49. I Need Your Help! (2)

41.8K 4.2K 74
                                    

Auryn duduk di salah satu sofa yang tersedia di Kafe langganannya itu. Sudah hampir 30 menit ia duduk menunggu kedatangan Mike dari kantornya yang berjarak lumayan jauh dari kampusnya meski menggunakan Subway sekalipun. Apalagi jam makan siang seperti ini memang merupakan jam yang sesang ramai-ramainya pengguna layanan transportasi umum.

Auryn memilih menyesap cokelat hangatnya untuk meredakan kantuk sembari mengirim pesan ke kekasihnya itu agar segera datang sebelum Auryn kebosanan. Meskipun diakuinya, itu hanya sebagai tindakan pembuang rasa gugup karena ia akan ditemukan dengan ibunya Mike. Wanita yang sama yang juga Jackson bicarakan sebelum ia memutuskan untuk menyusul Mike ke Iceland.

"Permisi." Suara lembut yang terdengar di dekatnya membuat Auryn mendongak. Tanpa perlu ditanya dua kali, Auryn mengenali wanita di hadapannya yang terlihat sama persis dengan foto yang ditunjukan Alceo dulu. Wanita bergaun Turquoise yang dikatakan Alceo sebagai wanita yang mengaku ibu kandung Mike. "Kau pasti Auryn, kan?" Tanyanya dengan raut wajah berbinar.

Auryn mengangguk dan berdiri dari tempatnya, "Bibi...?"

"Saya ibu kandung Mike." Isabella memperkenalkan diri tanpa mengubah senyumnya. "Mike benar, kau sangat cantik."

"Ah..." Auryn tersipu dan memeluk Isabella sebagai tanpa perkenalan. "Apa bibi sudah memesan minum? Makan? Apa bibi sudah makan?" Tanyanya, tangannya sudah menggapai memanggil pramusaji untuk, "Silahkan duduk. Mike belum sampai. Mungkin sebentar lagi."

Pramusaji yang datang dengan membawa menu yang kemudian diserahkan kepada Isabella.

"Kau sendiri tidak makan, Sayang?" Tanya Isabella sambil melirik sekali kearah secangkir Cokelat hangat yang berada di hadapan Auryn.

"Aku masih sedikit kenyang." Jawab Auryn.

Isabella menyelesaikan pesanannya sebelum kembali menatap Auryn, "Jadi... Kau gadis yang dicintai Mike?" Tanya Isabella sambil tersenyum. "Mike bercerita banyak mengenaimu."

Auryn tersenyum kecil, "aku harap bukan cerita memalukan." Pintanya.

"Tidak. Tidak ada yang memalukan dari melamar laki-laki." Ucap Isabella diiringi tawanya juga Auryn.

"Itu cukup memalukan untukku." Ucap Auryn jujur. "Jadi... Bibi ibu kandung Mike?" Giliran Auryn yang bertanya dengan hati-hati. "Kalau tidak keberatan, apa aku boleh bertanya, kemana saja bibi selama ini?" Tanyanya. Jemarinya bermain di sekeliling mug cokelat hangatnya, menandakan ia gugup.

Pramusaji datang membawa pesanan Isabella berupa Fruit Punch tanpa makanan pendamping. Nampaknya Isabella juga sama dengan Auryn, tidak berminat menghabiskan waktu untuk makan.

"Saya menderita Kanker rahim yang mengharuskan saya meninggalkan Mike untuk menjalani pengobatan. Agar Anak itu tidak perlu terbebani oleh ibunya yang penyakitan." Isabella memberika  jawaban yang sama kepada Auryn sambil mengaduk minumannya dan menyesapnya, mendesah lega begitu cairan menyegarkan itu melewati kerongkongannya.

"Lalu... bagaimana keadaan Bibi sekarang?" Tanya Auryn. Matanya terus memeperhatikan gelagat Isabella tanpa melepaskannya sedetikpun.

"Jauh lebih baik." Jawab Isabella. Ia terdiam sebentar seakan berpikir sebelum ia menopang dagunya dan memasang ekspresi ragu. "Sebenarnya... Masih ada beberapa pengobatan lagi yang harus kujalani agar bisa sembuh total."

Isabella melirik kearah Auryn kemudian tersenyum kecil, "Entah apa bibi boleh mengatakan hal ini atau tidak padamu, tapi..." Isabella menunduk, "Bibi tidak ingin membebani Mike karena Bibi tau gaji Mike tidak besar, jadi bibi harus bekerja sampai larut, bibi tidak bisa menjadi ibu yang Mike inginkan karena Bibi harus mencari uang tambahan untuk perawatan bibi." Wanita itu mendongak menatap Auryn, "bibi juga tidak memberi tahu Mike agar anak itu tidak khawatir, tapi... Bibi harus melakukan perawatan lagi dan biayanya tidak sedikit."

Between the Line [#MFFS 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang