Baper Sama Galang

132 17 7
                                    

Thea terdiam setelah mendengar kisah itu. Amel semakin menyeringai. Sedangkan Wingky menggeleng waswas.

"Apa itu benar, Wingky?" Tanya Thea dengan nada yang sangat dingin.

"Thea! Lo jangan percaya, Thea! Amel hanya mengada-ngada buat memisahkan kita." Jelas Wingky berbohong.

"Mengada-ngada apanya? Itu fakta, Thea!" Beber Amel mengebu-ngebu.

Thea menggeleng tak percaya. Matanya berkaca-kaca menatap Wingky. Orang yang ia cintai, justru adalah alasan dibalik dirinya menjadi vampir.

"Thea–"

Plakkk...

Nafas Thea memburu setelah ia menampar Wingky. Ia menatap Wingky penuh amarah.

"LO JAHAT, WINGKY! DENGAN LO JADIIN GUE VAMPIR, LO BIKIN GUE KEHILANGAN BAGSA SERIGALA! BANGSA YANG UDAH BERJASA DALAM HIDUP GUE! LO JADIIN GUE MUSUH DARI KELUARGA GUE SENDIRI!" Marah Thea menjadi-jadi.

"Thea! Pelan-pelan. Jangan sampe ada orang yang dengar ucapan lo." Wingky mencoba menenangkan Thea.

"GUE GAK PEDULI!" Teriak Thea.

Amel yang melihat itu tertawa senang. Baginya, pertengkaran ini adalah hiburan gratis yang wajib di tonton.

"Thea! Lo harus tau apa alasan gue."

"Apa alasan lo?!"

"Thea. Gue cinta sama lo. Gue gak mau kehilangan lo. Dengan lo masih menjadi manusia, gue akan kehilangan lo. Gue pengen lo abadi kayak gue. Dengan begitu, cinta kita akan abadi selamanya."

"LO EGOIS, WINGKY! Mungkin lo gak kehilangan gue, waktu itu. Tapi lo akan kehilangan gue sekarang! Karna apa?! KARNA SEKARANG GUE BENCI SAMA LO!" Hardik Thea dan langsung menghambur pergi. Tak lupa dengan tangisan yang sejak tadi ia tahan.

"Thea!"

Kini Wingky menatap marah pada Amel. Amel yang ditatap begitu tak terima.

"Kenapa? Salah lo sendiri yang membangkang gue." Ucap Amel tanpa rasa bersalah.

"Mulai sekarang, lo bukan kakak gue lagi!" Marah Wingky yang juga pergi.

Bukannya ketar-ketir, Amel malah semakin tertawa, "Emangnya gue peduli?"

***

Thea yang menangis, tanpa sadar menabrak Digo dan Sissy. Melihat keadaan Thea, keduanya menatap khawatir.

"Heh, Thea! Lo kenapa?"

Thea tak mampu menjawab. Sejak tadi ia hanya mampu terisak.

"Heh, Thea! Jawab!" Gertak Digo yang membuat Thea semakin menangis.

"My Baby Honey! Pelan-pelan, dong! Jangan kasar. Thea nya malah makin nangis, kan!" Sissy menengahi. Gadis itu lekas merengkuh Thea kedalam pelukannya. Thea yang dipeluk Sissy tak memberontak sedikitpun.

Digo menghembuskan nafasnya. Kini ia menatap Thea lebih tenang, "Thea! Lo kenapa?" Tanyanya lebih pelan.

"Hiks! Wingky."

Hanya mendengar satu nama itu, emosi Digo meledak-ledak.

"Gue abisin tuh anak!"

"DIGO!" Teriak Sissy dan menarik almamater Digo saat laki-laki itu hendak pergi mencari Wingky.

"Udah! Jangan ngurusin si Wingky-Wingky itu dulu. Ini si Thea gimana? Kasian dia. Kalo lo ngurusin si Wingky, yang ada psikis Thea makin terguncang." Pinta Sissy yang kini juga ikut menangis. Jujur, Sissy paling gak bisa lihat sesama perempuan menangis. Hatinya mudah terbawa perasaan.

Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang