Saat perjalanan pulang. Nayla hanya terdiam memikirkan Tristan. Bagaimana keadaan laki-laki itu? Apakah Tristan baik-baik saja? Rasanya kepala Nayla pusing hanya karna mengkhawatirkannya. Seketika, ingatannya tentang Tristan dan saudara-saudaranya manjat pohon berputar dikepalanya.
"Lang! Coba berhenti dulu!" Pinta Nayla dan langsung dituruti oleh Galang.
Galang membuka helmnya. Ia menatap Nayla yang mulai turun dari motornya. Melihat itu, Galang pun turun juga.
"Kenapa sih, Nay?"
"Gue pengen ngomong sebentar."
Galang menukikkan Alisnya. Nayla mau ngomong apa?
"Lo sebenarnya, ngerasa aneh gak, sih? Sama Tristan dan sodara-sodaranya?"
Galang terdiam. Ingatannya berputar saat ia melihat tak ada jantung dan darah yang mengalir ditubuh kelima anak baru itu. Mau cerita pada Nayla, gak mungkin! Yang ada Nayla curiga kenapa ia bisa melihat organ dalam manusia. Soal Tristan dan saudaranya yang takut matahari, kan Galang sudah pernah cerita.
"Kenapa emangnya?" Akhirnya Galang hanya bisa bertanya itu.
"Iya! Pas gue ngerasain gak ada detak jantung Tristan, gue ngerasa aneh aja. Tristan nafas, tapi gak ada detak jantungnya. Gimana gak aneh coba? Malahan tubuh dia dingin banget kayak es batu? Kan gue makin ngerasa aneh."
Galang hanya terdiam. Ia pun merasa aneh juga. Alhasil, laki-laki itu hanya membiarkan Nayla bercerita.
"Lo tau gak? Masa pas lo lagi ilang itu, gue ngeliat Tristan sama sodara-sodaranya lagi manjat pohon?"
Alis Galang menukik bingung, "Apa yang salah sama manjat pohon?"
Nayla berdecak, "Masalahnya mereka manjatnya itu cepet banget, Lang!"
Galang mengedikkan bahunya, "Mungkin mereka memang siluman monyet, kali." Celetuknya asal.
Pletak
Nayla menoyor kepala Galang, "Gue serius Galang! Bahkan gue sempet videoin. Nih, kalo gak percaya!"
Nayla lantas membuka tasnya untuk mengambil HP. Ketika ia mengutak-atik HPnya itu, ia terbelalak.
"Kok, udah gak ada? Padahal udah gue simpen, lho!" Ujar Nayla sambil terus mengutak-atik HPnya. Siapa tau Videonya terselip. Namun, hasilnya nihil. Video itu bak hilang ditelan bumi. Ia pun mendesah kecewa.
"Udahlah, kalo gak ada." Ujar Galang tenang. Namun sepertinya Nayla masih kecewa. Sesaat kemudian, ekspresinya kembali binar lagi.
"Dan lo mau tau, gak? Pas lo masih ilang, gue kan hampir mau ketabrak mobil–"
"Lo mau ketabrak mobil?" Potong Galang panik. Nayla gak pernah cerita soal ini.
Nayla mengangguk, "Iya. Tapi Tristan nyelamatin gue. Dan lo tau gak? Padahal Tristan itu posisinya jauh banget. Masa tau-tau udah ada disamping gue? Yang bikin gue kaget lagi, masa mobil yang ditahan Tristan supaya gak nabrak gue itu, penyok?"
Kali ini Galang terdiam. Apa yang dilakuin Tristan, Galang pernah mengalaminya. Galang ingat dirinya yang tiba-tiba melesat hingga menabrak pohon, melesat cepat menolong Sissy yang hampir terjatuh. Lalu ingatannya teringat saat seorang supir losbak yang akan memukul dirinya dengan besi malah bengkok, lalu keran westafel Rumahnya yang tiba-tiba lepas dan kunci inggris milik papsky yang ia bengkokkan juga. Galang jadi bertanya-tanya, siapa Tristan sebenarnya? Lebih tepatnya, Tristan dan para saudaranya. Pusing berpikir, ia pun menggelengkan kepalanya.
"Udahlah! Daripada lo pusing mikirin ini, mending kita pulang! Udah malam, besok Sekolah!" Tegur Galang menyudahi sambil naik kembali keatas motornya.
Nayla berdecak kesal, namun ia membenarkan perkataan Galang. Alhasil, gadis itu menuruti Galang dengan menaiki motornya juga. Saat dirasa siap, Galang lekas menjalankan motornya.
![](https://img.wattpad.com/cover/373208156-288-k139892.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)
أدب الهواةGanteng Ganteng Serigala Fanfiction (My Version) Ketika makhluk Immortal hidup berdampingan dengan manusia. Galang dan Nayla adalah dua orang sahabat yang merupakan manusia biasa. Keduanya dekat bahkan saling membutuhkan. Namun, semuanya berubah ke...