Study Tour

83 20 18
                                    

Pagi ini, Sekolah telah di ramaikan  oleh ramainya anak-anak yang bersiap untuk Study Tour. Begitu pula dengan Tristan dan saudara-saudaranya yang tengah menyandar pada mobil mereka. Tentunya Nayla dan Sissy ikut juga di keluarga Agra. Hanya saja kedua gadis itu masih saling diam-diaman. Sissy hanya bisa menghela napas ketika Nayla membuang muka padanya.

Tak lama kemudian, Galang datang dengan motornya. Thea hanya bisa memandangi laki-laki itu dari jauh. Thea harap, jika masalah soal Sissy, tak akan mengganggu tugas Galang sebagai ketua Kelas.

Galang pun melirik pada keluarga Agra. Digo menatapnya sinis. Melihat ada Sissy, Galang lekas memakai kupluk kepala dari hoodienya. Ia masih tak enak hati untuk melihat gadis itu.

Melihat anak-anak ketua Kelas yang lain siap berangkat terlebih dahulu dengan motor, Galang pun kembali menyalakan mesin motornya. Sekali lagi ia melirik pada keluarga Agra. Barulah ia ikut berangkat mengikuti anak-anak ketua Kelas lainnya.

"Tuh orang mau gue abisin!" Desis Digo ingin mengejar Galang. Namun Tristan, Thea, dan Sissy mencegahnya.

"Digo! Berhenti!" Gertak Tristan. Dan Thea hanya menarik tangannya saja. Dan Digo berhasil menyentakkannya.

"Honey! Udah, dong!" Pinta Sissy yang membuat Nayla meliriknya heran.

"Loh, kenapa, sayang? Aku kan mau balesin dendam kamu sama dia." Digo pun heran.

"Sekarang aku adalah serigala. Darah Galang mengalir dalam tubuh aku. Dan sekarang aku punya insting, apa yang dirasain Galang, aku ngerasain juga. Kalo aku gak terima kamu nyakitin Galang, jangan salahin aku kalo aku berubah jadi serigala dan ngelawan kamu. Kamu mau, aku jadi serigala?" Jelas Sissy membuat Digo terdiam. Sissy ada benarnya juga.

"Gak! Aku gak mau kamu jadi serigala." Ucap Digo lirih.

Sebenarnya, Digo masih tak terima jika Sissy telah menjadi serigala. Makhluk yang paling ia benci didunia ini. Namun, ia tak bisa membohongi perasaannya kalau ia sangat mencintai Sissy. Mau gak mau, ia harus bisa menerima Sissy apa adanya seperti Sissy yang bisa terima dia apa adanya.

"Si? Lo beneran?" Tanya Nayla antusias. Thea pun ikut tersenyum mendengarnya.

Sissy mengangguk yakin, "Gue udah gak marah lagi sama dia. Gue sadar, semalam gue ngerasain sedih banget. Tapi gue gak tau rasa sedih itu dari mana? Pas gue sadar, itu adalah kesedihannya Galang. Galang pasti sedih karna gue perlakuin gitu kemarin. Jadi, gue memutuskan untuk memaafkan dia." Ucapnya tersenyum.

Nayla tersenyum bahagia. Ia lekas memeluk Sissy erat. Sissy pun membalasnya tak kalah erat. Diam-diam Digo mendengus kesal. Kenapa Sissy segala memaafkan Galang, sih?

Tak lama kemudian, semua lekas diperintahkan untuk mengumpul. Walaupun suara perintah itu kecil bahkan hampir tak terdengar, tapi keluarga Agra masih mendengarnya. Itu karna sang guru tidak menggunakan mikrofon.

"Baiklah anak-anak! Sudah berkumpul semuanya? Ketua Kelas kalian sudah berjalan terlebih dahulu. Dan sekarang, kita absen dulu untuk memastikannya, siapa saja yang ikut. Yang namanya disebut, silahkan tunjuk tangan dan memasuki kendaraannya masing-masing. Sebelumnya sudah ditentukan bukan?"

"Sudah, pak!"

"Yang naik bis, mobil, ataupun motor sudah terdata disini. Sekarang kita mulai absen!"

***

Motor-motor para ketua Kelas sebelas dari SMA Nuansa Langit itu berjalan dengan jarak yang berdekatan. Itu karna agar mereka tak saling kehilangan jejak. Bagaimanapun juga, ada dari mereka yang tidak tau jalan.

Masih ingat nama Sekolah Galang itu? Ya, SMA Nuansa Langit itu namanya.

Sudah cukup jauh mereka berjalan dari lokasi Sekolah. Hingga akhirnya mereka telah memasuki Kota lain.

Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang