Chapter 55

16.3K 1.2K 55
                                    

Happy Reading🌻

Ujian kelulusan akan di laksanakan minggu depan, maka dari itu seluruh murid kelas 12 SMA Nusa Bangsa sekarang ini tengah fokus mengerjakan berbagai soal latihan untuk mempersiapkan diri mereka, termasuk pasutri baru dan kelima teman Elang.

Kelima pemuda yang biasanya selalu membuat kegaduhan di dalam kelas, kini terlihat sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Eros yang terkenal dengan kemalasannya pun kini terlihat tengah mengerjakan soal matematika dengan serius. Jari tangannya dengan bibir kumat kamit bergerak dengan lincah.

Sedangkan Elang, lelaki itu terlihat tengah melukis abstrak di atas permukaan kertas kosong dengan sesekali melirik pada sang istri yang terlihat tengah fokus mengerjakan soal.

Dengan gerakan pelan tanpa menimbulkan kegaduhan, Elang mendekatkan tempat duduknya ke arah Sean.

"Sayang, aku ngantuk," bisik lembut Elang tepat di telinga pemuda itu.

Sean dengan spontan menghentikan gerakan jari tangannya saat mendengar bisikan lembut Elang dengan nada dan kosa kata yang berbeda dari biasanya.

"A-Aku?" tanya Sean dengan mengerjapkan kedua bola matanya, terasa ada yang aneh saat lelaki itu mengganti gaya bahasanya.

"Ngantuk," ulang Elang dengan mimik wajah menggemaskan di mata Sean.

Sean kembali mengerjapkan matanya dengan menahan rasa gemasnya pada suaminya itu yang berubah secara mendadak seperti ini.

"Emang udah selesai ngerjain soalnya?" tanya Sean sambil melirik lembar jawaban milik Elang yang ternyata sudah terisi semua.

Elang menganggukkan kepalanya pelan, dan dengan segera menggenggam sebelah tangan Sean, lalu menumpkepalanya di pundak pemuda itu dengan nyaman.

Wajar saja Elang merasa mengantuk hari ini, karena semalam memang waktu tidur mereka benar-benar kurang. Sean sendiri rasanya sekarang ini masih terasa berat di bagian matanya, tapi coba dia tahan mati-matian.

Bahkan semua soal milik Sean sudah dia kerjakan dan sudah selesai sedari tadi, tapi karena dia bosan dan demi mengalihkan rasa kantuknya, dia dengan kegabutannya terus menghitung soal matematika itu yang jawabannya masih tetap sama seperti jawaban awal.

Hembusan napas Elang kini terdengar di telinga Sean. Itu tandanya lelaki itu sudah benar-benar tertidur nyaman.

Sean masih setia mengusap pelan lengan Elang dengan tatapan mata kini mengedar keluar jendela kelasnya.

Tatapan matanya kini terpusat pada dua objek yang berhasil menyita perhatiannya. Di taman sekolah, terdapat sepasang pria tengah berusaha mengambil buah Mangga dari pohon.

Tiba-tiba sudut bibirnya terangkat menampilkan senyum kecil, saat selintas bayangan waktu dulu berhasil masuk ke dalam memorinya kembali.

Bayangan dimana waktu pertama kali dirinya di pertemukan dengan sosok anak laki-laki yang sekarang sudah berusia dewasa dan menjadi suaminya.

Bayangan itu cukup membuat bibir Sean kembali tersenyum kecil. Rasanya dia tidak menyangka awal pertemuannya akan seperti itu.

***

Flashback On

"Wih, buah Mangga Pak Haji Jamal udah pada gede tuh." Sepasang bola mata biru terang menatap ke atas sana, satu pohon Mangga yang tidak terlalu tinggi namun tidak terlalu pendek juga.

Lidahnya menjilat bibirnya seolah tengah merasakan nikmatnya jika memakan buah Mangga muda di siang bolong seperti ini.

Matanya dia gulirkan menatap sekeliling, guna memastikan tidak ada si pemilik buah atau orang lain yang akan melihat aksi nakalnya.

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang