Chapter 52

18K 1.4K 70
                                    

Happy Reading🌻

Senyum kecil itu tak pernah pudar dari bibirnya dengan tatapan mata fokus pada sosok pemuda yang kini berada di sebrang jalan sana. Terlihat pemuda yang sangat dia sayangi dan sangat dia jaga itu akan menyebrang jalan.

Namun kini fokusnya teralihkan pada sebuah mobil yang posisinya berada tak jauh dari posisi Sean saat ini. Seakan peka, Elang dengan cepat kembali menatap istrinya itu.

Dengan gerakan cepat Elang melangkah lebar saat mobil yang mencurigakan tadi terlihat berancang-ancang akan melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Pikirannya saat ini sudah tidak bisa berpikir positif lagi.

Tapi detik berikutnya saat selangkah kaki Elang sudah berhasil menginjak jalan aspal, langkahnya terhenti saat mobil tadi ikut berhenti mendadak.

Sedangkan Sean, pemuda itu tengah tersenyum kecil dengan melangkah santai menyebrangi jalan. Tak lupa pula sebelah tangan menenteng satu kantung makanan yang pemuda itu inginkan.

"Si dugong malah diem di tengah jalan. Lu mau ketabrak mobil?" ucap Sean saat tak mendapati respon apapun dari Elang yang tengah menatapnya aneh.

Elang, lelaki itu langsung menggenggam tangan mungil Sean lalu membawanya pergi ke arah dimana mobil miliknya berada.

Sean sendiri hanya menurut saja, tak terlalu mengambil pusing dengan tingkah aneh Elang.

"Udah?" tanya Elang mengeluarkan suara saat keduanya kini sudah berada di dekat mobil.

Sean menganggukkan kepalanya dengan mengangkat satu kantung berisi tiga kotak martabak.

"Lu sendiri gimana. Seblak pesenan gue udah dapet?" tanya Sean dengan antusias.

Seakan tak mau kalah, Elang pun segera mengangkat tinggi kantung berisi 2 porsi seblak di tangannya.

"Ada yang mau di beli lagi gak?" tanya Elang dengan tangan masih menggenggam erat sebelah tangan Sean.

Sedangkan Sean, pemuda itu terlihat menatap sekeliling gerobak makanan yang berada di pinggir jalan tempat mereka berada saat ini.

"Gak deh, ini udah cukup."

Elang terlihat menaikan sebelah alisnya seolah tak percaya dengan apa yang Sean ucapkan.

"Yakin lu? Biasanya kan lu paling doyan makan. Emang segini cukup?" tanya Elang tak yakin dengan terselip makna mengejek di dalamnya.

Sean mencibir ucapan Elang. "Gue gak doyan makan, ya! Gue cuma suka makan aja," ketus Sean.

"Iya, itu namanya rakus," sahut Elang dengan menyentil pelan dahi Sean, yang langsung mendapat pelototan tajam dari pemuda manis itu.

"Enak aja lu ngatain gue rakus!" kesal Sean dengan mendengus kasar.

Elang sendiri hanya mengulum bibirnya menahan senyum saat melihat raut wajah merah Sean.

"Buruan sana masuk. Rakus!" Elang dengan pelan mendorong tubuh mungil Sean untuk segera masuk ke dalam mobil.

Sedangkan Sean semakin menipiskan bibirnya dengan melirik sinis Elang yang semakin menjadi meledekinya.

"Gue kutuk lu jadi dugong buntung," desis Sean saat dirinya sudah berhasil masuk dan duduk di kursi samping kemudi.

Masih berdiri di samping Sean, tepatnya di bagian pintu mobil yang belum dia tutup, Elang semakin menahan senyumnya saat melihat bibir Sean yang mengerucut lucu.

Elang dengan perlahan mencondongkan tubuhnya ke arah Sean, membuat pemuda itu segera memundurkan kepalanya saat jaraknya dengan Elang semakin dekat.

Clik!

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang