Chapter 59

16.9K 1.3K 40
                                    

Happy Reading🌻

"Oma susah banget kalo di bilangin. Orang Iyan gak sakit kok. Malah dibawa keー"

"Syuutt, jangan sok tau," potong cepat Oma Rima dengan menempelkan jari telunjuknya di bibir Sean.

Sean mau tak mau langsung bungkam dengan merapatkan bibirnya, menunggu sang dokter selesai mengecek keadaan tubuhnya yang memang akhir-akhir ini terasa berbeda.

Saat pulang dari tempat dimana Sesil dan Riko berada, Sean pulang sudah langsung di suguhkan dengan kehadiran Oma dan Opa nya beserta seorang dokter wanita.

Awalnya Sean sempat menolak saat akan diperiksa karena merasa itu berlebihan. Dia hanya menganggap dirinya masuk angin biasa. Tapi, keinginan Oma Rima selalu tak dapat Sean tolak, jadi mau tak mau dirinya sekarang ini tengah menjalani pemeriksaan.

"Gimana dok?" tanya Oma Rima pada sang dokter yang terlihat sudah menyelesaikan rangkaian pemeriksaan.

Dokter wanita itu nampak tersenyum maklum menatap Oma Rima yang terlihat tak sabar menunggu hasil pemeriksaannya.

"Untuk lebih memastikan, saya akan bertanya terlebih dahulu kepada pasien," jawabnya sopan dengan beralih menatap Sean yang hanya diam.

"Apa akhir-akhir ini Tuan Muda mengalami benturan? Seperti terjatuh atau menabrak sesuatu yang keras?" tanya sang Dokter.

Sean nampak berpikir sesaat sebelum menjawab pertanyaan sang dokter, berbeda dengan Oma Rima yang sudah berharap cemas mengenai Cucunya.

"Kemarin malam mungkin. Saya sempat mendobrak pintu," jawab Sean tak yakin.

"Baik, kedepannya saya harap Tuan Muda bisa lebih menjaga tubuh Tuan, termasuk kandungan Tuan Muda saat ini," jelas sang dokter dengan lugasnya mampu membuat Oma Rima membulatkan matanya dengan wajah sumringah, berbeda dengan Sean yang menampilkan wajah shock.

"Selamat, Tuan positif hamil. Dan usia kandungan Tuan saat ini baru menginjak usia satu minggu," ucap sang dokter dengan senyumnya.

Sean masih diam dengan mimik wajah tak percaya dengan apa yang dia dengar.

"H-Hamil dok?" tanya Sean meyakinkan pendengarannya, dan mendapat anggukan kepala mantap dari sang dokter.

"Yeahhhh, calon cicit Oma akhirnya jadi juga!" heboh Oma Rima dengan bersorak senang.

Berbeda dengan Bram dan Elang yang saat ini berada di ruang tamu, menunggu hasil dari pemeriksaan dokter.

"Sebenarnya Sean kenapa?" tanya Bram dengan menatap Elang serius. Pasalnya sedari tadi Bram khawatir pada sang cucu. Bertanya pada istrinya tidak mendapat jawaban yang pasti.

"Tadi pagi Sean mual-mual, Opa," jawab Elang dengan raut wajah khawatir. Tadi di tengah perjalanan pulang, Sean bilang badannya terasa lemas.

Dan hal itu semakin menambah rasa khawatir Elang mengenai kondisi tubuh Sean saat ini.

Ceklek!

Suara pintu mampu mengalihkan atensi Bram dan Elang, yang langsung mendekati pintu kamar yang terbuka.

"Gimana dok?" tanya serempak dua lelaki itu tak sabar saat sang dokter sudah berdiri di luar kamar.

Detik kemudian Sean dan Oma Rima ikut keluar dari kamar dan berdiri di belakang tubuh sang dokter.

Elang dan Bram harap-harap cemas saat akan mendengar hasil pemeriksaan saat melihat raut wajah mereka.

Elang menampakan senyum lembutnya seolah sudah bisa menebak dari raut wajah Oma Rima yang terlihat muram.

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang