Ilalang?

313 26 5
                                    

Galang menghentikan motornya mendadak ketika ada seseorang yang menghadang Jalannya. Ia pun turun dari motornya.

"Siapa anda?" Tanya Galang heran.

Agra menyeringai. Inilah pertama kalinya ia bertemu dengan anak yang bernama Galang itu, setelah ia hanya mendengar cerita-cerita dari anak-anaknya.

"Walaupun Tristan anakku memiliki hutang budi terhadapmu, jangan harap saya akan luluh pada serigala lemah seperti kamu."

Galang mendengus. Rupanya ini adalah Agra? Jadi ini, rupa dari ayahnya Tristan itu?

"Apa maksud om kemari?"

"Jauhi putriku Thea!"

Galang mengernyit bingung, "Saya memang gak deket sama Thea kok, om! Saya cuma bantu dia doang tadi." Bantah Galang.

"Kamu pikir, saya percaya?"

Galang mengedikkan bahunya, "Percaya gak percaya itu terserah om. Tapi emang itu kenyataannya."

Galang yang selalu pintar menjawab membuat Agra menggeram marah.

Tanpa aba-aba, Agra memberi penyerangan terhadap Galang. Galang yang tiba-tiba diserang langsung cekatan. Ia menangkis semua serangan Agra untuk melindungi dirinya. Ya, Galang hanya menangkis, dan tidak berbalik menyerangnya. Itu karna Galang menghargai Agra sebagai orang tua dari Tristan. Sehingga Agra merasa bingung ketika Galang sama sekali tak melawan balik menyerangnya. Walaupun begitu, perlindungannya Galang terhadap dirinya sendiri begitu cermat. Seolah tak membiarkan satu pukulan pun mengenai dirinya.

Lama-lama Agra semakin kewalahan karna hanya terus memberikan penyerangan. Begitu dirasa Galang lengah, kesempatan bagi untuk Agra memberikan pukulan telak pada perut Galang. Galang jatuh dan meringis. Rupanya Agra menanamkan racun peringatan di pukulannya. Racun peringatan adalah racun yang bersifat ringan. Tidak sampai membuat seseorang sekarat.

"Woy!"

Agra menatap ketar-ketir. Ada manusia serigala lainnya di sekitar sini. Alhasil, Agra melesat melarikan diri.

"Woy! Jangan lari!" Sayangnya terlambat. Agra keburu kabur. Alhasil,  manusia serigala itu menatap Galang khawatir.

"Lang! Lo gak papa?"

"Ray?" Galang sedikit meringis. Ray membantu Galang berdiri. Sekali lagi Galang mengendus guna memastikan siapa Ray? "Lo manusia serigala juga?"

Ray terkekeh, "Iya." Ray menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Gue anterin lo pulang, ya! Keadaan lo gak memungkinkan untuk pulang sendirian." Saran Ray dan di setujui oleh Galang.

Ray lekas menuntun Galang menuju motornya. Ray pun menggantikan Galang untuk mengendarai motornya.

***

Agra kembali ke Mansion dengan ketar-ketir. Rupanya, di Ruangan dirinya sudah di penuhi oleh kesembilan anaknya.

"Ada apa, ayah? Ayah habis darimana?" Tanya Liora khawatir.

"Ayah hanya ada urusan sebentar diluar." Jawab Agra sekenanya.

"Ada urusan apa sehingga ayah nekad keluar?" Tanya Tristan curiga. Pasalnya, ia mencium aroma serigala di tubuh sang ayah. Dan Tristan mengenali aromanya. Itu aroma Galang.

"Apa ayah harus memberitahumu setiap urusan ayah?" Ucap Agra tajam membuat Tristan menunduk.

"Tristan tak boleh tau, kalau aku habis menyerang Galang. Bisa-bisa dia marah padaku." Ucap Agra dalam hati.

***

Motor itu telah tiba di Rumah Galang. Ray pun turun dari motor dan membiarkan Galang menggantikan Ray yang tadi sebagai pengendara.

Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang