Chapter 58

12.8K 1.1K 47
                                    

Happy Reading🌻

Matahari pagi mulai menampakan wujudnya. Cahayanya menerobos masuk melewati celah tirai jendela kamar sepasang suami istri.

Sean, pemuda itu membuka matanya dengan perlahan mencoba merenggangkan otot tubuhnya yang terasa kaku.

Dapat dia lihat tangan seseorang yang tengah memeluk pinggangnya dari arah belakang dengan cukup erat.

Tangan Sean terulur untuk mengusap lembut lengan Elang yang memeluknya. Semalam mereka tertidur usai perdebatan kecil itu.

Sean tertidur rasa kesalnya, sedangkan Elang tertidur dengan membawa rasa bersalahnya.

Meskipun Sean kesal dan kecewa, tapi tetap Sean tertidur lelap tanpa adanya drama pisah ranjang dengan Elang.

Sean menghela napas pelan dengan perlahan mulai melepaskan pelukan tangan Elang dari tubuhnya.

"Eungh," lenguh Elang  dengan semakin mengeratkan pelukannya, mampu menghentikan niat Sean.

"Morning sayang," ucap Elang dengan suara khas baru bangun tidur.

"Hm," jawab Sean seadanya.

Elang yang berada di belakang tubuh Sean itu hanya mampu menghela napas pelan saat mendengar respon Sean yang terlihat masih sama seperti semalam.

Elang tidak mau hal seperti ini terus berlanjut. Dia harus memikirkan cara bagaimana istrinya itu bersikap seperti biasa pada dirinya.

Dengan perlahan tangan Elang yang semula berada di pinggang Sean, kini mulai bergerak ke arah atas. Dia dengan perlahan membalikan wajah Sean agar menoleh ke arahnya.

Cup!

Cup!

Dua kecupan lembut mendarat di kedua kelopak mata Sean, dan berakhirlah dua pria itu kini saling tatap satu sama lain.

Cup!

Sean kembali memejamkan matanya saat sebuah kecupan lembut kembali mendarat di dahinya.

"Nanti mau di buatin sarapan apa?" tanya Sean mengalihkan situasi canggung itu.

Elang nampak tersenyum tipis dengan kembali pada posisi awalnya.

"Apa aja, pasti di makan," jawabnya sambil menghirup rakus wangi tubuh Sean.

Sean mengangguk pelan, lalu detik kemudian raut wajahnya berubah saat merasakan hal aneh di tubuhnya.

Dengan gerakan spontan Sean bangun dari posisi tidurnya. Suara mual Sean terdengar jelas di telinga Elang saat sebelum istrinya itu berhasil masuk ke dalam kamar mandi.

Otomatis hal itu membuat Elang ikut bangun dengan berlari cepat menghampiri Sean yang kini terlihat tengah berada di depan wastafel.

"Hueekk!"

Sean memuntahkan cairan bening, dan itu di saksikan langsung oleh Elang yang kini sebelah tangannya tengah membantu memijit pelan tengkuk Sean.

"Kamu kenapa, kamu sakit?" tanya khawatir Elang dengan masih memijit pelan tengkuk Sean.

Sean hanya mampu menggeleng lemah setelah membasuh wajahnya dengan air.

"Masuk angin kayaknya," terka Sean dengan menatap pantulan wajahnya di depan cermin yang terlihat sedikit pucat.

"Kita ke dokter sekarang!" ajak Elang cepat dengan menarik pinggang Sean.

"Gak usah," tolak Sean tak mengikuti langkah Elang. "Cuma masuk angin. Bentar lagi juga gak papa," lanjut Sean cepat saat melihat Elang akan mengeluarkan suaranya.

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang