Sejak membuka mata hingga tidur lagi, hidup Madeline Loenfield yang berusia dua puluh empat tahun diatur dengan sangat teliti.
Pelayan di sekelilingnya, kecuali pengelola kebun, selalu menghindari perhatian. Namun, dia selalu disajikan makanan lezat, teh hangat, dan tempat tidur yang nyaman. Semua kenyamanan ini dihitung dengan cermat untuk memastikan tidak ada rasa tidak nyaman sedikit pun.
Madeline merasa seperti Psyche dari mitologi, yang dihormati oleh hantu tanpa bentuk di kuil dan dikorbankan untuk monster. Dia merasa berada di bawah perawatan diam-diam dari bayangan di mansion.
Metafora mitologis terus muncul. Ketika Madeline berkeliling mansion, dia membayangkan labirin Kreta yang luas dengan banyak kamar, masing-masing dengan ceritanya sendiri.
Rahasia yang seharusnya tidak dia ketahui. Kenangan yang ditakdirkan untuk menghilang di bawah lapisan debu.
Dan di pusat labirin itu, seperti Minotaur, ada Earl.
Lantai tempat tinggal Earl adalah zona terlarang. Bahkan para pelayan hanya bisa mengakses sebagian kecil, yang hanya diberikan kepada beberapa orang terpilih. Meskipun Madeline adalah istrinya, dia belum pernah mengunjungi lantai itu.
Meskipun Earl tidak melarangnya secara eksplisit, dia merasakan tekanan tak terucapkan: ‘Tempat ini bukan untukmu.’
Seperti Earl yang tidak ikut campur dalam urusan Madeline, dia juga secara tak tertulis dilarang campur tangan dalam urusan Earl. Ini menjadi aturan tak tertulis di Mansion Nottingham.
Mansion ini dipenuhi dengan berbagai potret. Mengingat bahwa Ian Nottingham adalah Earl ke-10, potret-potret tersebut melacak sejarah beberapa abad. Potret-potret pria dan wanita dalam pakaian era Tudor sangat mencolok.
Namun, yang paling menarik perhatian Madeline adalah foto-foto kecil hitam-putih yang diletakkan di samping potret-potret mewah dari kepala rumah tangga masa lalu.
Salah satu foto menunjukkan seorang anak laki-laki dalam kostum pelaut, tersenyum cerah. Rambut hitamnya tersebar ke segala arah, dan ekspresinya memancarkan kegembiraan nakal. Di antara potret-potret serius, foto ini sangat mencolok.
Ada banyak potret pemilik mansion di masa lalu, tetapi foto ini terasa berbeda.
Di samping potret-potret terhormat, foto ini tampak tidak pada tempatnya. Wajah cerah dan nakal itu menampilkan senyum menggoda.
Butuh waktu tiga tahun bagi Madeline yang tinggal di Mansion Nottingham untuk mengetahui bahwa anak laki-laki dalam foto itu adalah Eric Nottingham, adik laki-laki Earl.
Dia pergi berperang pada usia dua puluh dan meninggal di Belgia. Ian Nottingham pasti menerima kabar tersebut di medan perang.
Di samping foto anak laki-laki itu, ada juga foto seorang wanita cantik—Isabel Nottingham, adik perempuan Earl. Dia memiliki wajah angkuh dan bibir yang tertutup rapat, menandakan kebanggaannya.
Isabel meninggal dalam kecelakaan dan berusia sama dengan Madeline. Dikatakan bahwa sebelum perang meletus, mobil yang dia tumpangi bersama kekasihnya terbalik.
Ada cerita tambahan. Kisah yang beredar seperti gosip di kalangan orang-orang kaya. Isabel dikatakan sengaja membelokkan kemudi, menyebabkan mobil terbalik di bawah kakinya. Kesialan yang menimpa saudara-saudara Nottingham menjadi topik terkenal di masyarakat. Rumor beredar tentang kutukan di mansion atau roh yang gelisah. Walaupun tidak ada yang berani bertanya langsung kepada Madeline, rumor-rumor itu berkembang, dipelihara oleh ketidakhadirannya dari acara sosial.
Bagi Madeline, kesialan mereka tidak terasa luar biasa. Namun, meskipun tidak luar biasa, itu bukanlah hal yang sepele.
Setiap kali melihat foto-foto tersebut, dia merasa simpati terhadap Earl, meskipun dia tidak mengakui perasaan itu secara sadar.