Chapter 17

23.6K 1.9K 64
                                    

Happy Reading🌻

"Kafe lu tambah rame aja Lang," ucap Eros sambil menatap kagum bangunan yang menjulang tinggi di depannya saat ini.

Itu adalah kafe milik Elang, yang dibangun lelaki itu dari nol hingga sebesar sekarang. Kafe itu nampak semakin ramai dan terkenal.

Terbukti dengan kini kafe yang Elang bangun itu sudah memiliki banyak cabang dimana-mana.

Elang tersenyum tipis menanggapi ucapan Eros. Ini adalah hasil kerja kerasnya selama beberapa tahun belakangan ini, bukti dia bisa sukses tanpa bantuan kedua orang tuanya.

"Masuk!" ajak Elang pada kelima temannya. Kali ini dia mengajak mereka untuk berkumpul di kafe miliknya.

Kedatangan enam remaja tampan tersebut mampu menyita banyak perhatian mereka yang ada di sana, apalagi para perempuan dan laki-laki manis yang tak bisa menahan pekikan histeris ketika melihat wajah dan tubuh atletis mereka.

Bahkan Kevin sudah tebar pesona dengan melayangkan kedipan matanya.

Para karyawan yang berada di kafe itu segera membungkuk hormat saat Elang melewati mereka.

"Pesen!" titah Elang.

"Kayak biasa nanti pesanannya bawa ke atas ya," ucap Kevin setelah menyebutkan pesanan mereka.

"Iya Kak," jawab pelayan kafe itu sambil menunduk malu saat Kevin melayangkan tatapan menggoda padanya.

PLAK!

"Jangan godain orang mulu lu." Marvel menggeplak bahu Kevin, membuat pria itu mendelik sinis.

"Sirik aja lu kuyang."

Setelah perdebatan kecil itu, mereka melanjutkan langkahnya ke tempat di mana biasa mereka berkumpul.

Namun, Elang malah menghentikan langkahnya di tengah jalan.

"Lu pada duluan aja," ucap lelaki itu pada kelima temannya yang langsung dituruti oleh mereka.

Sedangkan Elang, matanya menyipit memastikan apa yang dia lihat itu benar atau tidak.

Di sana, di dalam kafe kawasan bebas merokok, terdapat seorang pemuda yang tengah duduk manis memegang ponsel. Namun yang menjadi fokus Elang adalah wajah pemuda itu, dan lagi sebatang rokok yang menyala di sela bibir mungilnya.

"Shit."

Elang mengumpat kesal dengan apa yang dia lihat. Dia dengan gerakan cepat segera melangkah masuk ke dalam sana.

"SEAN WILSON!" geram Elang saat sudah sampai di depan pemuda itu.

"Hah?" Sean mengerjapkan kedua matanya. Dia mendongak untuk menatap orang yang baru saja memanggilnya.

Sean segera menghentikan aktivitas bermain gamenya, lalu mengapit batang rokok itu di jari tangannya.

Wushh...

Detik itu pula asap rokok keluar dari mulut dan juga hidung pemuda itu.

"Dugong?" ucap Sean terkejut.

Elang dengan kasar merampas rokok yang ada di tangan Sean, lalu mematahkannya.

"Lu ikut gue!"

Elang dengan cepat menarik tangan Sean. Dia sadar sedari tadi interaksinya menjadi tontonan banyak orang yang ada di sekitar sana.

"Tapi, gue lagー"

"LAGI APA HAH?" bentak Elang di tengah langkahnya.

Sean membungkam mulutnya. Niat hati ingin bertemu dengan seseorang, kenapa malah jadi seperti ini

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang