Chapter 27

17.4K 1.6K 49
                                    

Happy Reading🌻

Tiga hari lamanya Sean berada di London, tiga hari itu pula dua orang laki-laki dibuat kelabakan menahan rasa ingin bertemu.

Sebenarnya Sean bisa saja tidak sampai tiga hari di London, karena omanya yang ternyata hanya luka ringan. Tapi Sean memilih untuk sekaligus mengurusi pekerjaannya di sana.

Sore ini Sean sudah kembali menginjakan kakinya di Indonesia. Dia menghembuskan napas pelan, dan melangkah cepat menuju mobil yang sudah siap mengantarkannya ke apartemen.

Sean tersenyum kecil saat membayangkan bagaimana reaksi Elang saat melihatnya lagi. Apakah lelaki itu baik-baik saja waktu dia tinggal selama tiga hari ini.

Entahlah, Sean tidak tahu. Dia juga sengaja tidak menghidupkan ponselnya selama di London karena dia yakin Elang maupun Satria pasti terus menghubunginya.

Tak terasa kini Sean sudah berada di lorong koridor apartemennya. Sebelum dia masuk ke dalam, fokusnya teralihkan pada tote bag di dekat pintu.

Sean menghembuskan napas pelan dan mengambil tote bag itu, lalu membawanya masuk tanpa berpikir panjang.

Dia menyimpan asal kopernya, tersenyum lebar saat melihat isi apartemennya masih sama meskipun sedikit berbeda.

"Bagus! Baru pulang, hm?"

Sean terlonjak kaget saat mendengar suara yang tak asing di telinganya. Dia dengan cepat mengalihkan tatapannya pada mahluk yang baru saja berbicara.

Glek!

Sean baru saja pulang dan kenapa harus disuguhkan denga pemandangan seperti ini.

"Eh, Elang. Apa kaー"

BRUK!

Sean meringis pelan saat merasakan tubuhnya ambruk di atas sofa panjang, apalagi dengan tubuh tegap Elang yang menindihnya.

"Kenapa baru pulang sekarang?"

Suara Elang terdengar di dekat telinga Sean, karena lelaki itu menelusupkan kepalanya di lekukan leher si manis.

"Baru selesai urusannya," jawab Sean sambil dengan perlahan melingkarkan tangannya memeluk leher Elang.

"Gue kangen!"

Sean merapatkan bibirnya menahan senyum saat telinganya mendengar suara manja Elang yang sangat ia rindukan.

"Selain kangen?"

"Gue pengen peluk lu."

"Pengen cium lu juga," ucap Elang tanpa rasa malu. "Kenapa gak ajak gue?"

Sean bukannya menjawab, pemuda itu malah tertawa kecil. Tersenyum Elang sama saja seperti tiga hari yang lalu, sebelum ia pergi ke London.

"Lu ngapain di apartemen gue?" tanya Sean mengalihkan topik pembicaraan.

"Pulang sekolah langsung ke sini, terus gak sengaja ketiduran," jelas Elang apa adanya.

"Kenapa gak pake baju?" tanya Sean lagi dan perlahan mengusap punggung Elang yang terbuka.

"Kan abis tidur. Gak enak kalo tidur pake baju seragam," jawab Elang.

"Ck, kenapa jadi gue yang di tanya-tanya! Harusnya gue yang nanya ke lu," decak sebal Elang merubah posisi kepalanya menjadi di atas dada Sean.

"Gimana Oma, udah sembuh?"

Sean mengangguk pelan sambil mengusap rambut Elang, dengan sesekali menyisirnya menggunakan jari tangannya yang putih.

"Lu baik-baik aja?" tanya balik Sean yang mendapat gelengan kepala dari Elang.

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang