"Pak! Saya izin beli pulpen, boleh?"
Inge dan Tania lekas melirik teman sekelasnya yang meminta izin tadi. Sebut saja namanya Luna. Gadis manusia itu sangat baik, sehingga Tania dan Inge langsung berteman akrab dengannya ketika mereka menjadi anak baru. Namun rupanya, Inge mengambil kesempatan dari kebaikan Luna. Bisa dibilang, Inge ini sama seperti Digo yang tak tahan pada aroma manusia.
"Memangnya, kamu tidak bawa pulpen?"
"Enggak pak!"
"Baiklah! Jangan lama-lama."
"Oke, pak!"
Setelah mendapatkan izin, Luna beranjak pergi. Sementara Inge, ia memandangi Luna penuh arti.
"Pak! Saya juga izin. Mau izin ke Toilet."
Sontak Tania melirik Inge. Ada apa dengan anak ini?
"Silahkan!"
Inge tersenyum, "Terima kasih, pak!"
Baru saja Inge akan beranjak, Tania menarik tangannya dan berbisik, "Mau ngapain lo? Lo jangan macem-macem ya, Inge! Mana ada vampir ke Toilet?"
Inge tersenyum, "Lo tenang aja, Tania."
Setelah itu, Inge bergegas pergi. Tania menatap Inge ketar-ketir. Takut anak itu berbuat sesuatu yang aneh.
***
"Gak ada, ya?"
"Iya, neng! Maaf ya, kehabisan." Ucap ibu Kantin itu penuh sesal.
Luna menghela nafas kecewa. Mau nyari kemana lagi ia mencari pulpen? Pake segala lupa beli pulpen, sih!
"Luna? Gimana? Ada pulpennya?" Tanya seseorang tiba-tiba.
Ya, dia adalah Inge. Rupanya bukan ke Toilet. Tapi tujuan Inge adalah menyusul Luna. Entah apa tujuannya?
"Inge? Kok lo disini?" Tanya Luna heran.
"Tadi gue ke Toilet. Tapi, gue liat lo masih disini setelah gue keluar Toilet. Gimana? Pulpennya dapet?"
Alasan yang bagus, Inge! Karna posisi Toilet, harus melewati Kantin dulu. Jadi, bagaimana mungkin Luna curiga?
Luna menggeleng lesu, "Enggak dapet. Mau nyari dimana lagi, gue?" Keluh Luna.
Diam-diam Inge menyeringai. Ini kesempatan emas baginya, "Kita cari diluar, yuk! Gue temenin." Ajak Inge ramah.
"Emangnya boleh?"
"Ya, jangan ketahuan, lah!"
Luna mengangguk. Alhasil, keduanya mengendap-ngendap keluar area Sekolah.
***
Galang yang merasa patah hati, memilih membolos Sekolah hari ini. Ia tak mau bertemu dengan Nayla ataupun Tristan dulu saat ini. Takut tak bisa mengendalikan amarahnya.
Walaupun Galang berusaha ikhlas untuk melepaskan cintanya pada Nayla, namanya juga perasaan. Siapa yang tahan? Dengan motor sport Blacky kesayangannya, Galang hanya berkeliling-keliling Kota. Ia ingin menenangkan perasaannya dulu.
Saat melewati sebuah Jalan, Galang terhenti. Jalan ini adalah tempat dimana ia bertemu dengan vampir cantik yang ia tak ketahui namanya. Sesaat, Galang melupakan tentang Nayla sejenak. Ia malah teringat pada kejadian tadi pagi.
"Kira-kira, nama vampir cantik itu siapa, ya? Kenapa dia hadir, setelah gue merasakan patah hati? Apa mungkin, dia yang Tuhan kirimkan untuk gue, agar gue bisa melupakan Nayla?" Ucap Galang dalam hati.
Di tengah lamunannya, Galang tersentak. Ia mencium aroma vampir di sekitar sini. Awalnya ia pikir itu adalah aroma vampir cantik itu, mengingat gadis vampir itu Sekolah di sebrang Jalan sana. Namun Galang menyadari, itu bukan aroma vampir cantik itu. Melainkan, aroma vampir lain. Alhasil, Galang berjaga-jaga.
![](https://img.wattpad.com/cover/373208156-288-k139892.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)
FanfictionGanteng Ganteng Serigala Fanfiction (My Version) Ketika makhluk Immortal hidup berdampingan dengan manusia. Galang dan Nayla adalah dua orang sahabat yang merupakan manusia biasa. Keduanya dekat bahkan saling membutuhkan. Namun, semuanya berubah ke...