Chapter 23

17.2K 1.6K 38
                                    

Happy Reading🌻

Sudah 30 menit berlalu sejak Sean tiba di rumah keluarga Reymorgen. Mereka bertiga tak habis-habisnya menanyakan berbagai pertanyaan padanya, dan Sean menjawab dengan penuh kesabaran.

"Kamu lanjut sekolah dimana?" tanya Morgan sambil menatap Sean.

Sean terdiam sejenak. Haruskah dia jujur jika dia bersekolah di SMA Nusa Bangsa, sekolah milik ayahnya dan juga Morgan.

"Iyan sekolah diー"

BRAK!

Suara bising di lantai atas mampu mengalihkan fokus mereka. Sean menatap Morgan dan Jesslyn bergantian, lalu dia menoleh pada Satria.

"Ck, pasti anak itu." Morgan berdecak kesal dan segera bangun dari duduknya.

"Anak?" gumam Sean tak mengerti.

Siapa anak yang dimaksud oleh Morgan. Bukankah Satria ada di sini. Lalu siapa yang berada di lantai atas? Tunggu, jangan bilang itu Elang.

"Papa mau ngecek dia dulu," ucap Morgan lagi dan mulai melangkah menaiki tangga.

"Mama ikut!"

Jesslyn menimpali dengan ikut melangkah menyusul suaminya, meninggalkan Satria dan Sean di bawah.

"Siapa di atas?"

Satria menatap Sean, lalu berpindah duduk menjadi mendekati pemuda itu, membuat Sean tak nyaman.

"Siapa di atas?" tanya Sean lagi sambil menggeser sedikit tubuhnya menjauhi Satria.

"Elang," jawab Satria, membuat Sean sedikit terkejut. Jadi benar Elang ada di rumah ini.

"Gue mau liat Elang," ucap Sean dan hendak menyusul ke lantai atas, namun segera ditahan oleh Satria.

"Mau ngapain? Mending di sini aja. Aku mau ngomong sama kamu."

"Ngomong apa?"

"Soal hubungan kita."

Setelah mendengar ucapan Satria yang seperti itu, Sean kini duduk kembali ke tempat semula.

"Aku tau kamu pasti mau batalin perjodohan kita, kan?"

Sean mengangguk membenarkan. Hal itu mampu membuat Satria menghembuskan napas pelan sambil mencengkram kuat sisi sofa.

"Jangan. Jangan lakuin itu," ucap Satria pelan. Sean menaikan sebelah alisnya tak mengerti.

"Why? Kita sama-sama gak saling suka, jadi ngapain repot-repー"

"Gue suka," potong Satria menjeda ucapannya. "Gue suka sama lu."

"Tapi gue gak suka," jawab Sean.

"Lu belum nyoba. Kita baru ketemu lagi sekarang, gimana lu bisa suka sama gue, sedangkan kita jarang berinteraksi," jelas Satria.

"Terus kenapa pula lu bisa suka sama gue? Sedangkan kita jarang ketemu," tanya Sean tak mau kalah.

Satria menatap Sean dalam, lalu dia perlahan menggenggam kedua telapak tangan pemuda itu.

"Gue udah suka sama lu dari dulu. Dari dulu Yan," ucap Satria.

Sean, pemuda itu mencoba melepaskan genggaman tangan Satria.

"Tapi gue gak sukー"

"Lu coba dulu. Please, gue yakin lu cuma butuh waktu buat suka sama gue," potong Satria serius.

"Emangnya lu mau ngelanggar perintah kedua orang tua lu?"

"Lu mau buat mereka sedih?"

"Lu gak kasian sama merー"

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang