"Why Cuba?"
Auryn menoleh menatap pintu kamarnya yang terbuka, memperlihatkan sosok Ibunya yang masih terlihat cantik dan awet muda sedang bersandar di daun pintu.
"Mommy, masuk." Ujar Auryn yang kembali menyibukkan diri dengan kopernya yang sudah setengah terisi.
Ibunya menurut dan menutup pintu kamar putrinya rapat sebelum ia berjalan dan duduk di atas kasur tidur putrinya.
"Kenapa harus Cuba untuk liburan, Ryn? Kenapa tidak ke pantai seperti biasanya?"
Auryn berhenti sejenak, namun ia tidak menoleh. Rasanya sulit untuk bicara kalau ibunya terus menatap Auryn dengan tatapan tajam.
"Is it because of Mike?" Tanya ibunya lagi.
"M-mom..." Auryn terkekeh, namun Keira tahu kalau tawa putrinya itu dibuat-buat. "Apa yang Mommy bicarakan? Kenapa Mom tiba-tiba membawa Mike?"
Auryn masih setia membelakangi Ibunya. Ia takut niatannya akan terbaca kalau ia menatap mata tajam sang mommy.
"Kalau begitu, kau harus menjawab pertanyaan Mommy. Kenapa harus Cuba? Dan kenapa tidak mengajak saudaramu yang lainnya? Dan kenapa kami, sebagai orang tuamu yang justru terakhir tahu dari pada Grandpa?" Berondong Ibunya tidak mengerti. Ia tidak menyalahkan putrinya, tapi ia juga mau Putrinya terbuka. Kalau memang karena Mike, Keira pasti akan mengijinkan dengan catatan Mike yang nantinya menjaga Auryn.
Tapi mendengar Auryn yang akan pergi berdua dengan laki-laki yang bahkan tidak terlalu Keira dan Nicholas kenal, tentu membuat Keira khawatir.
Ia hanya ingin putrinya jujur.
"Auryn merindukan Mike, Mom." Ucap Auryn pelan. Bahkan nyaris terdengar seperti bisikan. "Maaf Auryn tidak bicara lebih dulu sama Mommy dan Daddy. Karena Mommy sama Daddy pasti tidak akan mengijinkan Auryn pergi tanpa Austin dan Marvel."
Keira mengangguk membenarkan. Karena kedua putranya itu lebih ia percaya untuk menjaga Auryn ketimbang laki-laki bernama Jackson yang memang teman sepermainan kedua putranya. Tapi itu tetap tidak membuat rasa khawatir Keira hilang.
Ia kemudian berjalan dan duduk di sebelah putrinya dan mengelus lembut kepala Auryn. "Itu karena kami menyayangimu, Ryn. Mommy dan Daddy akan lebih tenang kalau kedua kakakmu yang menjagamu disana."
"Tapi Auryn sudah besar." Protes Auryn.
"Tidak cukup besar untuk kami siap melepasmu pergi dengan orang asing. Bahkan sampai kapanpun, Mommy tidak akan mengijinkanmu hanya pergi berdua dengan laki-laki yang tidak kami kenal, Ryn." Ucap Keira berusaha mengubah pemikiran putrinya. "Kalau kau merindukan Mike, kau bisa telepon dia, atau video call. Lagipula, Mike bukannya tidak akan kembali, Ryn."
Auryn menggeleng. Matanya mulai terasa panas.
Telepon, Video call, itu akan terasa berbeda. Dan Mike memang akan kembali, tapi pertanyaan yang tidak bisa ditemukan jawabannya adalah, kapan?
Keira menarik Auryn kedalam pelukannya. Gadis kecilnya yang sempat membuatnya jantungan saat dilahirkan, kini sudah sebesar ini.
"Janji pada Mommy kalau kau akan menghubungi Mommy setiap hari, dan selalu membalas pesan Mommy?" Keira menghela nafas pasrah karena usahanya dirasa gagal. Putrinya sama keras kepala dengan dirinya. "Batas aman antara kau dan Jackson adalah 3 meter. Dan jangan biarkan Jackson masuk ke kamarmu, ataupun sebaliknya. Jangan menerima minuman dari siapapun, apalagi kalau segelnya sudah dirusak. Jangan menyentuh Minum-minuman keras dan jangan berkeliaran sendirian disana tanpa kawalan Jackson, karena itu sangat berbahaya. Paham?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Between the Line [#MFFS 2]
RomancePart 8 Keatas di PRIVATE! Follow agar bisa terus membaca. terima kasih ^^ Apa yang bisa dilakukan kalau cinta datang tanpa pemberitahuan? Apa yang bisa dilakukan kalau laki-laki yang selama ini menjaga dan melindungimu, laki-laki yang merupaka...