Chapter 12

27K 2.2K 57
                                    

Happy Reading🌻

Jam sudah menunjukan pukul 5 sore, dan Sean tengah asik menonton sebuah drama televisi yang dia sukai sedari dulu.

Namun, suara dering telepon mengganggu kesenangannya, membuat dia berdecak kesal.

Sean mengambil ponselnya di atas meja dan menghembuskan napas pelan saat melihat siapa yang menelpon.

"Apaan?"

"Ke apartemen gue sekarang!"

"Gak mau."

"Sean!"

"Gak mau."

"Sekarang!"

"GAK MAU ELANG! CK, LU MAKSA GUE MULU ANJIR!" Sean berteriak kesal sambil mematikan sambungan telponnya.

Ting!

Dugong 🐽🖕🏻

| Gue kasih lu waktu 5 menit. Lu gak dateng, kalung lu gue buang!

"..."

Sebuah pesan berupa ancaman itu mampu membuat mata Sean melebar sempurna.

"ELANG BABI!" teriak Sean dengan segera berlari keluar dari apartemennya menuju apartemen lelaki itu.

Brak!

"DUGONGGG!"

Suara pintu terbuka dengan teriakan keras itu memenuhi gendang telinga Elang yang tengah duduk manis di sofa.

"Mana kalung gue?"

Sean dengan cepat menghampiri Elang dengan wajah merahnya, serta napas memburu tak lupa pula keringat yang bercucuran di kedua pelipisnya.

Sedangkan Elang, lelaki itu menatap Sean tanpa berkedip sedikit pun. Jakunnya naik turun menelan ludah secara kasar.

"LU KELUAR PAKE BAJU GINIAN?" pekikan keras itu spontan keluar dari mulut Elang.

"..."

Sean mengikuti arah pandang Elang. Dia terkejut melihat penampilannya saat ini.

Bruk!

Dengan spontan Sean meloncat naik ke atas pangkuan Elang agar lelaki itu tak terus memperhatikannya.

"Dugong, gue maluuuu!" rengek Sean di ceruk leher lelaki itu.

Sedangkan Elang, keadaan jantungnya di dalam sana sedang tak karuan. Jantungnya berdetak dua kali lipat dari sebelumnya.

"Tadi banyak orang yang liatin," cicit Sean dengan wajah memerah malu.

Dia keluar hanya menggunakan kaos putih pendek hingga memperlihatkan perutnya, dan juga celana hotpant.

"Lagian lu kenapa pake baju ginian sih!" dengus Elang sambil memeluk tubuh mungil itu.

"Tadi kan lu ngancem gue, makanya gue gak liat penampilan dulu," cicit Sean.

"Ck." Elang berdecak kesal.

Dia perlahan berdiri dengan tubuh Sean yang berada di dalam gendongan koalanya.

"Dugong, mau kemana?"

"Kamar."

"Ngapain?"

"Perkosa lu!"

***

Setelah memakaikan Sean hoodie miliknya, Elang pergi ke dapur untuk mengambilkan pemuda itu air minum.

"Nih, minum dulu."

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang