Menghilang

216 21 6
                                    

Karna memikirkan Galang, Nayla tak bisa tidur. Ia satu Tenda dengan Sissy. Tadi Sissy sudah berusaha keras membujuknya untuk tidur. Karna ingin menghargai usahanya Sissy, Nayla berpura-pura tidur. Setelah Sissy benar-benar tertidur, barulah Nayla kembali memposisikan dirinya untuk duduk. Ia masih memikirkan nasib Galang diluar sana. Apalagi tadi ia sampai mendengar suara lolongan serigala dua kali. Semoga saja Galang tak bertemu serigala itu. Walaupun sebenarnya harapan Nayla pupus karna nyatanya Galang sendiri sudah diterkam serigala itu.

Nayla terus terisak. Apa yang akan ia katakan pada orang tuanya Galang? Bagaimana kalau orang tua Galang menyalahkannya? Selama ini mereka telah baik padanya. Apa perlakuan mereka tetap sama, setelah anak mereka hilang karna mencarinya? Disamping itu, Nayla memang menyayangi Galang. Seandainya kedua orang tua Galang marah sekalipun, Nayla tetap sayang Galang. Jadi Nayla lebih memikirkan akan keselamatan Galang daripada perlakuan orang tua Galang padanya nanti kedepan.

Sissy yang tertidur, mulai terusik oleh isakan Nayla. Memposisikan dirinya untuk duduk, Sissy mengucek-ngucek matanya. Ia menghela napas melihat Nayla yang masih menangis.

"Aduh, Nay! Kok lo masih nangis, sih?"

"Gue masih gak tenang, Si. Kalo Galang belum ketemu."

Sissy termenung, "Oh iya. My Baby Honey gue yang satu itu gimana, ya? Kalo diluar sana dia ketemu sama serigala gimana?"

Mendengar itu, Nayla semakin mengencangkan tangisannya, "Justru itu yang gue takutin, Si. Gue tadi denger suara lolongan serigala dua kali."

"WHAT? Serius lo?"

Nayla mengangguk.

Sissy beringsut, "Gue jadi takut. Kalo serigalanya kesini gimana?"

"Ih, kok lo malah mikirin diri sendiri, sih? Galang gimana?"

Sissy terdiam. Dalam lubuk hatinya ia juga memikirkan nasib Galang diluar sana. Karna ia sendiri menyukai Galang. Tapi ia tak dapat berbuat apapun. Sissy harap, Galang tak kesulitan diluar sana. Disaat keduanya terdiam, tiba-tiba...

Aaaaaaauuuuuuuu

Refleks kedua gadis itu saling memeluk. Jika tadi Nayla mendengarnya dari jarak jauh, kini suara itu terdengar lebih dekat.

"Si!"

"Nay!"

Keduanya ketakutan. Tiba-tiba Sissy menangis kejer, "Ah mau pulang! Gue mau pulang! Gue takuuuuttttt!"

Nayla kelabakan. Ia menutup mulut Sissy, "Jangan kenceng-kenceng! Lo mau? Kalo serigala itu denger kita terus makan kita?"

Sissy melepaskan tangan Nayla dari mulutnya. Ia mengabaikan permintaan Nayla, "Gak mau! Gue mau pulannngggg!"

Nayla semakin panik saja. Namun tiba-tiba, ia dan Sissy melihat bayangan  dari luar. Seperti bayangan serigala. Nafas kedua gadis itu tercekat disaat bayangan itu seolah menoleh pada tenda mereka.

"Aaaarrrrrgggghhhh." Sissy berteriak panik dan Nayla segera meredam suara Sissy menggunakan tangannya. Kedua gadis itu menutup mata. Seolah telah pasrah akan hidupnya.

Tapi, sedetik? 2 detik? 3 detik? Tak terjadi apapun? Nayla memberanikan diri untuk membuka matanya. Begitu mata itu terbuka, ia menghela napas lega. Bayangan itu sudah tidak ada.

"Udah gak ada, Si."

"Mana?" Sissy masih menangis. Begitu ia membuka matanya juga, ia mengelus dada lega.

Akhirnya kedua gadis itu melanjutkan tangisannya. Tadi adalah hal menakutkan yang mereka alami.

"Kalo kayak gini, gue jadi takut, Si!"

Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang