9. Hurt Each Other.

71.7K 5.5K 158
                                    

"Mike... Mike..."

Laki-laki muda yang sudah sejak 5 menit lalu di panggil, masih setia menatap datar kearah ponselnya.

Marco yang menyerang memanggil Mike, kemudian menatap Sophie yang duduk di sebelahnya, mengisyaratkan Sophie untuk memanggil Mike kembali ke alam nyata dengan gerakan dagunya.

Sophie menyunggingkan senyum kecil kearah Marco dan memutuskan untuk menyikut kecil pinggang Mike.

Pada sikutan ke dua, Mike mengerjap dan mengangkat wajahnya menatap seluruh peserta pecinta fotografi yang sedang menyantap makan malam bersama setelah seharian beraktivitas.

"Ya? Apa kita sudah akan kembali?" Tanya Mike yang mengundang tatapan bingung dan bertanya dari seluruh pasang mata.

Sophie menyunggingkan senyumnya dan berbisik kecil kearah Mike. "Marco sedang mengajakmu berbicara tadi."

"O-oh... Maaf, aku sedang..." ia menatap ponselnya yang kini sudah gelap, lalu menjejalkan benda kotak itu kedalam kantung jaket bombernya. "Apa yang ku lewatkan?"

Marco nampak hendak bertanya lebih lanjut terkait keanehan temannya itu, tapi sebagai ketua kelompok dari perkunpulan ini, tidak berarti serta merta bisa membuat Marco mencampuri urusan pribadi anggotanya. Jadi Marco hanya menghela nafasnya dan mengulang ucapannya yang tadi di abaikan oleh Mike.

"Well, Logan memberi masukan, -which is i think it's a good idea. Setelah Cuba, bagaimana kalau kita mengejar Aurora Borealis?"

Mike mengangkat alisnya, "Iceland?"

Marco mengangguk antusias dan menatap Logan yang tak kalah antusias. "Samuel berkata kalau ia memiliki kenalan yang bisa menyediakan penginapan untuk kita disana. Bagaimana? Kau mau ikut?"

"Kapan?" Tanya Mike.

"Karena kita masih akan berada di Cuba untuk tiga hari kedepan, jadi kita masih bisa mengejar fenomena alam itu sebelum April berakhir."

"Tiga hari lagi??" Mata Mike melebar.

Marco mengangguk, "Ya, atau kita harus menunggu bulan Agustus lagi untuk mengejarnya. Menurutku, selagi kita memang sedang menentukan destinasi selanjutnya, kenapa tidak kita pergi ke iceland saja sekalian?"

"Marco benar. Lagipula ini bisa menjadi kenangan kalian, kan?" Logan menambahkan sambil menatap Mike dan Sophie bergantian. "Siapa tahu bulan agustus nanti, kalian sudah menikah?" Ia tertawa puas menggoda kedua anak manusia itu yang memasang senyum tipis.

"T-tapi sepertinya ini terlalu mendadak, Marco." Ujar Sophie sambil melirik Mike. "Mungkin saja Mike ada keperluan lain? Lagipula kurasa kami sudah terlalu lama pergi dari keluarga kami."

"Ayolah, Mike, Soph. Kesempatan tidak akan datang dua kali. Kapan lagi kalian bisa melihat fenomena itu bersama kami?" Ujar Samuel sambil terkekeh.

"Tapi, Sam..."

"Aku ikut." Ujar Mike memotong ucapan Sophie. Sophie menatap Mike dengan matanya yang melebar, "Sam benar, Soph. Kapan lagi kita bisa pergi bersama-sama, kan?"

Entah kenapa Sophie merasa kalau Mike tengah memaksakan dirinya sekarang.

"Tapi biaya penginapan, Sam yang menanggung, kan?" Canda Mike yang kemudian tertawa.

Sophie tidak ikut tertawa bersama mereka, melainkan ia hanya menatap Mike dengan tatapan sedih.

Sophie merasa seharian ini Mike terlihat berbeda. Ia lebih banyak melamun menatap ponselnya dari pada mengambil gambar seperti biasanya.

Between the Line [#MFFS 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang