15. Why is he acting so strangely?

58.9K 5.4K 83
                                    

"Sejak kapan kau pulang?"

Mike menoleh ke belakang dan tersenyum, "it's nice to finally see you too, Marvel." Balas Mike sarkastik.

Alceo mendengus dan membuka pintu kulkas untuk mengambil botol air dingin dari dalam sana. "Apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya sambil mencuri pandang melalui tubuh besar Mike yang mrnutupi sebagian kompor di dapur ini.

"Memasak bubur." Jawabnya singkat. "Kau mau?" Tawarnya sambil menoleh kebelakang.

Alceo mendengus dan meringis, "no, thankyou." Ia menegak cairan putih itu sambil masih tetap menatap punggung saudaranya dengan seksama. Ucapan Jackson cukup mengusiknya. Tapi mengingat Mike cukup menyayangi adik mereka, rasanya tidak mungkin kalau kesedihan Auryn itu di akibatkan oleh laki-laki di hadapannya. Tapi kalau bukan Mike dan Jackson, lalu siapa?

"Bagaimana pengalamanmu bekerja di perusahaan Daddy?" Tanya Mike membuka percakapan tanpa menoleh.

Alceo mengerjap. Ia mengangkat bahu kemudian tersadar kalau gerakannya tidak dapat di lihat oleh Mike, maka ia menjawab, "biasa saja. Tidak ada yang menarik selain banyak wanita-wanita muda yang cukup menarik perhatian disana."

Mike terkekeh kemudian berbalik, "jangan goda mereka, Marvel. Aku berani bertaruh kalau umur mereka pasti jauh diatas dirimu." Mike kembali membalik tubuhnya dan mematikan kompor, lalu kembali berbalik dan berjalan menuju ke lemari dibelakang Alceo, hendak mengambil mangkuk untuk buburnya. "Excuse me?" Mike mengernyit karena Alceo tidak sama sekali menggerakkan tubuhnya dari depan lemari.

"Sebenarnya aku memiliki pertanyaan untukmu, Mike. Tapi aku tidak tahu apa aku bisa mempercayai jawabanmu atau tidak." Ucap Alceo tanpa menggeser tubuhnya. Ia menatap lurus kearah kakaknya tanpa rasa takut atau segan.

"Sepertinya serius sekali?" Mike pura-pura terkekeh. "Baiklah, aku akan menjawab sejujur-jujurnya. If you don't mind, aku mau mengambil mangkuk yang berada di lemari belakangmu." Mike menunjuk melalui bahu Alceo.

Alceo mengangkat bahu dan menggeser tubuhnya memberi akses pada Mike atas lemari di belakangnya yang sengaja ia tutupi.

Begitu Mike membuka lemari, Alceo baru kembali bersuara dengan suara berat dan datarnya, "what happen with Auryn before she left Cuba?"

Tangan Mike berhenti selama beberapa detik sebelum ia kembali menggerakkannya untuk mengambil mangkuk. Ia berbalik dan tersenyum kecil, "Aku tidak mengerti maksud pertanyaanmu, Marvel."

"Dia seperti kehilangan seluruh jiwanya begitu kembali, seminggu penuh ia mengurung diri dan menangis. Kalau bukan Jackson yang membuatnya begitu, lalu siapa? Maaf, aku tidak bermaksud menuduhmu. Aku hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada adik kembarku."

Mike berdiri tepat di hadapannya, "lalu, apa yang menurutmu bisa aku lakukan sampai membuat Auryn seperti itu?" Mike balas bertanya. Ia kembali mengenakan topeng -kakak-yang-baik- di depan Alceo sekarang. Mendengar dari cara bicara Alceo, bukan tidak mungkin kalau Alceo akan meninjunya, bahkan menikamnya mengingat perangai Alceo yang rela melakukan apapun kalau ada yang menyakiti Auryn. Bukan maksud hati Mike untuk berbohong, tapi sepertinya menjawab jujur juga bukan pilihan baik. "She's my sister too, Marvel. Why would i hurt her?" Yeah, Mike. Kenapa kau ingin menyakitinya? Mike bertanya pada dirinya sendiri.

Karena kau bodoh, juga pengecut, dan egois.

Alceo menggidikkan bahunya sambil memasang wajah angkuh khas miliknya, "aku tidak tahu. Aku hanya bingung kenapa Auryn pulang seminggu lebih cepat dari rencana dengan kondisi seperti gadis putus cinta."

Jantung Mike seakan berhenti berdetak.

"Well, meski seharusnya aku lebih cepat sadar kalau Auryn tidak mungkin mengeluarkan ekspresi itu kalau Kau penyebabnya." Alceo kembali menggidikkan bahunya, meyakini keyakinan barunya kalau Mike yang merupakan kakak mereka tidak mungkin membuat Auryn patah hati. "Mungkin aku akan memaksa Jackson untuk mengaku." Ujar Alceo sebelum berbalik memunggungi Mike.

Between the Line [#MFFS 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang