Cincin Ajaib

93 11 0
                                    

Malam ini, Thea termenung sendirian didalam Ruang Tamu Rumahnya. Memikirkan sesuatu yang menjadi kegelisahannya dan sesuatu yang ia tak mengerti. Tiba-tiba saja sang Ayah datang menghampiri salah satu anak kesayangannya itu.

"Ayah?"

Thea yang tadi sedang duduk di sofa segera bangkit dan membungkuk guna memberi hormat pada yang lebih tua.

"Apa yang kau pikirkan, anakku?" Tanya Agra setelah Thea bangkit dari bungkuknya.

Thea termenung, "Apa tidak ada cara lain untuk mendapatkan darah suci tanpa harus bersekolah, ayah?"

"Adakah masalah?"

Thea mengangguk, "Iya, Ayah. Kami adalah seorang vampir, dan waktu Sekolah berada di siang hari. Sedangkan seorang vampir akan terbakar jika begitu lama berada dibawah sinar matahari. Selama ini, kami hanya mampu bertahan 3 menit sebelum akhirnya kami kepanasan."

Tentu saja Thea mengingat insiden dirinya dan saudara-saudaranya yang hampir terbakar saat hendak memancing emosi Galang. Dan sebenarnya, laki-laki itu yang sejak tadi ia pikirkan. Namun ia mengubah alibi menjadi masalah sinar matahari, karna tak mungkin ia bercerita pada sang ayah tentang itu.

"Itu yang sedang ayah pikirkan. Kamu tenang saja, Thea. Ayah sedang pikirkan solusinya. Jika saudaramu sudah berkumpul, ajak mereka ke Ruangan ayah!" Perintah sang ayah.

Thea mengangguk, "Baik, Ayah."

***

"Kata Thea, ayah memanggil kami semua?" Tanya Tristan begitu mereka semua telah berkumpul di Ruangan sang ayah.

"Benar. Ayah sedang mencari solusi." Jawab Agra.

Kecuali Thea, semuanya bingung. Akhirnya Liora bertanya, "Solusi tentang apa, ayah?

"Tadi Thea bercerita, tentang kesulitan kalian saat dibawah sinar matahari."

Digo mengangguk membenarkan, "Benar, ayah."

"Kira-kira solusi apa yang sudah ayah dapatkan?" Kali ini Yasha yang bertanya.

Sang ayah tersenyum misterius. Terlihat laki-laki paruh baya itu mengambil sebuah kotak yang sudah disimpannya dan diletakan di hadapan anak-anaknya.

"Apa itu, Ayah?" Thea penasaran.

Mendengar pertanyaan Thea, Agra tak langsung menjawab. Dibukanya kotak yang berukuran sedang itu di hadapan mereka.

"Cincin? Untuk apa ini ayah?" Tanya Tristan.

Agra tersenyum, "Cincin ini bukan sembarang cincin. Cincin ini di desain untuk melindungi kalian dari paparan sinar matahari."

Digo terlihat antusias, "Wah, keren Ayah. Ini yang Digo butuhin. Digo mau coba!"

Agra mempersilahkan Digo untuk memakainya. Tentu saja, dengan senang hati ia memakainya. Begitu cincin itu berada di jemarinya, ia terlihat begitu mengagumi desainnya.

"Ini keren, ayah!"

"Kalian, cobalah!" Suruh sang ayah pada sisa anaknya.

Keempat remaja yang belum memakai cincin menuruti perkataan sang ayah. Kini mereka pun berdecak kagum. Bukan hanya pada desainnya saja, tapi pada kemampuan cincin itu juga.

"Setelah ini, kita akan lebih leluasa beraktifitas diluar sana." Senang Liora.

Yasha mengangguk, "Lo bener Liora."

Sedangkan Tristan, ia masih menatap ragu, "Tapi ayah, apa cincin ini hanya bisa melindungi kami dari sinar matahari? Maksudku, apa kita juga akan terlihat di cermin?"

Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang