Chapter 47

18.9K 1.5K 95
                                    

Happy Reading🌻

Kedua pasang mata itu tengah saling menatap dingin satu sama lain.

Dua pria yang berperan sebagai adik dan kakak itu tengah duduk di sofa ruang tamu. Setelah kelima teman Elang pergi, Satria tiba-tiba datang ke apartemen Elang.

"Nih minumnya."

Sean meletakkan dua cangkir teh di atas meja, lalu kembali melangkah ke arah dapur untuk menyimpan nampan.

Hal itu tak lepas dari pandangan Satria yang menatap lekat setiap gerak-gerik Sean.

"Mata lu di jaga njing!" galak Elang saat menyadari tatapan Satria pada istrinya.

"Ck, harusnya dia sekarang udah jadi istri gue," decak Satria dengan sengit.

"Halu," sarkas Elang menatap kesal pada kakaknya itu. "Sadar diri jadi orang!"

Satria mendengus, lalu memalingkan wajahnya ke arah lain saat melihat tatapan nyalang yang Elang layangkan padanya.

Sean berjalan mendekati mereka. Elang yang menyadari kehadiran pemuda itu pun langsung menarik istrinya agar duduk di sampingnya.

Satria, lelaki itu menggeram marah saat melihat tangan Elang melingkar manis di pinggang Sean.

"Jadi gimana Bang? Kata sekretaris gue, cara kerja perusahan lu akhir-akhir nurun. Lu mau mundur dari proyek itu?" tanya Sean tanpa basa basi.

"Udah Yan, batalin aja kerja samanya. Gak guna juga," ucap Elang dengan sengaja meletakkan kepalanya di bahu Sean.

"Gue mau minta maaf sebelumnya. Gue janji kedepannya gak bakal kayak gitu lagi," jawab Satria menatap kesal pada tingkah Elang.

"Alah, bohong itu Sayang. Jangan di dengerin," kompor Elang dengan melirik sinis pada Satria dan sengaja memanggil Sean dengan sebutan sayang.

Sean menghela napas. "Oke, kali ini gue masih bisa kasih toleransi. Gue harap cara kerja lu gak kayak gitu lagi Bang."

Proyek yang sedang mereka kerjakan memang tidak main-main, jadi Sean tidak mungkin abai jika terjadi sesuatu yang buruk yang akan berimbas besar pada perusahaannya.

Satria menganggukkan kepalanya mengerti. Dia sadar jika cara kerjanya akhir-akhir ini memang sangat buruk.

"Hape lu rusak apa gimana, gue hubungin gak bisa terus?" tanya Satria mengalihkan topik dengan melirik sinis pada Elang. Dia tahu betul pasti Elang dalang mengapa dirinya tak bisa menghubungi Sean.

"Gak profesional banget lu jadi orang. Katanya mau bahas kerjaan," dengus Elang dengan menatap kakaknya kesal.

"Dasar ganjen," lanjutnya.

"Apa sih lu, dari tadi ikut campur mulu. Lu gak bakal ngerti tentang urusan kayak gini," jengah Satria.

"Apa? Suka-suka gue lah!" sentak Elang tak mau kalah dengan semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Sean.

"Udah! Kenapa jadi ribut gini sih?" sentak Sean yang sedari tadi menahan rasa kesal.

"Dia Sayanggg yang mancing-mancing emosi gue dari tadi," adu Elang tak lupa pula rengekan manja itu keluar dari mulutnya.

"Yan, lu betah sama tingkah childish Elang kayak gini? Sumpah, gak cocok banget dia jadi suami lu."

"Heh, sembarangan aja lu kalo ngomong!" serobot Elang tak terima dikatai childish.

"Terus lu pantes gitu jadi suami Sean. Dih ngarep lu!" lanjut Elang sambil mendelik kesal.

"Emang faktanya kan? Gak guna lu jadi suami. Beban keluarga. Kelakuan masih childish aja, so-soan nikahin Iyan."

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang