4. Plan

78.2K 6K 164
                                    

"Mike luka lagi!" Gerutu Auryn begitu melihat Mike masuk kedalam rumah dengan keadaan yang tidak bisa dikatakan baik.

Daun-daun kering yang menempel di rambut kakunya, noda bekas lumpur di sekujur tubuhnya, biru lebam di tulang pipi kirinya, dan luka menganga di pergelangan tangan kiri Mike. Namun berbeda dengan reaksi yang seharusnya meringis kesakitan di usianya yang masih tergolong anak-anak, Mike malah tersenyum bangga sambil menenteng kameranya.

Auryn meninggalkan boneka beserta rumah-rumahannya tergeletak begitu saja di tengah ruang keluarga dan bergegas menghampiri Mike.

Auryn tidak lupa mengambil kotak kesehatan yang ia sengaja siapkan di bawah kolong meja keluarga dan membawa benda itu bersamanya. Dengan cekatan, anak berusia 6 tahun itu mengobati luka di tangan Mike.

"Lihat, Ryn! Aku mendapat gambar burung yang ada di taman belakang rumah kita!" Seru Mike antusias.

"Auryn tidak mau lihat!" Sergah Auryn. Suaranya bergetar.

"Ryn... Princess, kamu nangis?" Tanya Mike langsung begitu melihat bahu Auryn yang bergetar sambil membersihkan luka di tangannya. "Aku tidak apa-apa, Princess. Ini hanya luka kec-"

Mike tidak melanjutkan ucapannya ketika Mata hijau tajam milik Auryn menyalak kearahnya. Gadis kecik itu khawatir, dan itu terlihat sangat jelas.

"Auryn tidak mau melihat hal yang membuat Mike terluka." Tegas Auryn masih terisak.

"Ryn, aku laki-laki. Kata Daddy, laki-laki yang terluka itu keren." Ucap Mike.

"Tidak keren sama sekali!" Seru Auryn. "Luka Mike besar. Nanti Mike mati karena darahnya habis."

Mike malah terkekeh mendengar ucapan Auryn. Tangannya yang tadi menggenggam erat kamera kesayangannya, kini beralih menyentuh puncak kepala Auryn penuh sayang. "Mike tidak akan mati hanya karena luka ini, Ryn."

"Mike bohong! Mike tukang bohong!" Tuduh Auryn.

"Mike tidak pernah bohong." Bela Mike sambil mengernyit.

Auryn mengadah setelah membersihkan luka di tangan Mike, lalu matanya kini menatap Mike lurus.

Mike terkekeh melihat wajah serius Auryn di hadapannya. "Lagipula, kalau Mike tidak terluka, Auryn jadi tidak bisa mengobati Mike, kan? Bukannya Auryn mau menjadi dokter?" Goda Mike.

Auryn cemberut mendengar godaan laki-laki yang masih bisa tertawa di hadapannya. Bukan berhenti, Mike malah tertawa semakin lebar hingga akhirnya nyeri di tulang pipi akibat benturan batu saat  ia lompat dari pohon dan mendarat dengan tidak sukses karena tanah licin di bawahnya, membuatnya meringis dan mengubah ekspresi Auryn menjadi cemas.

"Mike kenapa bisa luka begini?" Protes Auryn lagi sambil mengoleskan salep di tulang pipi Mike.

"Foto burung." Jawab Mike sambil meringis. "Auryn mau lihat?"

Lagi-lagi Auryn menggeleng dan Mike tidak mau memaksanya.

"Mike tidak boleh pergi memotret tanpa Auryn mulai sekarang." Putus Auryn.

Mike mengernyit, "kenapa?"

"Auryn janji akan ikut bersama Mike supaya Mike tidak luka, Mike lupa?" Tanya Auryn. "Sekarang Mike yang harus janji kalau Auryn boleh ikut kemanapun Mike pergi memotret, meskipun itu di belakang rumah."

Mike semakin mengernyit, "apa bedanya?"

"Tidak tahu." Auryn menggeleng polos. "Pokoknya Mike harus berjanji. Auryn tidak mau hanya Auryn yang berjanji." Desak Auryn.

Between the Line [#MFFS 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang