16. Disappointment (1)

51K 5K 41
                                    

Auryn membuka matanya, menatap datar dada telanjang yang berada di pelukannya dengan pikiran bercabang.

Ia bisa mendengar debaran jantung Mike dari posisinya. Betapa bahagia semudah ini kalau setiap hari Auryn bisa memeluk Mike setiap mau tidur.

Sepertinya sakit Auryn juga sebagian besar di akibatkan karena kerinduan membuncah untuk Mike.

Buktinya, Auryn merasa baik-baik saja semenjak Mike pulang dan merawatnya. Apalagi Mike sekarang menemaninya tidur, seperti bagaimana dulu mereka selalu menghabiskan waktu bersama.

Auryn mengadah, menatap wajah tampan Mike yang sedang memejamkan matanya. Tangan kokohnya melingkar sempurna memeluk tubuh Auryn.

It's Crazy, but i love my brother. Auryn membatin. Ia menyunggingkan sedikit senyumnya, yang hilang secepat kedipan mata.

Auryn kembali membenarkan letak kepalanya, menatap dada telanjang Mike lagi dan hendak memejamkan matanya ketika ia mendengar suara Mike.

"Tidak bisa tidur, Princess?"

Auryn mengadah kembali dan kali ini Mike sudah membuka matanya, tersenyum kepada gadis itu.

"Kau membutuhkan sesuatu?" Tanya Mike lagi.

Auryn mengerjap dua kali lalu menggeleng. "Mungkin aku terlalu banyak tidur seharian ini, jadi aku tidak begitu mengantuk." Jawab Auryn jujur.

Mike menguap dan merentangkan tangannya. Pergerakan dada Mike sontak membuat Auryn yang berada di atas dadanya ikut naik dan gadis itu terkekeh. Mike lalu kembali melingkarkan tangannya di tubuh Auryn, "baiklah, aku akan menemanimu bicara sampai kau mengantuk."

Auryn terkekeh, "Kau sudah mengantuk."

"Kau belum." Jawab Mike santai. "Bagaimana kuliahmu?"

"Membosankan." Jawab Auryn. Ia memberengut kesal mengingat liburannya sisa sedikit dan ia harus kembali ke ruangan yang menurutnya seperti neraka itu untuk beberapa bulan kedepan. "Apa tidak ada topik yang lebih menyebalkan lagi?" Sinis Auryn mengundang gelak tawa Mike.

Mike membelai lembut rambut Auryn dan mengangguk, "Baiklah. Topik apa yang tidak akan membuatmu kesal? Let's see..." Mike berpikir sambil menatap langit-langit, mencoba mencari topik yang aman.

"Are you ok, Mike?" Tanya Auryn tiba-tiba. Mike langsung menunduk menatap mata Auryn dengan tatapan bertanya.

Mike terkekeh, "aku baik-baik saja. Kenapa aku harus tidak baik-baik saja, hm?" Auryn baru akan kembali membuka suaranya, namun Mike dengan cepat menyela. "Kalau maksudmu bertanya seperti itu adalah mengenai hubunganku dan Sophie, aku baik-baik saja. Meski..." Meski aku merasa sangat bersalah pada Sophie. Mike tidak dapat mengatakan itu, jadi Mike hanya tersenyum setelah menghela nafasnya, "Semua sudah berlalu, Ryn."

Auryn kecewa mendengar helaan nafas Mike yang dirasanya seperti suara ketidak relaan. Dan senyuman Mike, terasa seperti dipaksakan.

Auryn kembali menunduk. Tidak mau lagi menatap mata Hazel yang mengganggu detak jantungnya untuk bekerja normal.

"Apa karena kehadiranku di Cuba?" Tanya Auryn setelah diam beberapa saat.

Auryn bisa merasakan tubuh Mike sedikit menegang sebelum mendengar helaan nafas dan kekehan yang terdengar seperti di buat-buat oleh Mike sebelum laki-laki itu menjawab, "kenapa kau berpikir begitu?"

Karena hubungan kalian berakhir setelah aku pulang dari Cuba. Setelah Kau menemaniku semalaman dan meninggalkan Sophie sendirian dalam keadaan sakit. Tapi Auryn tidak mengatakannya. Menurutnya, terlalu aneh kalau kehadirannya di Cuba dan putusnya hubungan mereka setelah Mike mengatakan mengenai rencana pernikahannya itu hanya sebuah Kebetulan.

"Jangan berpikir macam-macam. Putusnya hubungan kami tidak ada hubungannya dengan kedatanganmu ke Cuba." Ucap Mike sama sekali tidak menenangkan Auryn. "Sophie memutuskanku karena memang... karena memang Sophie pantas untuk bahagia. Namun bukan bersamaku."

Auryn mengernyit dan mendongak, "Sophie yang memutuskanmu?" Matanya membulat tidak percaya.

Mike menyunggingkan senyumnya dan mengangguk.

Ada apa ini? Auryn menatap mata Mike, mencari kebohongan di mata Hazel itu. Mike tidak pernah berbohong padaku. Tapi...

"Ya, Sophie memutuskanku." Mike terkekeh, masih tidak menyadari tatapan selidik Auryn. "Bukankah aku menyedihkan?"

Auryn tidak menjawab. Sophie bilang kalau berpisah adalah keputusan bersama karena masih banyak yang harus dipikirkan sebelum menikah. Tapi kenapa Mike berkata hal sebaliknya? Kalau yang memutuskan adalah Sophie karena Sophie pantas berbahagia namun bukan dengannya? Auryn mengernyit samar sambil terus meneliti mata Hazel milik Mike.

Sebenarnya siapa yang sedang berbohong? Dan apa yang sedang mereka tutupi? Auryn kembali membatin. Tatapannya intens membuat Mike salah tingkah ditatapi terus.

"Kalau kau terus menatapku seperti itu, kau malah membuatku takut, Princess." Mike berusaha bercanda, namun Auryn tetap pada wajah datarnya seakan tidak mendengar candaan Mike. "Kalau kau mencemaskan hal yang tidak-tidak lagi, percayalah kalau aku baik-baik saja. Kami berpisah secara baik-baik." Meski aku memang masih sangat amat merasa bersalah.

"Jawab jujur pertanyaanku, Mike." Auryn menatap dalam mata Mike tanpa mengubah air mukanya yang masih hanyut dengan pikirannya yang bercabang. "Kenapa Sophie memutuskan hubungan kalian?" Tanyanya lebih serius.

Karena aku tidak bisa memberikannya hatiku yang sudah kutitipkan padamu. Karena aku mencintaimu, bukan Sophie.

Auryn menanti dengan nafas yang tertahan. Ia mengharapkan jawaban yang sama seperti apa yang ia dengar dari Sophie, kalau masih banyak yang harus mereka pikirkan sebelum menikah. Bukan hanya sekedar Sophie pantas bahagia bukan bersamanya yang terdengar seperti sebaris kalimat putus asa.

Namun harapan Auryn yang mudah itu ternyata terlalu sulit terkabul. Bahkan mendengar rentetan kalimat putus asa Mike tadi terdengar lebih memuaskan daripada jawabannya yang sekarang.

"Karena aku mencintai orang lain." Jawab Mike. Mata Hazel itu membalas tatapan Mata Auryn dengan tegas.

***

TBC

Masih akan update lagi! Tunggu sebentar ya 😉

Between the Line [#MFFS 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang