Chapter 39

19.1K 1.7K 34
                                    

Happy Reading🌻

BRAK!

Sean menutup pintu kamarnya dengan keras setelah dirinya dan Elang sudah berhasil masuk ke dalam kamar.

Saat itu pula suara teriakan Omanya tak terdengar lagi di telinga keduanya. Setelah mengunci pintu kamar, Sean membalikan tubuhnya dan mengerjap kaget saat melihat Elang melangkah maju.

Duk!

Tubuh Sean sudah menempel di pintu yang langsung mendapat kukungan dari Elang.

"Elーhempth."

Seperti biasa, bibir Sean di bungkam oleh bibir Elang. Namun untuk kali ini Sean langsung melepaskan ciuman itu dan menjauhkan kepalanya.

Elang menatap Sean tak mengerti, dengan sebelah tangan memegang dagu pemuda itu lalu membawanya untuk dia terkam kembali.

Namun lagi-lagi Sean menolak dan memalingkan wajahnya ke arah lain, berusaha menghindari tatapan Elang.

"Kenapa?" heran lelaki itu.

Sebelah tangan nakal Elang berada di salah satu paha Sean, mengusapnya pelan. Hal itu mampu membuat Sean menggigit bibirnya.

Cup!

Elang mengecup pelan pipi Sean, yang langsung di usap kasar oleh pemuda itu. Hal itu mampu membuat Elang menatap tak suka, terbukti dengan kedua alisnya yang menukik kesal.

Cup!

Kembali Sean mengusap kasar bekas kecupan itu, yang mampu membuat Elang semakin jengkel.

"Jangan cium-cium gue lagi!" desis Sean dengan raut wajah tak suka menatap Elang.

Cup!

Cup!

Cup!

Cup!

Elang dengan cepat melayangkan kecupan bertubi-tubi sampai Sean kelimpungan. Dia tak mengindahkan ucapan pemuda itu yang entah kenapa sikapnya terlihat berbeda.

Plak!

"Jangan cium gue!" desis Sean kembali bersuara setelah menampar pelan bibir Elang.

Elang menaikan sebelah alisnya dengan wajah datar dia tunjukan. "Kenapa?"

"Gak ada. Pokoknya lu gak boleh cium gue lagi," ucap Sean dan dengan kasar menepis tangan Elang yang masih berada di pahanya.

Elang menatap dalam bola mata biru terang itu. Kenapa Sean seperti ini, apa dia melakukan kesalahan tanpa dirinya sadari, atau Sean sudah mulai bosan dengan kehadirannya lalu memilih Satria.

Pikiran Elang mulai berkecamuk dengan mimik wajah muram terlihat jelas di wajahnya.

"Kenapa? Gue ada salah?" tanya Elang dengan suara lembut dan kedua tangan merengkuh tubuh Sean yang masih menggunakan handuk.

Sean dengan cepat melepaskan rengkuhan itu sampai terlepas, semakin membuat Elang tak bisa berpikir jernih.

"Why?" Frustasi Elang.

Dia takut jika Sean benar-benar meninggalkannya dan berakhir memilih Satria. Oh ayolah, otak Elang tidak bisa di ajak berpikir positif untuk saat ini.

Melihat sikap berbeda yang Sean tunjukan saat ini mampu membuat Elang frustasi, dan semua pikiran buruknya mulai memenuhi otaknya.

"Kenapa lu nolak dijodohin sama gue?" tanya Sean serius.

Elang diam dengan menghembuskan napas kasar. Dia tahu sekarang alasan kenapa Sean bersikap seperti ini.

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang