Auryn bergegas turun dari lantai dua menuju ke ruang tamu dimana asal keributan itu terdengar. Begitu ia sudah sampai di lantai satu, ia bisa melihat jelas keadaan ruang tamu yang sudah penuh dengan keluarganya juga Nenek, Kakek dan Neneknya Emily, dan Emily disana.
Begitu Ibunya menyadari keberadaan Auryn, mendadak suasana ruang tamu menjadi hening.
Peter yang di belakang Auryn menepuk pelan pundak gadis itu dan menyunggingkan senyum yang berharap bisa menenangkan Auryn saat ini.
"Auryn... kau baik-baik saja, sayang?" Tanya Keira hendak menghampiri Auryn, namun langsung terhenti begitu kakeknya, Peter menarik salah satu telinga Keira hingga wanita itu meringis.
"Before you touch my Granddaughter, i have to give you and your husband a lesson." Ucap Peter menarik Keir kearah suaminya, dan Peter melakukan hal yang sama kepada Nicholas, yaitu menjewernya. "Tidakkah kalian sadar kalau kekeras kepalaan kalian membuat mata cucuku jadi bengkak sekarang?"
"Peter, ada apa?" Tanya Neneknya, Via.
"Memberi pelajaran untuk mereka." Jawabnya santai.
"Dad! Lepas. Kau mempermalukan kami!" Gerutu Keira kesal.
"Sebenarnya ada apa ini?" Sahabat Kakeknya yang merupakan Kakek dari sepupunya, Emily, mengintrupsi.
Peter melepas jewerannya pada anak dan menantunya lalu berkacak pinggang. "Mereka sendiri yang menciptakan kekacauan ini. Sekarang, dengarkan apapun yang ingin Auryn katakan atau tanyakan." Peter beralih menatap Auryn yang masih terpaku ditempatnya.
Peter menghampiri Auryn dan memaksanya untuk berjalan dan berdiri di tengah ruang keluarga. "Jangan takut, Grandpa akan melindungimu." Ucap Peter tanpa sedetikpun meninggalkan Auryn lagi.
"Kau baik-baik saja, kan, Princess?" Tanya Nicholas.
Deg
Panggilan itu kembali menohok hatinya. Namun Auryn berusaha tenang dengan menarik nafas dalam lalu menghembuskannya lagi. Masih banyak yang harus diselesaikan selain kembali menangis karena ia bukan hanya ditipu Mike, tapi juga oleh kedua orangtuanya.
"Mom, Dad..." suara Auryn terdengar serak. Ia berdeham sambil terus menatap kedua orangtuanya. "Who is Mike?"
Keira dan Nicholas saling bertatapan. Entah apa yang mereka pikirkan hingga keduanya kompak menoleh kearah putra kembar mereka yang nampak tidak terkejut dengan pertanyaan Auryn. Kedua laki-laki itu malah menatap mereka seakan menanti jawaban. Termasuk Alceo yang mereka tahu kalau ia sudah tahu siapa Mike sebenarnya.
"Kenapa..."
"Jawab saja, Keira." Potong Peter sambil melipat tangan didepan dada.
Mudah saja untuk menjawab, tapi mereka sudah berjanji untuk tidak menjelaskan hal ini tanpa Mike.
Merasa kedua ortangtuanya tidak akan menjawab pertanyaannya, Auryn menambah pertanyaannya kemudian. "Apa benar Mike adalah kakak kandung kami?"
Alceo melirik kearah dua orangtuanya yang dirasa tidak akan menjawab dengan cepat tanpa berpikir konsekuensi dari jawaban mereka mengingat apa yang terjadi pada Alceo di kantor tadi, memutuskan untuk membantu orangtuanya menjawab.
Namun sebelum Alceo membuka suara, Austin terlebih dahulu mendahuluinya.
"Bukan, Ryn. Mike bukan saudara kandung kita." Ucap Austin membuat semua mata menoleh kepadanya. Tidak terkecuali kedua orangtuanya yang tidak kalah terkejut.
"Kau... sudah tahu?" Tanya Auryn terdengar seperti bisikan.
Austin mengangguk, menjawab Auryn serta tatapan bertanya orangtuanya yang tidak menyangka kalau Austin juga tahu masalah itu tanpa membombardir mereka seperti apa yang Alceo lakukan. "Aku sudah tahu sejak beberapa hari yang lalu. Saat Mike bicara dengan Mommy dan Daddy mengenai rencananya untuk meninggalkan keluarga Tyler." Jawab Austin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between the Line [#MFFS 2]
RomancePart 8 Keatas di PRIVATE! Follow agar bisa terus membaca. terima kasih ^^ Apa yang bisa dilakukan kalau cinta datang tanpa pemberitahuan? Apa yang bisa dilakukan kalau laki-laki yang selama ini menjaga dan melindungimu, laki-laki yang merupaka...