Chapter 51

16.6K 1.4K 42
                                    

Happy Reading🌻

"Gue ke sini ya mau pamit lah sama lu. Sama Iyan juga," jelas Satria.

"Udah, kan? Cepet sana lu pergi."

"Ck, yang sopan lu sama Abang!"

"Males gue sopan sama Abang yang bentukannya kayak lu gini," dengus Elang dengan memalingkan wajahnya ke arahL lain.

Grep!

Tiba-tiba Satria memeluk Elang sambilngan erat. "Maafin gue buat semua yang udah gue lakuin ke lu."

Elang diam mematung dengan jantung berdebar kencang. Dia dengan perlahan membalas pelukan itu tak kalah eratnya.

"Gue juga. Sorry buat semuanya," jawab Elang pelan.

"Acieeee, so sweet banget sih kalian."

Suara Sean pun mampu mengembalikan kesadaran dua laki-laki yang tengah saling berpelukan itu.

"Apaan sih lu peluk-peluk!"

Elang dan Satria saling melepaskan pelukan itu. Elang mengambil jarak agar tak terlalu dekat dengan Satria, dengan delikan mata menyebalkan Elang berikan, namun hal itu mampu membuat Satria tersenyum lebar.

"Gue gak punya banyak waktu. Sekali lagi gue titip Iyan. Jaga dia baik-baik, jangan sampe lu sakitin dia!" peringat Satria serius.

"Gak usah lu ingetin juga. Gue pasti bakal lakuin tugas gue!" jawab Elang.

Satria menganggukkan kepalanya percaya dengan ucapan Elang. Lalu tatapannya kini beralih pada Sean.

Elang dengan sigap menarik tubuh Sean masuk ke dalam dekapannya, saat Satria terlihat akan memeluk istrinya itu.

"Jangan modus lu ya!" peringat Elang menatap malas pada Satria.

"Ck, kan pamitan Lang," decak kesal Satria menatap jengah adiknya itu.

"Pamitan ya pamitan aja. Gak usah pake peluk-pelukan segala," ketus Elang masih memeluk erat tubuh Sean.

"Ya udah gue pamit."

Satria segera mengambil kopernya tadi, dan dengan perlahan Elang melepaskan pelukannya pada tubuh sang istri.

Satria tiba-tiba menyunggingkan senyum jahilnya melirik Elang. Ini kesempatannya untuk memeluk Sean.

Grep!

Untuk kali ini tolong izinkan Satria memeluk tubuh Sean meski hanya sebentar saja.

"Anjing lu Satria! Lepasin istri gue!" teriak Elang kesal setengah mati saat dirinya kecolongan.

Dengan cepat Elang melepaskan pelukan kakaknya itu dari tubuh istri mungilnya.

"Gue pamit ya." Satria tertawa renyah dengan bersiap untuk pergi.

"Pamit, pamit aja lu dari tadi. Pergi juga kagak," kesal Elang dengan kembali memeluk tubuh Sean.

Satria menepuk bahu Elang pelan. "Gue titip bokap nyokap, juga Iyー"

"Pergi gak lu!" potong Elang dengan menatap lelah kakaknya itu.

Plak!

Elang menepis kasar tangan Satria yang akan mengusap kepala Sean. "Si tolol! Makin ngelunjak ya lu!" marahnya.

Satria dengan gerakan cepat menyeret kopernya keluar dari apartemen Elang. Sudah puas dia menjahili adiknya itu.

"Semoga kecebong lu gak gagal."

Sebelum benar-benar menghilang dari balik pintu, Satria kembali bersuara dengan melayangkan senyum mengejeknya.

"MAKSUD LU APA NGOMONG GITU?!"

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang