Memilih Mengalah

94 16 4
                                    

"Tania? Inge? Kok kalian disini?" Heran Galang begitu melihat keduanya.

"Eh! Harusnya gue yang nanya. Ngapain lo kesini? Gue sama Tania emang tinggal disini, kali!" Judes Inge.

"Heh, vampir bontot! Gue kan cuma nanya! Biasa aja, kali!" Sewot Galang. Inge hanya mendelik.

Sedikitnya Thea agak terkejut dengan gaya bicaranya Galang. Namun ia sudah tak heran lagi, karna Galang itu mainnya sama Tobi yang mulutnya sebelas dua belas.

"Ya udah gue pulang dulu, deh!" Pamit Galang. Sesaat kemudian, ia tersenyum pada Tania, "Dah! Vampir cantik."

Tania tengah menahan diri untuk berusaha tidak tersenyum. Lagi mode badmood, malah di gombalin!

Kini Galang menatap Thea, "Gue pulang, The!" Pamitnya.

Thea mengangguk, "Hati-hati, Lang!"

"Iya." Setelah itu, Galang kembali menyalakan mesin motornya. Sebelum benar-benar berangkat. Galang menyempatkan diri untuk tersenyum pada ketiganya. Setelah itu, barulah Galang pergi.

Tania lekas masuk ke dalam Mansion tanpa sepatah kata pun.

"Tan!" Panggil Thea namun tak di gubris. Seketika Thea merasa bersalah. Pasti Tania cemburu.

***

Ceklek...

Thea menoleh pada asal suara. Rupanya Tania yang datang. Jika tadi siang Thea yang menghampiri Tania ke Kamarnya, kali ini Tania lah yang menghampiri Thea ke Kamarnya.

"Tania? Ada apa?"

Tania lekas duduk di tempat tidur milik Thea, "Gue mau nanya sama lo."

"Soal apa?"

Tania terdiam. Agak menyesakkan baginya untuk bertanya ini. Rasanya ia tidak rela.

"Tan?" Heran Thea karna Tania malah terdiam.

Tania menghela napas, "Apa reinkarnasi Ilalang yang lo maksud itu, adalah Galang?"

Mendengar pertanyaan itu, Thea merenung. Haruskah ia menjawabnya? Thea amat mengerti perasaan Tania. Baru saja ia jatuh cinta, tapi malah langsung begini keadaannya.

"Jawab aja. Gue gak papa, kok!" Pinta Tania saat Thea hanya melamun.

"Iya. Galang adalah reinkarnasi Ilalang." Jawab Thea.

Tania menunduk. Pupus sudah harapannya. Padahal tadi ia berharap bukan.

"Tapi kalo lo suka sama Galang, gue yang akan ngalah." Ujar Thea.

Tania menatap Thea. Ia menggeleng, "Enggak! Lo gak boleh ngalah sama gue. Galang itu punya lo! Bahkan di masa lalu, lo sama dia udah hampir menikah. Kejar dia Thea! Lo harus berusaha buat dia ingat akan masa lalunya lagi."

Thea menatap Tania tak percaya. Apakah Tania yang lebih memilih untuk mengalah darinya?

"Tan?" Heran Thea.

"Gue emang suka sama Galang!" Dari sekian banyak waktu, baru kali ini Tania mengakui perasaannya dengan tegas. Walaupun bukan didepan Galangnya langsung, "Tapi lo lebih berhak daripada gue." Lanjutnya.

"Kenapa?" Tanya Thea penasaran.

Tania menunduk, "Gue sadar, kalau misalkan gue berhasil mengambil hatinya Galang sekalipun, ketika Galang ingat semuanya dia pasti bakal tetap memilih cinta lamanya. Apalagi perasaannya, yang pernah ia bawa sampai mati. Jadi, mana mungkin gue bisa dapetin hatinya dia? Kejar dia, Thea! Gue yakin lo pasti bisa."

Seketika Thea berkaca-kaca. Ia terharu akan keputusan Tania. Seandainya ia berhasil memiliki Galang, maka Tania akan menjadi salah satu peranan penting dalam kisah cintanya.

Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang