Perasaan Mike sedikit lebih ringan sekarang. Tubuhnya juga sudah enakan setelah beristirahat lagi sehabis mencurahkan isi hatinya pada Keira.
Yang perlu ia lakukan setelahnya adalah menemui Auryn dan meminta maaf. Dimaafkan atau tidak, Mike tidak tahu. Yang Mike tahu, Auryn sudah terlanjur ia sakiti.
Saat Mike keluar dari kamar tidurnya, Auryn juga melakukan hal yang sama hingga kehadiran keduanya yang bersama-sama itu cukup membuat mereka terkejut. Apalagi untuk Auryn. Kehadiran Mike dirumahnya sudah tidak pernah lagi terasa belakangan ini. Dan saat melihat laki-laki yang telah ia masukan kedalam daftar memori yang perlu di hilangkan berdiri tegap di tempatnya, Auryn tidak bisa mengeluarkan reaksi lain selain mengira kalau dirinya masih mabuk.
Reaksi yang sama juga dikeluarkan oleh Mike. Tapi Mike jelas sudah sadar kalau ia tidak sedang mabuk. Matanya menatap gadis itu lekat. Auryn terlihat berantakan. Rambut bergelombangnya tidak tertata rapi, sebagian ada yang mencuat keluar, dan ada juga yang mengembang. Bawah mata gadis itu ada lingkaran hitam yang cukup pekat dan bibirnya juga terlihat kering.
Mike semakin merasa bersalah saat memikirkan kalau dirinyalah penyebab kondisi itu pada Auryn.
"Auryn." Mike yang terlebih dulu sadar dari keterkejutannya.
Suara Mike barusan menyadarkan Auryn kalau dirinya tidak mabuk. Keberadaan Mike nyata dan itu bukan lagi halusinasi yang kepalanya hasilkan.
Sontak seluruh amarah, kekecewaan, dan kepedihan yang ia rasakan kemarin bermunculan. Auryn melupakan keinginannya untuk kebawah dan membuat cokelat hangat untuk melegakan tenggorokannya. Ia memilih untuk berbalik dan kembali masuk kedalam kamarnya dengan pintu yang terbanting keras di depan mata Mike yang berusaha mencegahnya.
Seribu kalipun kau memanggil namaku sekarang, aku tidak akan memaafkanmu. Auryn membatin sambil kembali membenamkan wajahnya kedalam bantal, meredam suara ketukan pintu dan suara Mike yang terus memanggilnya.
"Auryn, buka pintunya." Pinta Mike, masih mencoba mengetuk pintu kayu di depannya. Ia tidak menyangka kalau reaksi penolakan Auryn akan seperti ini. Itu sama artinya kalau Auryn tidak mau lagi melihatnya. "Auryn aku mohon." Pinta Mike lagi.
Tidak ada suara atau jawaban dari dalam membuat Mike semakin merasa bersalah.
"Biarkan Auryn sendiri dulu." Keira tiba-tiba muncul di belakang Mike. Keira mendengar suara dentuman yang kencang sehingga memutuskan untuk mengecek sumber suara itu, dan menemukan Mike sedang mencoba membujuk Auryn yang berada di balik pintu ini. "Gadis itu keras kepala. Kalau sudah tenang, dia akan keluar sendiri." Sambung Keira sambil menarik tangan Mike dari pintu kamar tidur Auryn.
"Auryn membenciku, Mom." Gumam Mike putus asa.
Keira tertawa kecil. "Gadis itu memang keras kepala, tapi Mom tidak tahu kalau kata benci pernah ada di kamusnya. Apalagi benci itu ditujukan untukmu yang selama ini selalh dipujanya." Goda Keira. Ia menepuk lengan Mike, "sudah, kita makan dulu. Kau sudah kehilangan banyak berat badanmu."
Mau tidak mau Mike menurut meski kakinya berat meninggalkan depan pintu Auryn. Gadis itu pasti juga baru bangun dan belum makan. Apa Auryn tidak lapar? Apa tadi Auryn keluar untuk makan? Atau...
"Mom, aku akan menyusulmu nanti." Mike melepas genggaman tangan Keira dan berlari ke dapur. Ia mengeluarkan gelas kesukaan Auryn juga sebungkus cokelat bubuk dan serbuk kayu manis. Mike sempat menyapa Eleanor yang menatapnya terkejut, namun Mike tidak fokus lagi pada pertanyaan wanita itu.
Begitu Susu cokelat khas buatannya selesai, Mike membawanya melewati meja makan dimana Keira menatapnya sambil tersenyum, menuju ke lantai dua. Mike meletakkan gelas itu di bawah lantai, tepat di depan pintu kamar Auryn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between the Line [#MFFS 2]
RomancePart 8 Keatas di PRIVATE! Follow agar bisa terus membaca. terima kasih ^^ Apa yang bisa dilakukan kalau cinta datang tanpa pemberitahuan? Apa yang bisa dilakukan kalau laki-laki yang selama ini menjaga dan melindungimu, laki-laki yang merupaka...