Michael's POV
Aku melangkahkan kakiku masuk kedalam Mansion begitu selesai menemui salah satu perwakilan HRD perusahaan percerakan Paman Darren untuk melakukan sesi wawancara.
Aku tidak sabar memberikan kabar baik kalau aku akan segera bekerja sebagai fotografer sebentar lagi. Setidaknya aku tidak benar-benar meninggalkan cita-citaku dan Hobbyku.
"Kau sudah kembali?" Aku menoleh dan mendapati wanita tercantik setelah Auryn, Peri penyelamat yang dikirim Tuhan kepadaku, dan Malaikat berhati emas yang menyandang gelar sebagai Ibuku sedang berdiri anggun di penghujung tangga lantai dua sambil tersenyum padaku.
"Hai, Mom." Sapaku sambil melebarkan senyumku. "Maaf tidak pamit sebelum pergi. Mommy mau kemana?"
"Kau sudah besar, Mike. Asalkan kau kembali lagi setelah pergi, Mommy tidak memusingkannya." Jawab Mommy sambil melangkah turun. "By the way, Auryn mencarimu tadi."
Mataku melebar dan menyorotkan binar kebahagiaan yang semakin bertambah. "Oh ya?"
Mommy terkekeh melihat reaksiku, ia mengedipkan sebelah matanya untuk menggodaku. "Kapan aku pernah berbohong?" Tanyanya. Aku tergelak.
"Baiklah, aku sebaiknya segera menemui-"
"A... a... a..." Langkahku terhenti ketika Mommy menggoyangkan jari telunjuknya di depan wajahku. "She's not here."
"Maksud Mom?" Aku mengernyit.
"Sepertinya Eleanor bilang dia keluar sejak pagi."
Aku tambah mengernyit. Eleanor adalah nama Asisten rumah tangga di Mansion ini.
"Sepertinya dia bilang kalau Auryn keluar setelah dijemput Jackson."
Perasaan bahagiaku mendadak menghilang berganti dengan sebuah percikan api yang membakar. Namun aku memasang wajah sedatar mungkin agar Mommy tidak mencurigai perubahanku. "Bukankah Auryn masih sakit?"
Mommy menggidikkan bahunya, "Auryn keluar saat tidak ada orang dirumah. Kau tahu, Alceo dan Austin sudah berangkat bersama Daddy sejak pagi, dan Mommy juga baru kebetulan kembali 30 menit yang lalu untuk mengambil kotak Make Upku yang tertinggal." Mommy menatapku sambil menjelaskan. "Kalau Mom tahu dia akan keluar, Sudah pasti akan Mom larang karena dia baru saja sembuh. Tapi berhubung kami tidak bertemu..." Mommy kembali menggidikkan bahu dan itu sama sekali tidak membantu.
Aku terdiam, sibuk dengan pemikiranku yang sedang menafsir percikan api di dadaku yang mendadak menghapus segala euforia disana.
"Kenapa? Kau cemburu?" Aku mengerjap dan terbelalak menatap Mommy.
"T-tidak." Jawabku yang malah terdengar berlawanan dengan apa yang kuucapkan.
Mommy tergelak dan menyikutku pelan, "Kalian tidak akan berhasil kalau Kau tidak jujur mengenai ikatan kalian, Mike. Karena bagi Auryn, kau adalah kakaknya."
Tentu saja aku tahu.
Kalau aku ingin hubunganku dan Auryn berhasil, aku harus memberitahu Auryn kalau kami bukan saudara kandung. Kalau kami bisa saling mencintai.
Tapi apa yang bisa kujanjikan setelahnya? Tidak ada.
Setidaknya aku ingin memiliki pemasukan tetap yang stabil terlebih dahulu baru memberitahu fakta mengejutkan itu.
Dengan begitu, aku juga bisa berani menghadapi Alceo dan Austin kalau-kalau mereka akan menendangku keluar dari keluarga Tyler.
Aku tidak bermaksud menjelekan, tapi untuk mereka berdua, kemungkinan itu sangat mungkin terjadi. Aku mengenal mereka sebaik aku mengenal Auryn. Aku yang menemani mereka sejak kecil. Dan aku tahu sifat keras kepala dan ambisi mereka yang tergolong besar meski keduanya memiliki cara berbeda salam mengekspresikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between the Line [#MFFS 2]
RomancePart 8 Keatas di PRIVATE! Follow agar bisa terus membaca. terima kasih ^^ Apa yang bisa dilakukan kalau cinta datang tanpa pemberitahuan? Apa yang bisa dilakukan kalau laki-laki yang selama ini menjaga dan melindungimu, laki-laki yang merupaka...