Chapter 48

14.8K 1.2K 26
                                    

Happy Reading🌻

Elang melangkah di koridor sekolah seorang diri, menuju kelasnya berada.

Pagi tadi saat dirinya sampai di sekolah bersama dengan istrinya, Elang di panggil ke ruang kepala sekolah dan saat ini dia sudah selesai dengan urusannya.

Tatapan Elang mengedar ke setiap penjuru kelasnya, mencari satu objek yang tak lain adalah Sean. Keningnya mengerut saat tak melihat sosok yang dia cari.

"Bini gue mana?" tanya Elang pada kelima temannya yang sedang asik bermain game di ponsel mereka masing-masing.

"Bini-bini lu, malah nanya sama kita," jawab Gibran asal dengan mata fokus menatap layar ponsel.

"Siapa tau aja lu pada liat," dengus Elang dengan kembali menatap ke sekeliling kelas, mencari keberadaan istrinya.

"Makanya punya bini tuh di borgol biar gak kabur kemana-mana," timpal Eros.

"Asu lu pada," kesal Elang malas karena merasa percuma bertanya pada mereka.

"Gue tadi liat Sean pergi ke toilet sama Farel." Suara Tamara tiba-tiba terdengar.

"Yakin lu?" tanya Elang cepat.

"Iya, lu cek aja sendiri."

Tanpa mengucapkan apa-apa lagi, Elang langsung berlari keluar kelas menuju toilet tempat saat ini Sean berada. Awas saja jika Farel berani macam-macam pada istrinya.

Meskipun Elang belum mengetahui dengan jelas permasalahan antara mereka berdua, tapi dia yakin Sean mempunyai alasan yang jelas mengenai hal itu.

Jika sampai Farel berani melakukan hal yang tidak-tidak pada istrinya, dia janji akan memberikan perhitungan tanpa pandang bulu.

***

Beralih pada Sean dan Farel yang saat ini tengah berhadapan satu sama lain dengan aura permusuhan jelas terlihat di antara keduanya.

Farel yang nampak terlihat membenci Sean itu kini tengah menatap tajam pemuda itu yang seolah tak merasa terintimidasi oleh tatapannya.

Sedangkan Sean hanya menatap sinis dengan mimik wajah meledek Farel, seolah dia jijik melihat wajah mantan sahabatnya itu.

"Jadi ini wujud asli lu," desis Farel dengan menatap Sean menilai dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Jika Farel berharap Sean akan merasa takut dan terintimidasi, itu salah besar. Buktinya Sean hanya diam dan menaikan sebelah alisnya menatap remeh Farel.

"Kenapa? Lu terkejut?" jawab Sean dengan menampilkan senyum sinisnya, membuat Farel berdecih.

"Bagi gue, lu gak lebih dari cowok lemah. Penakut," sinis Farel dengan tatapan mengejek.

Sean menyeringai. "Dan bagi gue, lu gak lebih dari sampah. Gak guna."

Sontak hal itu mampu membuat Farel naik pitam. Sean berani melawan perkataannya dan tak takut melihat tatapan tajamnya. Untuk kali ini Farel tidak akan membiarkan Sean menang seperti tempo lalu.

Plak!

"Jaga ucapan lu, brengsek!" bentak Farel setelah melayangkan satu tamparan di pipi kiri Sean.

Sial, Sean gagal menghindar gerakan tangan Farel hingga berhasil mengenai pipi mulusnya.

PLAK!

Sean tak mau tinggal diam. Dia balas menampar keras pipi kanan Farel.

"Jaga sikap lu bitch," sinis Sean dengan tatapan tajamnya. "Lu pikir gue bakal diem aja hah? Gak, gue gak bakal ngulangin hal yang sama kayak dulu."

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang