Menjenguk

136 16 7
                                    

Ceklek...

Begitu memasuki Kamar Galang, Thea tertegun. Hatinya ikut sakit melihat keadaan laki-laki itu. Wajah yang pucat, terbaring lemah, dan alat medis yang Thea sendiri tak tau apa itu yang dikenakan Galang. Sebenarnya Galang kenapa?

"Sekarang Galangnya lagi tidur. Tadi dokter juga udah periksa dia. Katanya demam sampe 40 derajat."

Thea terbelalak, "40 derajat?" Tanyanya dan dibalas anggukan oleh ibunya Galang itu, "Itu tinggi banget, tan." Ucapnya lirih.

"Makanya. Malahan tadi tante panik gara-gara Galang gak bisa dibangunin. Galang itu terbilang jarang banget sakit. Tapi sekalinya sakit ya, begini! Langsung bener-bener drop. Sampe semua dibikin panik sama dia." Curhat Dewi sedih.

Thea terenyuh. Ia bisa merasakan apa yang dirasakan oleh ibu dari Galang itu. Sebuah ketakutan yang besar.

"Tapi gak papa! Sekarang Galang baik-baik aja. Walaupun panasnya belum turun."

Mendengar itu, sontak Thea memegang kening Galang. Ia tersentak kaget karnanya. Tentunya itu karna suhu tubuh Galang yang amat panas sangat kontras bagi Thea yang notabenenya sedingin es batu. Makanya Thea merasa seperti terbakar.

"Eh, miss blonde? You gak papa?" Tanya Dewi khawatir.

Thea menyembunyikan tangannya yang sedikit membiru, "Gak papa, tante. Thea kaget gara-gara Galang badannya panas banget."

Dewi menghela nafas lega.

"Galang belum makan, tante?" Tanya Thea sebagai peralihan.

"Belum! Galangnya masih tidur aja sejak tadi pemeriksaan. Padahal tante udah bikinin dia bubur." Ucap Dewi sambil melirik nampan yang berisi bubur, air putih dan obat-obatan itu.

"Galang juga harus pake nasal canula dihidungnya. Soalnya, tadi nafasnya itu kayak tersengal gitu. Nasal canula itu bisa membantu memperlancar sirkulasi pernafasannya." Jelas Dewi yang menjawab rasa penasaran Thea soal alat medis apa itu?

Tak lama, sebuah dering panggilan masuk berbunyi. Rupanya itu milik Dewi. Dengan segera Dewi mengangkatnya.

"Iya, ada apa?"

"..."

"Gimana, ya? Masalah si Galang lagi sakit. Gua gak berani ninggalin dia sendirian." Sesaat kemudian, Dewi melirik Thea, "Kecuali,–"

"..."

"Bentar, ya!" Dewi berbicara pada Thea sebentar, "Miss blonde! Tante boleh minta tolong, gak? Jagain Galang disini bentar sampe tante balik lagi. Ini, tansky nya si Galang minta tolong. Tante gak berani ninggalin Galang sendirian."

Mendengar itu, Thea antusias, "Boleh tante! Tapi, apa gak papa?"

"Gak papa! Tante percaya sama You."

"Iya, tante!" Ucap Thea. Dan dibalas jari jempol oleh Dewi.

Kini Dewi kembali berbicara di telepon.

"Iya, gua kesana! Tapi jangan lama-lama, loh! Anak gua gak bisa ditinggal lama-lama."

"..."

"Ya udah! Tunggu."

Tut...

Sambungan terputus.

Dewi menatap Thea penuh arti, "Miss blonde. Maaf, ya! Kalo misalkan tante ngerepotin."

"Gak papa, tan! Thea gak ngerasa di repotin, kok." Thea berujar ramah.

"Ya udah! Kalo misalkan Galang bangun, suruh dia makan, ya! Ini buburnya disini." Pesan Dewi menunjuk pada atas nakas. Thea mengangguk. Alhasil, Dewi pergi.

Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang