Happy Reading🌻
"Mana upah gue?" tanyanya pada sosok perempuan yang tengah berdiri tak jauh dari posisinya berada.
"Nantilah kalo rencana ini udah berhasil," jawab acuh perempuan itu dengan wajah tanpa dosanya.
Riko, lelaki itu melototkan matanya tak percaya dengan perkataan perempuan yang memiliki wajah pas-pasan itu.
"Perjanjian awalnya gak gini Sil," ucapnya tak terima dengan perkataan wanita itu.
Sesil menatap ke arah lain menghindari tatapan Riko. Mau bayar pakai apa dia, sedangkan uang saja Sesil tidak punya.
"Ya pokoknya nanti gue kasih bagian lu setelah gue udah ngelakuin rencana gue. Tenang aja kali," kata Sesil masih mencoba untuk menego pada Riko yang terlihat semakin ngotot meminta uangnya sekarang juga.
Riko menampakan raut wajah kesalnya menatap Sesil ragu. "Lu tau gue lagi butuh banget duit itu kan, buat biaya berobat ibu gue!" desis Riko dengan tangan terkepal kuat, merasa sudah di permainkan oleh perempuan murahan seperti Sesil.
"Iya nanti gue bayar!" jawab Sesil sambil memutarkan bola matanya jengah.
"Minggir, gue mau masuk!"
Sesil mengusir Riko yang berdiri di tengah lorong menuju kamar dimana di dalamnya sudah terdapat Elang yang kesadarannya sudah mulai menghilang.
"Awas aja kalo lu bohong. Gue gak bakal tinggal diam!" ancam Riko dengan berat hati menyingkir, membiarkan Sesil untuk segera masuk ke dalam kamar.
"Kalo sampe lu gagal, lu harus tanggung semua akibatnya Sil. Gue udah ngambil resiko besar buat ngikutin rencana lu ini. Jangan lupa sekarang kita lagi berhadapan sama siapa!" peringat Riko kebali bersuara sebelum dirinya benar-benar menghilang dari sana.
Sial, dia kira uang yang di janjikan Sesil akan dia dapatkan sekarang juga setelah berhasil menjebak Elang. Tapi nyatanya Sesil malah menunda-nunda uang itu, dan jangan sampai hal buruk terjadi padanya karena sudah membantu rencana jahat Sesil.
Riko yakin Elang tidak akan segan-segan untuk memberikannya pelajaran yang setimpal.
Tap!
Langkah kaki Riko terhenti saat dia tak sengaja berpapasan dengan pemuda yang tadi datang bersama Elang.
Dia menatap lekat wajah Sean. Ada keinginan besar untuk memberi tahukan segalanya, tapi dia tidak boleh gegabah dan keberaniannya itu kalah dengan rasa takut, maka dari itu dia hanya bisa bungkam.
Sedangkan Sean, bola mata birunya terus saja mencari keberadaan Elang yang tidak terlihat batang hidungnya.
Sean cukup lama berada di toilet karena dia merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Ia merasa mual secara tiba-tiba.
"Suami gue mana?" tanya langsung Sean pada Eros yang berada di tempat awal tadi mereka berkumpul. Namun kini hanya ada Eros saja di sana, entah kemana yang lainnya.
"Mana suami gue?" Eros mengulang ucapan Sean dengan mata sayu.
Sean mendengus. Sepertinya dia tidak akan mendapatkan informasi apapun dari Eros yang tengah mabuk itu.
Tanpa mau melanjutkan interaksinya dengan Eros, dia lebih memilih merongoh ponselnya lalu dengan gerakan cepat menghubungi Elang.
Tut!
Dahi Sean mengerut saat panggilannya di tolak mentah-mentah oleh Elang, tidak seperti biasanya.
Tak mau menyerah, Sean kembali menelpon Elang, namun kali ini suara operator yang terdengar yang mengatakan ponsel milik Elang sedang tidak aktif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Confidential (END)
Teen Fiction⚠️ BL LOKAL Sean Wilson terlibat dalam insiden dengan seorang lelaki mabuk di tengah jalan. Namun, tanpa disadari ia meninggalkan barang berharga di tempat kejadian yang akan membawa perubahan besar dalam hidupnya. "Kita gak pacaran, tapi lu punya...