Happy Reading🌻
Brak!
Suara benturan keras terdengar menggema di dalam sebuah kamar seorang pria. Suara itu tercipta saat sebuah ponsel melayang jauh hingga menabrak pigura foto yang berada di atas nakas.
"Arghh!"
Tangannya menjambak rambutnya dengan kuat, merasa frustasi dan marah dengan keadaannya saat ini.
Puluhan pesan yang dia kirimkan dari siang hingga sore belum juga mendapat balasan ataupun respon dari pemuda yang sangat dia cintai.
"Pasti si Elang udah blokir nomor gue. Argghh bajingan!" umpatnya kesal.
Satria, laki-laki itu rupanya masih belum bisa menerima jika Sean sekarang sudah menjadi istri Elang. Hati dan pikirannya tengah saling beradu tidak sinkron.
Hatinya masih berharap pada Sean, sedangkan pikirannya berusaha untuk merelakan meski itu berat.
"Gue dari dulu sayang sama lu Yan. Tapi kenapa malah Elang yang dapetin lu?"
"Gue yang udah berjuang selama ini buat dapetin hati lu. Kenapa malah Elang yang dengan mudahnya bisa nikahin lu?"
"Gue gak rela perjuangan gue selama ini sia-sia. Gue yang udah berjuang, jadi gue yang harus dan berhak dapetin lu."
"Cuma gue Yan. Meskipun lu sekarang istri Elang, tapi gue gak perduli. Gue mau lu jadi milik gue gimanapun caranya."
Prang!
"Elang anjing, lu rebut Iyan dari gue!"
Satria membanting sebuah pigura foto yang menampilkan foto dirinya dan juga Elang saat masih kecil.
Di dalam hatinya masih tetap tidak bisa menerima Elang yang sudah merebut Sean darinya. Padahal jika Satria memikirkan beberapa tahun yang lalu, dirinya sendiri yang mengambil posisi Elang untuk menjadi calon suami Sean.
Tapi yang namanya jodoh tidak kemana dan tidak mungkin tertukar, maka dari itu Sean yang seharusnya menjadi milik Elang kembali pada Elang.
Dan masalah tentang hati, memang sulit untuk merelakan atau sekedar melepaskan. Dan hal itu sekarang terjadi pada diri Satria.
Dia sudah memilki perasaan pada Sean sejak awal mula mereka bertemu, sampai pemuda itu pindah ke London pun Satria masih setia menunggu dan tetap mencintai Sean.
Sampai dimana dia sudah berstatus menjadi calon suami Sean, rasa cinta itu semakin membesar hingga berubah menjadi rasa ingin memiliki.
Entah hal itu bisa dikatakan dengan cinta atau mungkin hanya obsesi semata.
"Gue cinta sama lu Yan, cinta banget!"
Tok... tok... tok...
Suara ketukan pintu kamar mampu menyita perhatian Satria. Dengan wajah merah padam, pria itu melangkah mendekati pintu.
Entah siapa pelakunya karena seingat Satria, kedua orang tuanya sedang tidak ada di rumah. Dengan tampang datarnya, Satria dengan kasar membukan pintu kamarnya.
Dan detik berikutnya terpampang lah wajah polos seorang pemuda yang tengah menyengir lebar dengan membawa sebuah nampan berisi sepiring nasi dan lauk pauknya juga segelas air.
Satria mendengus kesal saat melihat raut wajah Lio, pemuda yang tidak sengaja dia tolong hingga urusannya berkepanjangan sampai sekarang.
"Mau apa lagi sih lu, hah?"
Semenjak kehadiran sosok Lio, hidup Satria menjadi tak tentram. Selalu saja ada yang membuatnya kesal jika sudah bersangkutan dengan pemuda itu.
Lio, pemuda manis itu tersentak kaget dengan mengerjapkan matanya beberapa kali. Mengapa tuan mudanya ini sangat suka sekali membentak dirinya, padahal dirinya tak melakukan kesalahan atau mengganggu tuan mudanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Confidential (END)
Teen Fiction⚠️ BL LOKAL Sean Wilson terlibat dalam insiden dengan seorang lelaki mabuk di tengah jalan. Namun, tanpa disadari ia meninggalkan barang berharga di tempat kejadian yang akan membawa perubahan besar dalam hidupnya. "Kita gak pacaran, tapi lu punya...