Chapter 34

16.5K 1.5K 47
                                    

Happy Reading🌻

Dengan langkah kaki lebar dia melangkah menuju pintu utama rumah kedua orang tuanya, dan memarkirkan motornya di sembarang arah.

Dia kecolongan lagi. Elang kira Satria tidak akan mengajak Sean keluar, dan ternyata dugaannya salah. Kakaknya itu membawa Sean main ke rumah mereka.

Tanpa mengetuk pintu atau mengucapkan salam, Elang langsung saja masuk dengan menampakan wajah datar andalannya.

Detik berikutnya langkah kaki Elang semakin dipercepat saat matanya melihat Sean tengah duduk nyaman di atas sofa sana. Namun bukan itu yang menjadi alasan dia mempercepat langkahnya.

Di samping Sean, terlihat Satria yang tengah modus mengikis jarak. Tidak, itu tidak akan berlangsung lama saat Elang datang dengan tiba-tiba memisahkan mereka berdua.

"Loh Elang." Jesslyn nampak terkejut saat melihat kehadiran putra bungsunya yang begitu tiba-tiba.

Sedangkan Satria mendelik kesal saat Elang duduk di tengah-tengah antara dirinya dan Sean.

"Ck, lu gak sopan banget," decak Satria sambil menjauhkan tubuhnya.

"Elang, di situ masih ada sofa kosong. Kenapa nyempil di sana," ucap Jesslyn.

"Satria aja yang pindah," jawab Elang masih tetap dalam posisinya, membuat Jesslyn semakin menatap aneh putra bungsunya.

Sedangkan Satria tengah menahan emosinya mati-matian. Jangan sampai dia kelepasan di depan Jesslyn dan Sean.

Sean, pemuda itu hanya mampu tersenyum canggung dengan semua yang terjadi. Dia bingung harus melakukan apa untuk menanggapi situasi seperti ini. Balik lagi pada Jesslyn yang masih menatap Elang dalam.

"Tumben kamu gak dengan cowok kumal mata empat itu," ucap Jesslyn menyindir.

"Cowok cupu waktu itu, Ma?" Kini suara Satria yang terdengar dengan Jesslyn yang mengangguk membenarkan.

"Iya siapa lagi, selera Elang kan di bawah standar. Dia lebih milih cowok kumal itu di banding Farel," ucap sinis Jesslyn mampu membuat Elang semakin kesal.

Sean melipat bibirnya sambil menatap kesal Jesslyn. Sedangkan Elang tersenyum sinis menatap Jesslyn dan dengan perlahan tangannya mengambil sebelah tangan Sean.

Semua memperhatikan gerakan Elang itu, termasuk Sean yang sudah waspada takut Elang berbuat yang aneh-aneh di depan mereka.

Cup!

"Selera Elang gak pernah berubah. Ini buktinya," ucap Elang dengan santainya mengecup punggung tangan Sean.

Sean sendiri hanya melebarkan bola matanya terkejut dengan Jesslyn dan Satria yang tak kalah terkejut melihat aksi berani Elang.

"Elang!" geram Satria dengan urat amarah sudah nampak terlihat di leher lelaki itu.

"Elang, dia calon istri abang kamu!" peringat Jesslyn marah.

Kembali senyum menyebalkan itu muncul di bibir Elang. "Baru calon kan? Jadi Elang masih bisa miliki Sean," ucapnya santai.

"Anjing lu," umpat Satria dan dengan cepat mencengkram erat kerah baju kemeja yang Elang kenakan.

Hingga kakak dan adik itu kini tengah saling menatap tajam satu sama lain. Sedangkan Sean dan Jesslyn menatap khawatir pada mereka berdua.

"Iyan tunangan gue, bangsat!" murka Satria dengan semakin erat mencengkram kerah kemeja sang adik.

Elang tersenyum senang saat dia berhasil memancing emosi kakaknya ini. "Tapi dia gak nganggap lu tuー"

BUGH!

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang