa," jawab Sean seadanya. Dia cukup kaget karena ternyata hubungan Elang dengan keluarganya tak semulus berita di luaran sana.
"Gue cuma mau ngambil baju," kata Elang dengan melangkah ke arah walk in closet.
"Gak nanya," jawab polos Sean, mampu membuat Elang menatap kesal padanya.
"Canda elah," lanjut Sean sambil tersenyum congkak.
"Harusnya babu yang kerja."
Elang melempar tas jinjing yang berukuran cukup besar ke arah Sean, yang dengan sigap segera menangkap tas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Confidential (END)
Teen Fiction⚠️ BL LOKAL Sean Wilson terlibat dalam insiden dengan seorang lelaki mabuk di tengah jalan. Namun, tanpa disadari ia meninggalkan barang berharga di tempat kejadian yang akan membawa perubahan besar dalam hidupnya. "Kita gak pacaran, tapi lu punya...