Bab 51: Ke Amerika

35 1 0
                                    

Madeline berjalan menyusuri jalan sepi menuju pusat kota. Tak ada yang memperhatikan wanita yang tampak biasa itu. Di bawah langit yang suram, di antara kerumunan orang, semua tampak serupa. Jalanan dipenuhi wanita yang menjajakan barang dagangan dan orang-orang yang mampir untuk minum saat istirahat dari pabrik.

Madeline menuju stasiun, pikirannya dipenuhi oleh kejadian penahanannya yang tiba-tiba, sambil membawa barang-barang seadanya dalam tas kumal, seluruh kekayaannya yang tersisa.

Sepanjang perjalanan kereta ke Birmingham, tas itu tetap menjadi perhatiannya. Di dalamnya, selain uangnya, ada sepucuk surat dari teman satu selnya, Susie.

Susie.

Wanita Irlandia yang cerewet itu bernama Susie McDermott, orang yang Madeline temui saat penahanan. Madeline mengetahui namanya setelah pertemuan mereka di penjara. Susie, yang dihukum tiga tahun karena penipuan, menyambut Madeline seperti seorang teman lama, berjanji akan menjaga Madeline.

Bagi Susie, Madeline Loenfield adalah tokoh utama dalam kisah romantis. Kisah cinta antara Madeline dan Jake telah tersebar luas di antara para tahanan.

Madeline tetap diam, menemukan kenyamanan dalam menjadi pahlawan tragis yang dikasihani oleh orang lain.

Sejak saat itu, ia selalu bersama Susie. Mereka berbagi makanan dan cerita. Susie sering mengejek “keanggunan aristokrat” Madeline, namun tetap menerimanya. Tanpa Susie, Madeline tidak akan bertahan sebulan di penjara.

Susie McDermott, anak bungsu dari tujuh bersaudara, adalah seorang Irlandia yang banyak bicara, suka menyombongkan diri, dan penipu ulung. Penampilannya yang polos berhasil menipu banyak orang.

“Pada akhirnya, aku hanya pion dalam permainan catur. Jika bajingan itu tidak mengkhianatiku…”

Menurut Susie, dia hanya korban lain dari seorang penipu licik. Kisahnya tentang “Aku tak bersalah” selalu berubah seiring waktu, tetapi bahkan dia pun mengakui ketidak konsistenannya.

Bagaimanapun, kakak-kakak Susie semuanya ada di Amerika. Charles, yang tertua, menjalankan toko kelontong yang cukup sukses di New York, sementara yang kedua bekerja di pelabuhan Boston untuk menabung.

Dia sering berbicara tentang Amerika, Hollywood di Pantai Barat, dan gedung-gedung pencakar langit di Pantai Timur. Matanya berbinar saat mengatakan bahwa bahkan orang miskin pun bisa kaya dengan cukup usaha. Madeline menjawab, “Ada juga kemungkinan besar untuk menjadi melarat. Banyak juga bandit bersenjata di sana.”

“Sayang, kita tidak punya apa-apa untuk kehilangan. Berhentilah khawatir.”

Dua hari sebelum Madeline dibebaskan, Susie menyelipkan sepucuk surat yang kusut ke dalam pelukan Madeline.

“Meski baru enam bulan, kau tidak akan melupakanku. Aku memberikan ini untuk berjaga-jaga, jangan ditolak.”

Surat itu sekaligus menjadi surat pengantar. Setengah memohon, setengah mengancam, merekomendasikan Madeline Loenfield kepada Charles McDermott, saudara Susie.

“Tapi aku tak mengenal siapa pun di Amerika…”

“Hanya untuk berjaga-jaga. Lagipula, kau tidak punya siapa-siapa untuk diandalkan di sini.”

Mengabaikan ekspresi muram Madeline, Susie mendorong surat itu lebih dalam ke pelukan Madeline.

“Aku bisa mengenali orang dengan sekali lihat. Ini adalah wajah seseorang yang ditakdirkan untuk sukses.”

Ini adalah tanah penuh peluang. Pikirkanlah.

Sejak menerima rekomendasi Susie, Madeline tidak bisa tidur. Jantungnya berdebar seolah merasa bersalah. Kegembiraan akan kebebasannya yang akan datang tidak terasa. Sekadar memikirkan untuk meninggalkan tanah airnya terasa seperti pengkhianatan.

Salvation EquationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang