Yasha & Aurel Baikan?

179 22 7
                                    

Walaupun masih dalam keadaan sedih, Galang tetap memilih berangkat ke Sekolah pagi ini. Mungkin papsky nya sudah tidak ada. Tapi sebagai anak, Galang tetap ingin menjadi kebanggannya beliau. Alhasil, tak mempedulikan perasaannya yang sedih, ia berangkat Sekolah. Semoga papsky nya itu bangga dengannya.

Saat di perjalanan, tiba-tiba Aurel menghadangnya. Alhasil, Galang menghentikan laju motornya.

"Kenapa Aurel?"

"Galang. Gue menemukan abu yang berbau tubuh ayah lo." Ucap Aurel niatnya ingin memberitahu.

Galang mengangguk, "Iya. Gue juga udah nemuin, kok." Ucapnya lesu.

"Terus, gimana sama keadaan lo?" Tanya Aurel khawatir.

"Baik gak baik, gue harus tetep baik-baik aja, kan?"

Aurel mengangguk. Ia merasa kasihan atas keadaan Galang sekarang, "Kalo lo butuh cerita, lo bisa dateng ke gue." Tawar Aurel.

Galang menghela napas. Ia tersenyum karna banyak yang perhatian dengan dirinya, termasuk Aurel. Padahal, mereka belum lama bertemu, "Makasih ya, Rel!"

"Sama-sama."

Di tengah obrolan mereka, tiba-tiba ada dua mobil yang melewatinya. Kedua mobil itu lekas berhenti didekat mereka. Tanpa berniat untuk keluar, kedua mobil itu hanya menurunkan kacanya saja.

Di mobil depan, terdapat Tristan sebagai pengendara, Thea, dan Liora. Di mobil belakang, terdapat Digo yang sebagai pengendara, Yasha disebelahnya, lalu John dan Jordan yang ada di kursi belakang.

Aurel dan Yasha saling tatap-menatap. Diam-diam Galang memperhatikan. Tatapan keduanya sangat dalam.

Setelah puas tatap-tatap, dimulai dari Tristan menutup kembali kacanya dan menjalankan mobilnya duluan, kemudian di susul oleh Digo. Seolah tadi itu hanya untuk memberikan kesempatan bagi Yasha untuk menatap Aurel.

"Gue baru tau, kalo Aurel masih hidup." Celetuk Digo membuat Yasha mendelik sinis.

"Siapa yang bilang, kalo Aurel itu udah mati?" Tanya Yasha sengit.

"Wow! Santai aja, bro. Gak usah ngegas. Gue kan cuma ngomong. Gak ada maksud apa-apa, kok!" Ucap Digo.

Yasha hanya memutarkan bola matanya malas. Ia malas meladeni Digo. Namun, ia malah memikirkan kedekatan Aurel dengan Galang.

"Kenapa Aurel akrab banget sama Galang? Mungkin gue harus tanya Thea." Ucap Yasha dalam hati.

Sementara Aurel, ia masih menatap kepergian kedua mobil itu. Tatapannya begitu dalam dan penuh arti.

"Aurel?" Panggil Galang namun Aurel masih tak mengubris.

"Rel?"

Aurel masih terdiam.

"Aurel!" Galang sedikit ngegas hingga akhirnya gadis itu terjengit kaget.

"Galang! Lo ngagetin gue tau!" Kesal Aurel.

"Lagian! Lo gue panggil-panggil bengong mulu." Keluh Galang. Laki-laki itu melirik sebentar kearah kedua mobil itu pergi.

"Kenapa lo? Ada hubungan apa lo sama salah satu dari anggota genk muka pucet? Khususnya Yasha."

Aurel mengernyit bingung, "Anggota genk muka pucet?"

"Gue biasanya manggil mereka begitu."

Aurel sedikit tergelak. Panggilan yang lucu.

Kini ia mengangguk paham, "Gak ada apa-apa." Jawabnya atas pertanyaan Galang.

"Gak ada apa-apa, gimana? Orang tatapan lo dalem banget, kok! Lo cinta sama Yasha?"

Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang