31. Gold-Digger?

43.2K 4.6K 212
                                    

"Dirumah Grandpa? Baiklah kalau begitu. Iya, Mom. Aku akan mengabari Alceo. Kami akan segera kembali. Jangan khawatir lagi, Mom." Austin mematikan panggilan dan menoleh menatap kembarannya yang masih memasang wajah kuyu lantaran Keira selama satu jam belakangan hanya menghubungi Austin, bukan Alceo.

Alceo semakin merasa bersalah atas perbuatannya.

Sebentar lagi aku juga akan mendapat perlakuan yang sama, Vel. Batin Austin tidak tenang sama sekali.

"Auryn ada di rumah Grandpa?" Tanya Alceo tanpa menoleh dari jalanan.

"Ya, grandpa bilang untuk membiarkan Auryn bermalam disana hari ini, kau sudah tidak perlu khawatir." Jawab Austin menyampaikan apa yang ibunya katakan tadi. "Kuharap Grandpa masih mau menampung satu atau dua orang lagi." Alceo menoleh dan menautkan kedua alisnya seakan tersindir akan ucapan Austin barusan. Austin terkekeh, "bukan hanya untukmu. Aku juga merasa akan diusir kalau sampai tahu aku yang menyebabkan Mike memilih pergi dari rumah. Kesalahanku lebih fatal darimu."

Alceo menghela nafas, "Apa sebaiknya kita langsung ke Apartemen Grandpa saja?"

"Jangan gila. Mommy dan Daddy pasti lebih memerlukan kita sebelum memutuskan untuk menendang kita keluar karena membangkang." Ujar Austin. Ia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi satu orang lagi yang masih mencari Auryn selain mereka. "Jack, Auryn sudah ditemukan. Ya... dia ada di Apartemen Grandpa kami. Tidak perlu khawatir."

Alceo melirik kearah kembarannya. Berapa kali laki-laki itu bilang untuk tidak khawatir? Wajahnya saja sudah sepucat kambing yang akan di sembelih. Sepertinya ucapan itu lebih tepat ditujukan padanya.

Mobil yang Alceo bawa baru akan melewati daerah Hollywood saat matanya menangkap satu sosok yang ia kenal. Seseorang yang menyebabkan kekacauan ini, mungkin?

Ia menekan pedal remnya mendadak yang mungkin saja bisa menimbulkan kecelakaan kalau mobil dibelakangnya tidak dengan sigap ikut menginjak pedal yang sama tepat waktu meski diwarnai dengan suara klakson sebagai bentuk protes akibat berhenti tanpa pemberitahuan seperti itu.

Austin yang masih bicara di telepon terkejut dan langsung menatap Alceo, "Kau gila?!" Suara Austin teredam suara klakson mobil yang masih kesal di belakang mereka.

Alceo tidak peduli. Ia masih memperhatikan sosok yang berada di depannya, mengeratkan pegangannya di setir mobil, mengeraskan rahangnya sebelum otaknya berjalan dan mengambil ponsel untuk memotret apa yang ia lihat.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Austin yang sudah mematikan panggilan teleponnya. Alceo memasukan lagi ponselnya kedalam saku dan tangannya menunjuk ke arah yang ia lihat dari tadi.

"Kau lihat perempuan itu?" Tanya Alceo.

"Yang mana? Ada banyak perempuan berlalu lalang Marvel!" Gerutu Austin.

"Yang memakai dress berwarna biru." Sambung Alceo.

Austin menghela nafas dan memutar bola matanya malas. "Kita sedang menghadapi masalah yang lebih rumit, Vel. Jangan buat masalah lebih rumit dengan mendapati salah satu pacarmu selingkuh disini!" Sindir Austin yang langsung mendapat toyoran dari Alceo.

"Buka mata! Aku tidak akan memacari wanita tua seperti dirinya!!! Itu wanita yang datang ke kantor dan mengaku sebagai ibu Mike." Omel Alceo kesal. "Kau gila mengira aku cemburu melihat salah satu pacarku berselingkuh?! Mereka tidak akan pernah memiliki niat melakukan hal itu!"

Austin terbelalak dan seketika mengikuti arah yang ditunjuk Alceo. "Wanita yang mengaku ibunya Mike?"  Gumamnya tidak mempedulikan ucapan Alceo setelahnya. "Yang mana?"

"Yang memakai Dress biru terang." Alceo masih tidak melepas pandangannya dari wanita yang tadi pagi di temuinya dan menyebabkan masalah pertengkarannya dengan kedua orang tuanya. Wanita sialan itu tidak sama sekali merasa bersalah dan sekarang malah menempel manja dengan laki-laki bertubuh gempal yang ditebak Alceo adalah pengusaha.

Pantas barang-barang wanita itu terlihat berkelas, dan pakaiannya juga terlihat tidak seperti wanita baik-baik. Ia lebih terlihat seperti wanita simpanan para pejabat kelas kakap.

"Yang memakai tas ransel?"

"Bodoh! Wanita!!! Bukan anak balita!" Seru Alceo gemas.

"Hei, disana banyak yang memakai dress berwarna Biru!" Gerutu Austin tidak terima.

Alceo yang sudah kepalang kesal, memutuskan untuk kembali melajukan mobilnya, bergerak melewati wanita menjijikan itu dan menepi di dekatnya.

Beruntung kaca mobil mereka gelap, dan atap mobil sedang dipasang sekarang. Alceo jamin kalau wanita itu pasti mengingat wajahnya yang dikira anaknya tadi.

"Wanita itu. Yang menenteng tas Hermes silver, dan bergelayut manja dengan dugong berwajah mesum." Ucap Alceo menggambarkan situasi sekitar wanita itu.

"Cara penggambaran yang bagus, Marvel. Kau sangat tidak berbakat menjadi rekan seorang detektif." Sindir Austin tanpa menatap Alceo. Ia masih sibuk mencari sosok yang dimaksud Alceo kemudian ia mengernyit begitu melihat sosok yang mendekati penggambaran kembarannya.

"Itu?" Tanyanya sambil menunjuk kearah wanita dan pria yang baru akan melewati mobil mereka.

Alceo mengangguk membenarkan, dan berbalik ditoyor oleh kembarannya.

"Itu warna Turquoise, bodoh!"

"Hei! Aku tidak peduli apa namanya! Yang penting itu biru! Dan jangan membahas hal yang tidak penting, Austin!" Gerutu Alceo tidak terima.

Austin mengangguk setuju. Meski kecuekan kembarannya membuatnya gemas, tapi akhirnya ia kembali memperhatikan wanita itu lamat-lamat.

"Dia wanita yang mengaku sebagai ibu Mike?" Tanya Austin yang dibenarkan oleh Alceo. "Kau yakin?"

"Sangat yakin. Dia sempat mengira aku adalah anaknya, jadi aku bisa melihat jelas wajahnya. Dan tatapan menilainya itu, ditambah busana yang ia kenakan serta senyum menyebalkannya itu... aku tidak berani berkesimpulan sampai sekarang kalau wanita itu bukan wanita dari kalangan yang 'baik'."

Austin menoleh, "Maksudmu? Kau berpikir kalau selain anak adopsi, Mike kemungkinan juga anak haram? Atau... sifat gold-digger wanita itu yang mencemaskanmu?"

Alceo tidak menjawab, melainkan hanya menatap kembarannya, berharap kembarannya yang lebih rasional dapat menyanggah dan menentukan pemikirannya.

Austin membalas tatapan Alceo, ia berpikir, tapi ia takut salah langkah lagi. Kali ini ia tidak boleh gegabah.

"Kau sudah memotretnya, kan? Lebih baik kita selidiki dulu. Jangan lakukan apapun selain melindungi Auryn dan keluarga kita sebaik yang kita bisa. Kalau memang wanita itu memiliki maksud lain dengan mencari Mike sekarang selain bertanggung jawab atas perbuatannya, kau tahu apa yang harus kau lakukan." Putus Austin. "Sementara itu, kita juga harus mencari Mike dan memastikan kalau Mike... masih satu perahu dengan Tyler."

"Kurasa begitu lebih baik." Ucap Alceo sambil menggeser persenelingnya dan melajukan lagi mobil Sport itu melewati keramaian jalan Hollywood.

***

Tbc

That's all for today ya... besok lagi :p

Yang menanti miryn, SOON akan ada adegan manis kok 😉

Between the Line [#MFFS 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang