Happy Reading🌻
Dari siang hingga malam, kedua pemuda itu masih berada di kafe milik Elang. Benar, Elang membawa Sean ke sana sesudah dia bertengkar hebat dengan Satria.
Besok adalah hari senin, namun dua pemuda itu belum juga pulang ke apartemen masing-masing.
Mereka terjebak di sana, karena di luar sedang hujan deras dan Elang kebetulan membawa motor, jadi mereka susah untuk pulang.
Selain itu, Elang juga yakin pasti kedua orang tuanya atau pun Elang tengah mencari Sean sekarang.
Maka dari itu Elang berdoa semoga hujan deras itu turun sampai larut malam. Karena jika seperti itu, otomatis mereka akan menginap di kafe.
Elang tidak mau jika Satria menggangu dirinya ataupun Sean, karena dia sangat yakin kakaknya itu tidak akan tinggal diam saja saat Sean bersamanya.
"Lang, bosen," keluh Sean dengan tangan memainkan sebelah daun telinga Elang.
"Terus ngapain? Mau praktek bikin debay?" tanya Elang sambil tersenyum menggoda.
Sean berdecak pelan mendengar ucapan Elang. Dia bosan sedari tadi hanya seperti ini. Ponsel keduanya sengaja dimatikan, maka dari itu kebosanan Sean semakin menjadi.
Dengan perlahan Sean pun bangun dari posisinya dan melepaskan paksa pelukan erat Elang.
"Di sini ada baju lu gak?" tanya Sean mengalihkan fokusnya menatap sekeliling kamar yang cukup luas itu.
"Ada, lu mau mandi?"
Sean mengangguk pelan dengan mulai melangkah ke arah lemari yang ada di kamar itu.
"Lu gak mandi?" Sean mengambil kaos yang berukuran cukup besar.
"Mau bareng?" tawar Elang dengan menaik-turunkan alisnya menggoda.
"Boleh," jawab Sean sambil mengedipkan sebelah matanya tak mau kalah.
Dengan gerakan cepat Elang bangun dari tidurnya, dan hal itu mampu membuat Sean menganga.
"Ck, lu mandi di bawah sana. Gue di sini," ketus Sean dan langsung bergerak cepat memasuki kamar mandi.
Sedangkan Elang, dia hanya mendengus kasar dan segera melangkah turun ke lantai bawah kafe.
Sementara itu di sisi lain, tiga manusia tengah sibuk menghubungi Sean dan Elang. Sudah ratusan pesan dan ratusan panggilan mereka lakukan. Tapi tidak ada satu pun yang tersambung.
"Ck, kemana anak itu membawa Iyan," decak kesal Jesslyn sambil meremas ponselnya.
"Papa cari ke kafe nya juga gak ada," sahut Morgan mengusap kasar wajahnya.
Sampai kapan pun mereka tidak akan menemukan Elang di kafe yang mereka tahu, karena nyatanya Elang sekarang ini tengah berada di kafe nya yang lain.
"Awas saja kalo anak itu menyakiti Iyan," dengus Jesslyn dengan menghembuskan napas kasar.
Kedua pasang bola mata itu tiba-tiba melihat putra sulungnya yang tengah melangkah lesu ke arah mereka.
"Gimana, Iyan ada di apartemennya?" tanya cepat Jesslyn menatap Satria.
Satria sendiri hanya menggeleng lesu dengan raut wajah muram. Jesslyn dan Morgan saat ini sedang berada di depan pintu apartemen Elang. Sedangkan Satria sedari tadi tengah menunggu Sean di depan apartemen pemuda itu.
Tapi sampai sekarang ini tidak ada tanda-tanda dua manusia itu berada di apartemen masing-masing.
"Kita coba masuk aja, Pa!" saran Jesslyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Confidential (END)
Teen Fiction⚠️ BL LOKAL Sean Wilson terlibat dalam insiden dengan seorang lelaki mabuk di tengah jalan. Namun, tanpa disadari ia meninggalkan barang berharga di tempat kejadian yang akan membawa perubahan besar dalam hidupnya. "Kita gak pacaran, tapi lu punya...