Chapter-64 (END)

2.5K 100 22
                                    

Rapat siang hari ini begitu menguras pikiran dan tenaga Galang. Otaknya terasa sangat pening dan berantakan. Tubuhnya terasa remuk di setiap inci sendinya. Seperti tubuh yang tak henti-hentinya bekerja.

"Hari ini tidak ada agenda lain, kan?"

Galang bertanya kepada asistennya yang berjalan satu langkah dibelakangnya. Asisten itu membuka tablet yang ada disana pangkuannya lalu mengangguk pelan.

"Ya, semua kegiatan selesai untuk hari ini."

"Bagus. Saya aku akan beristirahat di kantor. Jadi, jangan ganggu saya."

"Baik, Pak Galang."

Setelahnya Galang masuk ke dalam kantornya. Dia duduk di kursi kantornya yang terasa empuk dan nyaman itu. Kemudian dia memutar kursi untuk menghadap dinding kaca yang besar. Membelakangi meja kerjanya yang cukup berantakan, dipenuhi oleh berbagai dokumen.

Sinar matahari sore hari yang tidak terlalu menyengat namun tetap menyilaukan mata itu membungkus Galang. Galang menutup matanya secara perlahan dan berusaha menyerap perasaan hangat ini.

Pikirannya yang tadi kusut, secara perlahan bisa kembali teratur kembali. Namun, pikiran lain segera datang mengambil alih otaknya yang biasanya sering diisi oleh pekerjaan.

'Bagaimana kabarnya?'

Galang membuka matanya lagi, dia tidak ingin pikiran itu kembali menguasai dirinya. Jadi, alih-alih beristirahat seperti keinginannya, dia mulai memeriksa tumpukan dokumen yang masih ditundanya.

Berkat isi dokumen yang berat, Galang merasa lega karena dia bisa menyingkirkan pikiran tadi. Dia terus fokus membaca isi dari setiap dokumen. Beberapa dokumen ada yang dia tandatangani dan beberapa yang lain dia coret di beberapa bagian.

Hal itu terus berlanjut sampai malam hari tiba, Galang tidak menyadari kalau hari sudah berganti menjadi gelap hingga dia menerima telepon dari seseorang.

Saat melihat nama penelpon di atas layar, Galang mendengus pelan.

"Halo?"

-Ada rencana malam ini?

"Tidak, aku sibuk."

Ada helaan nafas panjang yang terdengar, Galang bisa membayangkan wajah orang di seberang sana yang tampak lelah dan kesal.

-Alasan klise lagi!

"Aku tidak berbohong. Aku benar-benar tengah bekerja, Kak Danu."

-Tapi ini sudah kesekian puluh kalinya kamu menolak ajakanku

"Tapi, aku memang sibuk."

-Kau hanya sengaja menyibukkan dirimu, kan?

Entah kenapa itu tepat sasaran, dan Galang merasa tidak suka mendengarnya. Dia merasa isi hatinya telah terlihat oleh orang lain.

-Berapa lama lagi kamu akan seperti ini, Galang?

Galang menggeleng pelan, padahal Danu tidak akan pernah bisa melihatnya. Galang memutar kursinya dan menatap langit malam. Tidak satupun bintang yang terlihat. Langit pun tidak lagi berwarna biru cerah, berubah menjadi gelap total. Seperti isi hatinya saat ini.

-Sudah 6 bulan sejak kita kembali dari sana. Dan kamu masih seperti ini.

Galang tidak membalas apapun. Dia masih tetap melihat langit, seolah berharap langit hitam akan segera berganti menjadi biru lagi. Tapi, bahkan keinginannya tidak bisa terwujud.

Sejak 6 bulan lalu, Galang kembali ke kota. Awalnya ayahnya marah atas semua kekacauan yang dilakukannya. Bahkan, hingga saat ini dia tidak pernah mau berbicara dengan Galang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[BL] Playboy Trap |Biru&Galang|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang