"Kalian Saling Kenal?"

115 18 12
                                    

"Pagi kakak-kakakku!" Sapa Tania dengan ceria. Ia langsung merangkul Tristan karna dirasa Tristan adalah kakak tertuanya. Bagaimanapun juga, Tania senang bermanja pada kakak tertua.

"Lo beneran, gak mau dianterin lagi?" Tanya Tristan penasaran.

Tania mengangguk yakin, "Iya."

"Gue penasaran, kenapa lo akhir-akhir ini gak mau kita anterin?" Heran Liora.

Tania terlihat berpikir, "Hmm, ada deh! Gue pengen nemuin seseorang dulu, sih."

Mendengar itu, diam-diam Inge berdecak. Entah mengapa ia rasanya kesal? Kesal bukan karna gak suka. Tapi lebih ke cemburu? Sedangkan Thea, ia menunduk murung. Pasti Tania ingin menemui Galang, pikirnya.

"Dah!" Setelah itu, Tania melesat pergi.

Liora, dan Jordan terkekeh. Mereka memang senang jika melihat Tania seceria itu.

"Ya udah! Kalo gitu, kita masuk mobil." Perintah Tristan dan diangguki semuanya. Kecuali Inge.

"Enggak, deh! Gue gak jadi di anter. Gue bareng Tania aja." Pinta Inge.

"Lo yakin?" Tanya Tristan heran. Inge mengangguk.

"Lo sama Tania itu belakangan ini aneh tau gak? Sebenarnya siapa sih, yang pengen kalian temuin itu?" Liora semakin berdecak heran saja. Ayolah! Ia sangat penasaran.

"Bukan siapa-siapa." Setelah mengatakan itu, Inge melesat pergi juga.

Sementara Thea malah semakin murung. "Apa iya, gue harus bersaing sama adik-adik gue buat dapetin Galang?" Thea membatin. Ia hanya bisa menghela napas pasrah.

Semua pun lekas menuju mobil dan memasukinya. Selang beberapa menit, kedua mobil itu berangkat.

***

Tania menghembuskan nafasnya kecewa. Apa Galang tidak datang lagi? Entah mengapa, Tania sangat merindukan laki-laki itu? Seketika Tania khawatir. Terakhir kali ia bertemu Galang, wajah laki-laki amat pucat. Apakah Galang sakit?

Tin-tin.

Tania tersenyum. Itu dia laki-laki yang sejak tadi ditunggunya. Akhirnya dia datang juga. Tania juga bisa menghela napas lega karna melihat Galang datang dengan keadaan yang baik-baik saja.

"Eh, ada vampir cantik!" Sapa Galang cengengesan.

Tania tersenyum. Kenapa Galang selalu berhasil membuatnya berdebar?

"Apaan sih, lo?" Salting Tania, "Oh iya! Dari kemarin lo kemana aja? Kok gak keliatan?" Tanya Tania mengalihkan perhatian.

Galang terkekeh, "Kenapa? Lo kangen, ya?"

Tania mendelik, "Idih! Kebiasaan lo, ya! Pedenya kumat lagi."

Galang tertawa. Entah mengapa, menggodai Tania selalu berhasil membuatnya merasa terhibur.

"Gue anter, yuk!" Ajak Galang.

Diam-diam Tania tersenyum. Galang menawarkan diri untuk mengantar dirinya, kah?

"Emangnya boleh?" Tanyanya basa-basi.

"Kenapa gak boleh?"

Tania mengangguk, "Ya udah, deh!" Alhasil, Tania naik ke atas motor Galang. Galang bersorak ria. Akhirnya Tania mau juga!

"Pegangan, dong!" Pinta Galang.

"Bentar!" Tania memperbaiki posisi duduknya mencari posisi ternyaman.

"Udah!" Sahut Tania ketika ia sudah memeluk pinggang Galang dari belakang. Diam-diam Tania terus menebarkan senyumannya.

"Kita berangkat, ya!"

Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang