Seperti biasanya, Mike kembali kerumah minimalis itu menjelang tengah malam.
Sebenarnya ia tidak yakin kalau rencana Austin akan berjalan dengan lancar. Dirinya sendiri saja sudah beberapa hari belakangan ini selain menghindari Auryn, ia juga kerap menghindari Isabella.
Ia lebih memilih pura-pura tertidur kalau Isabella pulang, dan tetap sibuk saat Isabella akan berangkat pergi siang harinya. Dengan kata lain, Mike berlaku seakan dirinya hanya tinggal sendirian belakangan ini, bukan bersama ibunya.
Mike duduk di sofa, menunggu ibunya kembali yang tidak Mike ketahui kapan. Bisa sebentar lagi, bisa tengah malam nanti, atau bahkan bisa saja tidak kembali seperti beberapa hari yang lalu.
Di pandangnya map cokelat berisi lembaran kertas laporan Bank yang sengaja di print Mike, juga berkas lainnya yang -Mike tidak tahu bagaimana- Austin bisa palsukan. Hasil laboratorium DNA yang seharusnya keluar 2 minggu lagi,sengaja Austin buat kopiannya dengan hasil negatif untuk memancing Isabella. Austin berkata kalau masalah ini tidak bisa menunggu selama itu.
Semakin lama, akan semakin kusut. Itu yang Austin katakan saat Mike memandang ragu berkas palsu itu. Kalau memang kau anak kandung Isabella, Wanita itu pasti akan menyangkalnya, dan bersikeras meyakinkanmu kalau kau benar anaknya.
Dikatakan memang mudah. Kalau memang Isabella selicik yang mereka kira, pasti Isabella tanpa perlu di desak berkas palsu, akan tetap meyakinkan Mike kalau Mike benar anak kandungnya. Mike tidak mengerti jalan pikiran Austin yang rumit.
Bunyi deritan suara pintu terdengar, menandakan kalau Isabella yang ditunggunya sudah pulang. Mike menarik nafas dalam. Let the show... Begin! Batinnya.
Isabella berjalan melalui dirinya yang masih duduk di sofa, memandang televisi berlayar hitam di hadapannya. "Mom, can we talk for a second?"
"Mom lelah, Mike. Besok saja." Ujar Isabella lirih.
"Sekarang, Mom. Ini penting." Desak Mike.
Isabella mengerang kesal. Harinya sedang tidak baik hari ini semenjak Auryn menghampirinya. Tapi ia masih harus memasang topeng ibu yang baik di depan Mike. Ia berbalik, lalu tersenyum. "Ada apa?" Ia berjalan menghampiri Mike dan duduk di samping putranya.
Mike menggigir bibir dalamnya, kembali ragu akan rencana Austin. Teori yang menyatakan kalau bicara lebih mudah dari pada melakukan tentu sedang berlaku di sini.
"Ada apa?" Tanya Isabella lagi sedikit tidak sabaran. Ia sedang menahan gejolaknya yang ingin meledak di hadapan Mike yang tiba-tiba membisu.
Tanpa bicara, Mike menyerahkan amplop pertama kepada Isabella.
Isabella menerimanya dengan kernyitan di dahi. "Apa ini?" Tanyanya.
"Buka saja, Mom. Mom akan tahu." Jawab Mike singkat.
Isabella melakukan ucapan Mike. Ia membuka amplop itu dan kernyitannya yang tadi menghilang, matanya yang menyipit kemudian melebar. "I-ini... apa maksudmu memberikan Mommy ini?"
"Kartu yang Mom gunakan untuk berbelanja selama ini adalah milikku, Mom." Jawab Mike jujur. "Segala tagihan Hermes, Chanel, S.Feragamo, Prada yang Mom beli tapi tidak pernah kulihat di rumah ini, juga mobil Ducati dan Apartemen mewah di Las Vegas yang baru Mom beli tadi, semua ada disana. Setiap detail hari juga jam dan harga." Terang Mike datar. Jemarinya terkepal, ia terpaksa memblokir kartunya dan membuat laporan kehilangan untuk membatalkan transaksi gila itu. "Kenapa Mom melakukan itu?"
Isabella tidak menjawab pertanyaan Mike. Ia memasukkan kembali kertas itu kedalam amplop dan membantingnya ke meja. "Mom sedang tidak dalam suasana hati yang baik untuk membahas ini, Mike. Kita bicarakan besok." Elaknya seraya berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between the Line [#MFFS 2]
RomancePart 8 Keatas di PRIVATE! Follow agar bisa terus membaca. terima kasih ^^ Apa yang bisa dilakukan kalau cinta datang tanpa pemberitahuan? Apa yang bisa dilakukan kalau laki-laki yang selama ini menjaga dan melindungimu, laki-laki yang merupaka...