Pagi itu, Halaman Sekolah menjadi tempat lalu-lalang para Siswa-siswi yang baru saja berdatangan. Ada yang berangkat pagi-pagi, adapula yang berangkat kesiangan. Asalkan bel masuk belum berbunyi, maka tidak masalah. Tapi alangkah baiknya jika datang 15 menit sebelum bel masuk berbunyi. Maka gelar 'Anak Teladan' akan tercantum pada kepribadian murid itu sendiri. Asalkan jangan Teladan 'Telat Datang, Pulang Duluan' aja.
Sebuah motor sport datang. Tentu diatas motor itu terdapat Nayla yang terlihat memeluk Galang erat.
"Nay! Udah sampe!"
Mendengar itu, Nayla segera turun dari atas motor.
Atensi kedua remaja itu teralihkan pada satu mobil yang baru saja memasuki pekarangan Sekolah. Bukan hanya mereka yang terdiam, tapi semua murid yang ada disekitar mereka pun sama. Seolah semua perhatian teralihkan pada satu mobil yang terlihat asing itu.
Begitu mobil parkir, keluarlah lima orang remaja dengan seragam yang sama seperti mereka para murid. Paras mereka yang tampan dan cantik itu membuat murid-murid itu melehoy. Bahkan termasuk Nayla sendiri walaupun gadis itu berusaha menahan raut wajahnya. Namun tidak dengan Galang. Laki-laki itu terlihat biasa saja.
"Mereka siapa, Lang? Kok, gue baru ngeliat?"
"Mana gue tau?" Galang mengedikkan bahu.
Nayla cemberut. Lalu dilihatnya lagi kelima remaja yang tengah menjadi pusat perhatian itu.
Secara serempak, kelima remaja itu berjalan menuju Sekolah mereka. Secara kebetulan, kelimanya melewati posisi Galang dan Nayla berada. Si cowok yang paling tengah, menghentikan langkah kakinya begitu mereka semua tepat berada didekat Galang dan Nayla. Begitupun keempat remaja lainnnya. Matanya melirik menatap pada Nayla. Nayla yang ditatap seperti itu seketika gugup. Tanpa sadar ia meremas lengan baju Galang yang berada disebelahnya membuat Galang sendiri merasa risih.
Si cowok yang melirik Nayla itu menyeringai. Tanpa mau membuat Nayla curiga, si cowok paling tengah itu mulai melangkahkan kakinya lagi dan diikuti oleh keempat remaja lainnya.
Darah Suci.
Galang menatap kepergian kelima remaja yang tidak ia kenali itu. Entahlah, melihat caranya menatap Nayla seperti tadi membuat laki-laki itu menaruh kecurigaan. Tatapan orang tadi seperti hewan buas yang senang melihat mangsanya. Sadar dari lamunannya, Galang segera menarik tangan Nayla agar memasuki area Sekolah juga. Nayla tersentak karna tangannya ditarik tiba-tiba oleh Galang.
"Pelan-pelan aja sih, Lang! Narik tangan guenya."
Walaupun mendumel, Nayla tak menolak tarikan tangannya Galang.
***
Kelima remaja yang menjadi pusat perhatian di depan tadi, kini terduduk bosan dalam Ruang Kepala Sekolah. Mereka diminta menunggu oleh Kepala Sekolah, sampai upacara bendera selesai. Tentunya kelimanya merasa bosan. Hal random yang mereka lakukan mulai dari membaca buku seperti yang dilakukan si gadis dengan wajah bule, lalu ada pula yang terlihat bergerutu seperti gadis yang berwajah jutek itu. Sebagai informasi, kelima remaja ini beranggotakan tiga laki-laki dan dua perempuan.
"Ini buang-buang waktu tau, gak?" Kesal si gadis berwajah jutek itu.
Salah satu cowok diantara mereka terkekeh. Bisa dibilang, cowok itu satu-satunya yang memiliki raut ramah diwajahnya, "Sabar Liora! Semua butuh proses."
"Benar apa kata Yasha. Kita harus sabar, kalau kita mau semuanya berjalan mulus." Ucap cowok yang menatap Nayla tadi.
Liora. Si gadis berwajah jutek itu makin berengut saja.
"Berada di Sekolah kayak gini, gue jadi berasa flashback. Bedanya, sekarang gue bukan manusia lagi. Gue vampir. Dan aroma manusia-manusia itu sangat menggoda gue." Ucap cowok yang sejak tadi diam. Tak lupa raut nafsu yang terpapang diwajahnya saat mengatakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)
Fiksi PenggemarGanteng Ganteng Serigala Fanfiction (My Version) Ketika makhluk Immortal hidup berdampingan dengan manusia. Galang dan Nayla adalah dua orang sahabat yang merupakan manusia biasa. Keduanya dekat bahkan saling membutuhkan. Namun, semuanya berubah ke...