Chapter 31

16.8K 1.5K 34
                                    

Happy Reading🌻

Sepasang mata terus saja memperhatikan setiap gerak gerik dua pria di depan sana. Rahangnya sudah mengeras sedari tadi dengan tangan yang terkepal kuat.

Ingin sekali rasanya dia mematahkan tangan sialan Satria yang sudah berani merangkul bahu Sean.

"Sayang, ayo kita ke sana."

"Di sini banyak orang, aku gak suka."

"Kita ke mall aja ya."

Kepala Elang rasanya sangat pusing, bagai benang kusut, saat mendengar rengekan Farel di telinganya.

Dia memejamkan mata sesaat dan menatap Farel yang tengah menampilkan wajah kusutnya karena sedari tadi Elang mengacuhkan pemuda itu.

Elang sendiri memilih abai, dan kembali menatap ke depan, dimana dua pria tengah berdiri di depan stan permainan.

Tanpa pikir panjang Elang segera melangkah mendekati dua pria itu. Farel dengan cepat pula segera menyusulnya.

"Gue ikut main," ucap Elang tiba-tiba dan melepaskan rangkulan Satria, berdiri di tengah antara mereka berdua.

"Apaan sih lu main terobos aja," jengah Satria tak suka sambil mendelik kesal.

"Suka-suka gue lah."

Sean hanya diam tak mengeluarkan suaranya, sedangkan kelima teman Elang hanya menggelengkan kepalanya, tak percaya dengan nasib Elang.

"Dunia bagai daun singkong. Sempit," ucap Eros melantur sekaligus prihatin dengan nasib temannya itu.

"Kelor anjir," koreksi Gibran.

"Suka-suka gue lah," sahut Eros ngegas, dan yang lain hanya menatap jengah dua manusia itu yang tak pernah akur.

"Heh lu berdua. Dari pada adu bacot, mending adu panco tuh. Lumayan dapet cuan," ucap Marvel menyarankan sambil menunjuk sebuah stan berupa game adu panco.

"Gila. Bukannya dapet cuan, malah nambah beban yang ada." Eros bergidik ngeri saat melihat otot tangan Gibran.

"Udah, yang paling bener kita nyeblak," ucap Kevin dan segera menarik Eros dan Gibran ke sebuah tenda yang menjual makanan.

Marvel dan Aksa tak dapat ikut karena harus menjalankan perintah dari Elang, yaitu menjaga Farel agar tidak berbuat ulah dan tidak dekat-dekat dengan lelaki itu.

Farel sendiri semakin dibuat naik pitam. Ia pikir Elang akan mengajaknya jalan-jalan ke Mall, tapi ternyata dugaannya salah.

"Elang, aku mau pulang. Gak mau di sini," rengek Farel di belakang tubuh Elang.

"Pulang aja lu sono sendiri. Lebay banget jadi orang," sahut Marvel pada Farel.

"Apaan sih lu!"

Marvel memutarkan bola matanya dengan kembali memperhatika Elang dan Satria di depan sana, dimana Elang dan Satria tengah bertanding cukup sengit.

"Gue ambil tiga bola," ucap Elang dengan memberikan selembar uang berwarna biru.

"Saya juga," ucap Satria tak mau kalah.

Permainannya yaitu hanya diberi kesempatan tiga kali untuk merobohkan tumpukan kaleng menggunakan 3 bola kecil tersebut.

Dan jika satu tumpukan kaleng yang di susun piramida itu berhasil roboh semua, maka pemenang bebas memilih hadiah berupa boneka.

Permainan pun dimulai. Sean, dia tidak tahu harus mendukung siapa, maka dari itu dia hanya diam memperhatikan mereka.

Prang!

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang