1. Speak Out!

115K 7.9K 190
                                    

"Ryn! Any plan for tonight?"

Auryn menoleh malas kesumber suara yang barusan memanggilnya dengan lantang begitu ia baru menjejakkan kaki di lapangan kampusnya.

Seorang laki-laki yang merupakan seniornya tengah berlari kecil menghampiri dirinya.

Sapuan angin musim dingin kota LA nampak tidak menyurutkan semangat laki-laki itu untuk berlari. Bahkan Auryn yang berjalan sambil menjejalkan tangannya ke dalam jaket tebalnya saja sudah menggigil melihat aksi laki-laki itu.

"Gak bisa, malam ini ada acara ulang tahun Kakekku yang ke-70." Jawab Auryn datar begitu laki-laki itu berhasil mensejajarkan langkah dengannya.

Laki-laki itu tertawa kecil dan dengan santainya merangkul bahu Auryn. Auryn menggoyang kecil bahunya untuk menurunkan rangkulan tersebut, namun gagal. Auryn bisa saja menepis lengan tersebut, tapi ditengah cuaca dingin seperti ini, Auryn lebih memilih menghangatkan kedua tangannya di dalam jaket daripada kedinginan saat menepis tangan laki-laki di sebelahnya.

"Minggu lalu, kamu juga bilang alasan yang sama, Ryn." Ujar laki-laki itu bermaksud menggoda Auryn. "Begitu juga minggu-minggu sebelumnya. Kakekmu ada berapa sebenarnya?" Laki-laki itu terkekeh saat melihat Auryn memutar bola matanya malas.

"Malam ini, aku jemput kamu jam 7. Aku mau ajak kamu makan malam." Ujar laki-laki itu.

"Aku gak pernah bilang ada waktu luang."

"Aku gak butuh penolakan bohongan lagi." Goda laki-laki itu membuat Auryn menghela nafas kesal.

"Marvel akan membunuh kamu."

"Aku siap mati demi kamu." Balas laki-laki itu cepat.

Auryn menatap tajam laki-laki gila di sampingnya dengan ekor matanya. Sebutan apa lagi yang pantas untuk orang yang baru mengatakan rela mati demi orang yang bukan siapa-siapanya?

Laki-laki itu hanya nyengir sebagai balasan tatapan tajam Auryn.

Kalau mau dikatakan, laki-laki ini tampan. Meski masih lebih tampan Kedua kakak kembar Auryn, Alceo dan Austin yang merupakan most wanted di kampusnya, Laki-laki di sebelahnya ini juga lumayan tampan.

Jackson Colton tidak pernah berhenti menggoda bungsu dari Tyler bersaudara ini hingga ia mendapatkan apa yang ia inginkan.

Namun Auryn juga tidak pernah berhenti menolak Jackson Colton, karena selain Jackson adalah sahabat dari kedua kembarannya, Jackson juga adalah seorang playboy yang cukup terkenal selain Alceo.

Tidak ada playboy yang tidak akan menyakiti hati. Meski itu Alceo sekalipun.

Jujur saja, Auryn paling tidak menyukai sifat yang satu itu. Ia kerap memprotes pada Alceo untuk berhenti mempermainkan perasaan wanita tapi protesan itu hanya dianggap sebagai angin lalu.

Untung saja yang seperti itu hanya ada satu di keluarganya. Dan yang lebih untung mungkin adalah, Mike-nya tidak seperti itu.

Auryn tertawa kecil sambil menggeleng, bagaimana mungkin ia menyebut Mike sebagai miliknya?

"Kamu tertawa, aku anggap itu sebagai jawaban. Malam ini aku jemput kamu jam 7 malam." Auryn seketika bangun dari lamunannya yang memikirkan Mike, dan mengerjap berkali-kali.

"Hah?"

"See you tonight, Sweetheart!" Jackson dengan kurang ajarnya mengecup pipi Auryn dengan kilat dan langsung melesat kabur dari pandangan Auryn sebelum ia memprotes.

Andai hal barusan dilihat oleh Alceo maupun Austin, bisa dipastikan kalau Jackson hanya akan bisa bernafas sampai nanti malam.

Drrt... drrt...

Between the Line [#MFFS 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang